Curhat Pilu Orang Tua ABK yang Meninggal di Kapal China, Tahu Berita Anaknya Setelah Berita Viral

Editor: Eko Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah tangkapan layar dari video yang dipublikasikan media Korea Selatan MBC memperlihatkan, eorang awak kapal tengah menggoyang sesuatu seperti dupa di depan kotak yang sudah dibungkus kain berwarna oranye. Disebutkan bahwa kotak tersebut merupakan jenazah ABK asal Indonesia yang dibuang ke tengah laut oleh kapal asal China
TRIBUNBATAM.id, SUMSEL - Cerita Orangtua ABK Indonesia yang bekerja di Kapal China sangat memperihatinkan.
Pasalnya, selama ini dirinya dan keluarga tidak mengetahui kalau sang anak sudah meninggal dunia dan jasadnya dibuang ke Laut.
Mereka mengetahui fakta sebenarnya setelah media Korea Selatan menceritakan bagaimana kekejaman para ABK China memperlakukan anak mereka.

Pembawa Peti Mati Sambil Menari yang sedang Viral Sampaikan Pesan di Tengah Wabah Corona

Sembilan Kali Jalani Test, 1 Pasien Positif Covid-19 di Tanjungpinang Kembali Dinyatakan Sembuh

VIDEO - Lanal TBK Ubah Lahan Kosong Jadi Green House Hidroponik

Orang tua Ari, ABK yang meninggal di Kapal China dan jasadnya dibuang di laut ungkap isi hati mereka, anak sulit dihubungi & tak tahu sudah meninggal
Nasib para ABK di Kapal China masih menuai sorotan dari masyarakat.

ABK Indonesia yang bekerja di sebuah kapal China bernama Longxing 629 mengalami eksploitasi.

ABK Indonesia ungkap perlakuan miris kerja di kapan China (TribunNewsmaker.com Kolase/ MBC/insight.co.kr)

Empat dari 18 ABK meninggal dunia setelah bekerja di kapal tersebut.

Tiga orang meninggal ketika masih berada di atas kapal.

Jenazahnya ketiganya dibuang ke laut, padahal sebelumnya ada perjanjian jika abu jenazah akan dikembalikan ke keluarga.

Tiga ABK tersebut, yakni Al Fattah yang berusia 19 tahun, Sefri yang masih berusia 24 tahun, dan Ari yang juga berusia 24 tahun.

Orang tua Ari, Juriah buka suara mengenai kesedihan yang dialaminya kehilangan putra kesayangannya.

Dirinya harus menerima jika Ari dilarung ke laut tanpa persetujuan keluarga.

Namun, yang lebih membuat hancur hati Juriah adalah dirinya mengaku tak bisa menghubungi Ari sejak bekerja menjadi anak buah kapal ( ABK) Kapal Long Xing 629 China.

"Tidak pernah menelepon dan kami juga tidak bisa menelepon," kata ayah Ari tersebut.

Juriah, saat ditemui di rumahnya di Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan, menceritakan, Ari telah merantau selama 14 bulan.

Selama itu juga, dirinya tak sedikit pun mendengar kabar dari Ari, yang telah menjadi tulang punggung keluarga.

Lalu, suatu saat ada seseorang yang mengaku bos Ari menelepon dan memintanya ke Jakarta. Dirinya juga diminta untuk memberikan nomer rekening.

"Yang kedua ada minta rekening dengan saya, ujung-ujungnya tiga hari kemudian menyuruh saya ke Jakarta, (ternyata) anak saya meninggal,” kata Juriah.

Hatinya pun hancur saat mereka mengetahui jenazah Ari telah dilarung tanpa persetujuan keluarga.

Juriah berharap kasus yang menimpa anaknya segera diusut tuntas.  

Secarik surat berbahasa China

Rita Andri Pratama kakak perempuan Sepri, salah satu ABK asal OKI Sumsel yang meninggal dan mayatnya dilarung ke laut oleh kapal China, menunjukkan selembar surat pemberitahuan dalam Mandarin. (KOMPAS.com/AMRIZA NURSATRIA HUTAGALUNG)

Hal serupa juga dialami keluarga ABK Sepri, warga Desa Serdang Menang, Kecamatan Sirah Pulau Padang, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan.

Menurut kakak perempuan Sepri, Rita Andri Pratama, kepada Kompas.com, Sabtu (9/5/2020), pihak keluarga menerima kabar duka dari pihak perusahaan melalui selembar surat berbahasa China.

Setelah diterjemahkan, surat tersebut menjelaskan, Sepri sudah meninggal dunia dan jenazahnya di larung ke laut.

Pihak keluarga sempat mempertanyakan mengapa jenazah Sepri dilarung ke laut bukan dikirim ke Indonesia.

Saat itu, pihak perusahaan berdalih tak bisa menghubungi keluarga karena komunikasi susah.

“Menurut pihak perusahaan, meksi sudah diberi perawatan dan diinfus oleh tim media kapal ternyata nyawa Sepri tidak bisa diselamatkan,” kata Rita.

Dapat santunan 

Para Anak Buah Kapal (ABK) asal Indonesia menceritakan pengalaman mereka selama berada di kapal China.(KFEM via BBC)

Menurut Kepala Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia ( BP2MI) Benny Ramdhani, dua dari tiga keluarga ABK yang dilarung dari Kapal ikan China Long Xin 629 telah mendapatkan santunan dari perusahaan penyalur.

Benny menyebut keluarga ABK Sepri mendapatkan uang santunan sebesar Rp 50 juta dari agen penyalurnya di dalam negeri.

Sedangkan ABK Ari belum mendapat santunan karena masih dalam proses pengembangan kasus oleh Kementerian Luar Negeri.

"Perkembangan informasi saat ini tengah dilakukan koordinasi lebih lanjut dengan perwakilan dan Kementerian Luar Negeri terkait dengan data dan penanganannya," ucap Benny dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (9/5/2020).

(Tribunnewsmaker.com/*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Bisa Dikontak Berbulan-bulan, Lalu Ada Kabar Jasad Anak Saya Telah Dilarung"

Dan di Tribunnews.com, Orang Tua ABK yang Meninggal di Kapal China Curhat Pilu, Tak Tahu Jasad Anaknya Dilarung ke Laut

Berita Terkini