Disebutkan, almarhum memang sudah didera penyakit Sindrom mielodisplasia (MDS) sumsum tulang belakang, infeksi jantung dan paru-paru sehingga membuat gejalanya terlihat mirip dengan covid-19.
MAKASSAR, TRIBUN-BATAM.Id -- Makam Doktorandus Abdul Rasyid Enjang Lanta (62), dijadwalkan dibongkar pihak keluarga untuk selanjutkan dipindahkan ke kampung halaman, Barru.
Tujuh hari lalu, Selasa (7/4/2020) almarhum meninggal dunia di RS Awal Bross, Kota Makassar, dengan status positif Corona Virus.
Belakangan setelah keluar hasil uji laboratorium, jasad Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah Partai Berkarya ini ternyata negatif atau tidak terjangkit virus Corona.
Selama sepekan juga, pihak keluarga, kerabat, dan sahabat almarhum di Makassar, Gowa, Barru, dan daerahnya lainnya merasa terkucilkan dari masyarakat.
• UPDATE Data Kasus Corona di Indonesia Hingga Rabu (15/4) Siang; Bertambah 297, Total 5.136, Sembuh
• Wabah Covid-19 Berakhir, Rumah Sakit Darurat Corona di Wuhan Ditutup, 1 Pasien Terakhir Dipindahkan
Dari hasil pemeriksaan tim kesehatan terpadu Sulsel, Rasyid yang juga pensiunan dosen UIN Alauddin Makassar ini meninggal dunia karena komplikasi penyakit, yang didera dua tahun terakhir.,
“Kini proses pemindahan jenazah Abba, kita menunggu persetujuan dari pihak terkait,” kata Dr Halim Muharram, keponakan almarhum kepada Tribun, Rabu (15/4/2020).
Pihak terkait yang dimaksud adalah Yayasan Pengelola Kompleks Makam Pemrov Sulsel, di Samata, Gowa.
Disebutkan, almarhum memang sudah didera penyakit Sindrom mielodisplasia (MDS) sumsum tulang belakang, infeksi jantung dan paru-paru sehingga membuat gejalanya terlihat mirip dengan covid-19.
Gejala medis itulah yang membuat tim dokter, mendiagnoas positif. “ apalagi sebelumnya beliau dari perjalanan dinas ke Jakarta sehingga rumah sakit mengeluarkan status PDP (pasien dalam pengawasan).”
Sebelumnya, di rumah sakit swasta di Jl Urip Sumiharjo itu, dirawat dengan status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) virus Corona.
Jenazahnya pun dimakamkan sesuai protokol pasien positif virus Corona.
Kini virus pandemi global ini sudah menular ke 201 negara, dengan korban 1,97 juta, per hari ini.
Usai dimandikan, dishalati, Jenazahnya di-wrapping plastik kedap udara. Disemprot cairan disinfektan.
Pengurus jazadnya berpakaian hamzat lengkap, laiknya tenaga medis Laboraturium Covid-19.
Pihak dokter dan Tim Penaggulangan Covid-19 di Sulsel pun memutuskan jenazahnya dimakaman di Komplek Pemakaman Khusus pasien positiv Covid-19, di Macanda, Samata, Gowa, sekitar 17.5 km sebelah timur Makassar, Ibu Kota Provinsi Sulsel.
Almarhum juga pensiunan dosen Fakultas Ekonomi Islam UIN Alauddin Makassar itu dimakamkan tujuh hari lalu, Selasa (7/4/2020), karena dikabarkan terpapar virus Corona.
Tak ada pelepasan jenazah di rumahnya, di Komplek Gunungsari, Kecamatan Rappocini, Makassar.
• 7 Petugas KKP Positif Corona, Begini Penjelasan GM Bandara Internasional Sultan Hasanuddin Makassar
M Irfan Yahya, salah satu kerabat almarhum, menyebut Selain petinggi parpol dan dosen di Sulsel, Rasyid juga dikenal sebagai pendakwah dan pimpinan pondok pesantren serta pendiri sebuah lembaga penghafal Alquran di Kota Makassar.
Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar Prof Dr Abustani Ilyas MA, mengatakan almarhum Abdul Rasyid diketahui sebelumnya sudah mengajukan pensiun dini dari kampus UIN, dan diketahui selama 2 tahun terakhir rutin menjalani perawatan di rumah sakit.
Halim Muharram yang juga Kepala Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Sulsel ini meminta semua pihak, termasuk keluarga untuk tenang., tidak panik, dan tidak mengucilkan keluarga almarhum.
Pihak keluarga memohon dengan sangat dan mungkin jadi pelajaran untuk kami sekeluarga pun kita semua untuk lebih berhati-hati dalam memberitakan atau menyebar berita yang belum pasti kebenarannya.
“Wajar bila khawatir, tapi panik dan tidak peduli juga bukanlah solusi, hanya memperburuk situasi. Mari kita mengganti ketakutan menjadi kewaspadaan, tak perlu berlebihan dengan mencemasi hanya antisipasi. Pergunakan sosial media kita dengan bijak, pilah-pilih informasi.”
Mereka berpesan ke orang banyak. “ Sebar info kebahagiaan, agar selalu ada harapan, bukan ujaran kebencian apalagi menyesatkan. Semoga menjadi pelajaran buat kita semua. Kami akhiri dengan ucapan terima kasih yang tak terhingga atas semua ucapan belasungkawa untuk beliau, dan kami ikhlas memaafkan orang-orang yang menyebar berita salah.”