AWAS! Monyet Galang Bisa Sebar Virus, Pulau Galang Jadi RS Khusus Corona Virus
BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pemerintah kian mantap menetapkan Pulau Galang, sebagai Rumah Sakit Khusus observasi penyakit menular, termasuk Virus Corona (COVID-19) di Pulau Galang, Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang, sekitar 45 km dari Kota Batam, Kepulauan Riau.
Kepastian ini ditegaskan pemerintah saat Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, berkunjung ke kawasan ini, Rabu (4/3/2020) siang.
Proyek akan terealisasi dalam tempo 30 hari. Seribu ranjang pasien observasi dan 50 unit ruang isolasi khusus, akan dibangun di sekitar Kamp Eks Pengungsi Vietnam, yang dibangun lembaga penanganan pengungsi PBB, United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) tahun 1979 silam.
Sejauh ini, Pemerintah Provinsi Kepri dan Kota Batam mendukung rencana baik ini.
Namun, di lapangan, sekitar 665 warga dari Kampung Sijantung, di sekitar area proyek khawatir inisiatif sektor kesehatan dan ketahanan negara ini, akan mengganggu sumber mata pencaharian mereka.
Organisasi pemuda tempatan bahkan punya ketakutan spesifik.
Mereka khawatir ribuan monyet liar di sekitar hutan Pulau Galang, akan jadi medium penyebar virus kepada warga sekitar.
“Kalau pasien bisa dikontrol, bisa diisolasi. Tapi kalau monyet liar Galang, bisa tak.. (dikontrol)?” kata Zulfikal Bulang SH (27), Pemuda Pesisir Batam Rempang dan Galang (Barelang), kepada Tribun, Rabu (4/3/2020).
• MENGENAL RS Bekas Ex Camp Vietnam di Galang Batam yang Bakal Disulap Jadi RS Khusus Corona
Sekitar 0,9 km dari kawasan eks Kamp Vietnam, ada pemukiman warga tempatan, Kampung Sijantung. Ada sekitar 197 Kepala Keluarga, dan 660 orang yang hidup di sekitar kampung ini.
Kepala Kelurahan Sijantung, Kecamatan Galang, Bahtera kepada Tribun, Rabu (04/03/2020), juga mengaku khawatir.
Sekadar diketahui, akhir pekan lalu, laboratorium kesehatan Amerika, US National Institutes of Health (NIH), melansir bahwa monyet termasuk salah satu binatang yang paling rentan terhadap virus ini.
Dilansir Daily Mail, Senin (24/2 lalu), mengkonfirmasikan sekitar 8 dari 24 ekor monyet ekor panjang, dilaporkan meninggal dunia, setelah “jadi binatang uji coba’ penyebaran virus COVID-19 ini.
Peneliti bio medik dari laboraturium di dunia, memang kerap menjadikan monyet, tikus, dan bindatang primata lain, sebagai ‘Kelinci Percobaan” efektifitas vaksin atau obat penangkal virus.
Pengusaha Khawatir
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Batam, Rafki Rasyid mengungkapkan keresahannya terkait rencana pembangunan Rumah Sakit (RS) khusus Corona di Galang Batam.
Dia mencemaskan, kebijakan itu bisa menimbulkan keresahan di kalangan dunia usaha Batam.
Walaupun letaknya jauh dari pemukiman namun tentunya masih dalam wilayah Batam dan akan ada interaksi dengan wilayah berpenduduk di Batam.
"Investor di Batam cukup sensitif dengan isu semacam ini. Jadi kita khawatirkan akan membuat investor yang ada di Batam ketakutan sehingga bisa saja memutuskan untuk memindahkan investasinya ke daerah lain atau negara lain," ujar Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Batam, Rafki Rasyid, Rabu (4/3).
Pihaknya berharap rencana pendirian RS khusus Corona di Batam ini dievaluasi lagi dengan meminta masukan dari masyarakat dan dunia usaha yang ada di Batam.
Dia meminta pemerintah tidak tergesa-gesa dan terkesan reaktif dan seolah meniru China mendirikan RS sendiri.
"Untuk di China saja RS khusus Corona sudah ditutup karena sembuhnya pasien yang dirawat di sana. Jangan sampai pemerintah ikut latah mendirikan RS khusus Corona di Batam nantinya tidak akan terpakai dan terkesan mubazir," tegasnya.
Lebih baik, pemerintah meningkatkan kemampuan RS rujukan yang sudah ada untuk menangani Corona ketimbang mendirikan RS baru khusus Corona.
Karena dalam jangka panjang harus yakin virus ini bukanlah ancaman yang serius lagi.
Update Kasus
Setelah terkonfirmasi 2 warga Depok, Tangerang, Banten, positif COVID19, Indonesia memasuki fasek ketakutan baru.
Indonesia adalah negara pandemi ke-53 yang mengkonfirmasi kasus ini.
Negara pandemi virus ini meningkat dua kali lipat dalam 30 hari terakhir. Februari otoritas NHC China, WHO dan realtime update dari South China Morning Post (SCMP), hanya ada 25 negara.
Hingga pukul 19.30 WIB, Rabu (4/3), ada 90,888 total kasus global terkonfirmasi. Jumlah yang meninggal 3,116 orang.
Sedangkan yang dilaporkan sembuh dan masih dalam pengawasan ketat otoritas kesehatan negara, sudah menembus angka 48,002 kasus.
Jumlah pasien sehat dari 74 negara (1 kapal pesiar di Jepang ini juga menjadi 52,81 %.
Virus ini mayoritas masih endemik di Wuhan dan China Daratan 78,824 (86,7 %).
Sedangkan yang dinyatakan status kritis 7.086 pasien atau 7,79 %, dan masih diobservasi 32.684 pasien (35,96%).
Masih Rencana
Panglima TNI berharap rencana rehabilitasi rumah sakit ini segera dimulai Sehingga nantinya lokasi tersebut dapat segera difungsikan jika ada warga negara Indonesia yang positif terinfeksi virus corona.
Hadi mengatakan pulau yang menjadi bekas pengungsian Vietnam tersebut dipilih karena lokasinya dekat dari luar maupun dalam negeri.
Sehingga apabila ada warga negara Indonesia (WNI) yang terinfeksi dapat segera dilakukan observasi.
"Apabila ada WNI dari luar negeri maupun dalam negeri yang terinfeksi atau harus melakukan observasi kapanpun saja itu bisa langsung ke sini dengan alasan bandara Batam lebih dekat," ujar Hadi di Pulau Galang, Kepulauan Riau, Rabu (4/3/2020).
Dia juga menyebut Bandara Hang Nadim Batam sendiri tergolong dekat dengan Pulau Galang.
Perjalanan antara kedua lokasi tersebut dapat ditempuh dalam waktu 1 jam 15 menit.
Tak hanya itu, kata Hadi, bandara tersebut dapat digunakan untuk mendarat oleh pesawat kecil maupun pesawat yang berbadan lebar.
Dari sisi fasilitas, Hadi menyebut sudah tercukupi dengan adanya air dan listrik. Menurutnya itu sudah cukup untuk melengkapi renovasi rumah sakit di Pulau Galang ke depannya.
"Jarak dari Batam airport menuju pulau Galang ini hanya satu jam 15 menit, sehingga lebih dekat. Dan bisa didarati pesawat kecil maupun pesawat berbadan lebar," jelas Hadi.
"Fasilitas di sini juga sudah memenuhi di antaranya adalah air, listrik, dan rencana ke depan akan kami perbaiki rumah sakit yang sudah ada," katanya.
Panglima dan rombongan meninjau lahan eks camp Vietnam yang rencananya akan digunakan sebagai tempat observasi bagi pasien terduga virus corona.
Pantauan Tribunnews.com, perjalanan menuju Pulau Galang sendiri membutuhkan waktu satu jam perjalanan via darat dari Bandara Hang Nadim Batam.
Dari jalan raya, rombongan Panglima TNI dan Menteri PUPR kemudian berbelok ke kiri. Terlihat sebuah gapura bertuliskan 'Kawasan Wisata P. Galang (Ex Camp Vietnam)'.
Jalanan yang tersedia di kawasan ini hanya dapat dilalui oleh satu mobil. Sehingga jalur di kawasan ini dibuat secara memutar.
Pemandangan umum di kawasan ini tak lain adalah pepohonan rimbun yang menyerupai hutan di kanan dan kiri jalan yang sudah teraspal tersebut.
Dalam kunjungan ini, Hadi dan Basuki sempat berhenti setidaknya dua kali.
Pertama di kawasan museum, di mana terdapat bangunan dua lantai dengan lantai bawah ada dua ruangan menyerupai penjara.
Sementara pemberhentian kedua dilakukan di bangunan-bangunan terbengkalai yang nantinya direncanakan akan direnovasi menjadi rumah sakit khusus. (Tribunnews/lam/kdk/res/zil/Jyes)