VIRUS CORONA DI ITALIA

Ilmuwan Italia Ungkap Temuan Baru Soal Covid-19, Diyakini Dapat Melemah dengan Sendirinya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi penelitian oleh ilmuwan.

TRIBUNBATAM.id, MILAN - Munculnya wabah virus Corona atau Covid-19, membuat sejumlah negara berlomba untuk melakukan penelitiannya.

Sama halnya yang terjadi di Italia, banyak pakar dan ahli yang mulai mengumumkan hasil penelusurannya.

Kali ini, beberapa ilmuwan di Italia percaya jika Covid-19 bisa melemah dengan sendirinya seiring waktu berjalan.

Hal tersebut tak pelak memberikan harapan bagi orang-orang yang ingin melanjutkan kehidupan normal.

"Covid-19 berevolusi, kehilangan kekuatan penularan dan mungkin kapasitas yang mematikan," Prof Massimo Gicozzi dari Kampus Bio-Medico University of Rome mengatakan kepada Senat, seminggu setelah pemerintah Italia meredakan kuncian nasional.

Massimo Clementi, direktur laboratorium mikrobiologi dan virologi di Rumah Sakit San Raffaele di Milan, mengatakan kepada Arab News.

Diharuskan Berbalas Budi, Ini Akibatnya Jika Terima Bantuan Mafia di Italia Saat Wabah Covid-19

“Evaluasi pertama terkait dengan ekspresi klinis infeksi, yang sekarang kurang agresif.

Dalam fase dramatis, antara akhir Maret dan paruh pertama April, 80 orang tiba sakit setiap hari di rumah sakit kami. ”

Dia menambahkan, "Sebagian besar dari mereka langsung dirawat di unit perawatan intensif (ICU), dan sangat sering kita tidak bisa menyelamatkan mereka.

Tetapi dalam beberapa minggu terakhir banyak hal telah berubah. ICU kami tidak lagi dalam tekanan dan kami bahkan memiliki lebih banyak tempat tidur yang tersedia.

Skenario seperti ini tidak terpikirkan oleh kami di puncak infeksi. ”

Clementi mengatakan virus baru selalu "sangat agresif" pada fase pertama, "maka mereka belajar untuk hidup dengan korban mereka, yang memungkinkan mereka untuk bertahan hidup.

Jika virus membunuh, itu tidak bisa ditiru. "

Laboratorium virologi rumah sakit dan universitas dan banyak rumah sakit Italia telah membangun jaringan untuk meningkatkan dan berbagi pengamatan dan studi tentang COVID-19, dan percobaan pada perawatan baru.

"Tujuannya adalah untuk bekerja bersama untuk memiliki pemantauan terus menerus dari urutan virus," kata Clementi.

"Ada harapan bahwa virus korona baru ini dapat semakin menjadi tidak berbahaya seperti virus terkait yang menyebabkan flu."

Tetapi tidak ada konsensus di antara para ahli tentang apakah kedatangan cuaca musim panas yang lebih hangat akan melemahkan COVID-19.

"Untuk sekarang ini hanya dugaan, tetapi sangat mungkin itulah masalahnya," kata Clementi.

Namun, Prof. Pier Luigi Lopalco, seorang ahli epidemiologi terkenal di University of Pisa, mengatakan "masih belum ada bukti ilmiah" untuk membuktikan hal itu.

Italia Longgarkan Lockdown, Bandara Kembali Dibuka Setelah Dua Bulan Tutup Akibat Covid-19

Italia telah memulai untuk pembukaan bertahap lockdown usai dilanda badai virus Corona atau Covid-19.

Italia tampak sudah membuka kembali dua bandaranya setelah dua bulan tutup.

Tepatnya ditutup sejak 13 Maret 2020 lalu, dan dibuka pada Senin (4/5/2020),

Dilansir oleh TribunTravel dari The Local, bandara yang dibuka adalah Bandara Ciampino di Roma dan Bandara Peretola di Florence.

Meskipun bandara sudah dibuka, masih belum diketahui kapan operasional penerbangan akan mulai berjalan kembali.

Diketahui Bandara Ciampino merupakan bandar udara sekunder di Roma yang digunakan oleh Ryanair dan maskapai penerbangan murah lainnya.

Sedangkan Bandara Peretola adalah bandara terbesar kedua di Italia setelah Bandara Internasional Pisa atau disebut juga Bandara Internasional Galileo Galilei.

Sebelumnya, pada 13 Maret 2020 yang lalu dua bandara tersebut ditutup karena pandemi virus Corona yang menyebar secara masif.

Diwartakan oleh The Straits Times, dua bandara tersebut merupakan bandara awal yang menutup operasionalnya sedangkan bandara di Italia lainnya masih dibuka.

Setelah pemerintah Italia memberlakukan lockdown, penerbangan dari dan ke wilayah Italia pun semakin berkurang.

Setelah pembukaan kembali dua bandara, Pemerintah Italia juga berencana untuk memulihkan beberapa rute perjalanan kereta jarak jauh.

Hal ini karena Pemerintah Italia sudah melonggarkan lockdown namun tetap melakukan pembatasan sosial.

Meskipun sudah banyak orang berharap dapat kembali bekerja, Pemerintah Italia masih belum memberikan lampu hijau untuk melonggarkan pembatasan perjalanan.

Dengan demikian, warga Italia harus tetap berada di rumah setidaknya hingga 18 Mei 2020 mendatang.

Kemudian, ketika situasi sudah mulai mereda, rencananya kegiatan bisnis akan dibuka kembali dalam beberapa pekan mendatang.

Italia Catat Angka Kematian Covid-19 Terendah

Italia telah mengumumkan akan melonggarkan lockdown pada hari ini, Senin (4/5/2020).

Bersamaan dengan itu, Italia mencatat angka kematian terendah sejak diterapkannya lockdown di negaranya.

Italia mencatat 174 korban meninggal akibat virus Corona atau Covid-19 pada Minggu (3/5/2020).

Sebelumnya, angka kematian harian yang lebih rendah dari itu adalah 168 yang dicatatkan pada 10 Maret saat diberlakukan lockdown virus Corona.

Kemudian jelang pelonggaran lokcdown Italia, Negeri "Pizza" secara resmi mencatatkan 28.884 korban meninggal, terbanyak kedua di bawah Amerika Serikat (AS).

Tambahan 1.389 kasus Covid-19 di Italia juga angka terendah di negara itu sejak minggu pertama Maret.

Saat mengumumkan lockdown Italia, Perdana Menteri Giuseppe Conte menerapkan pembatasan ketat secara bertahap ketika pandemi melanda sisi utara Italia.

Conte pada 8 Maret memberlakukan aturan tetap di rumah untuk warga Lombardia terutama kota Milan, dan 2 daerah sekitarnya yang merupakan penopang ekonomi Italia dengan kontribusi 45 persen.

Kebijakan penguncian ini kemudian diperpanjang secara nasional pada 10 Maret.

Conte menutup semua toko kecuali apotek dan toko kelontong pada 12 Maret, dan semua pabrik yang tidak penting 10 hari kemudian.

Pelonggaran pada Senin membuat penduduk Italia bisa ke taman dan mengunjungi kerabat terdekat untuk pertama kalinya dalam 9 minggu terakhir.

Akan tetapi sebagian besar tempat usaha akan tetap tutup selama 2 minggu ke depan, sedangkan bar dan restoran dijadwalkan mulai melayani pelanggan lagi pada 1 Juni.

Kepala badan manajemen darurat, Domenico Arcuri, memohon agar masyarakat tak lengah setelah karantina wilayah terlama di dunia ini dilonggarkan.

Dilansir AFP Sabtu (2/5/2020), ilmuwan bakal memonitor secara ketat penyebaran virus seiring dengan pencabutan karantina secara bertahap.

Perdana Menteri Giuseppe Conte sudah menyatakan, pihaknya akan menerapkan lockdown secara regional jika ada kenaikan infeksi secara signifikan.

Arcuri menegaskan, "kemerdekaan relatif" warga Italia bisa dicabut sewaktu-waktu dengan alasan kesehatan jika terjadi lagi peningkatan.

Dalam konferensi pers, Arcuri menekankan bahwa masyarakat harus mematuhi pembatasan sosial, mengenakan masker, dan memastikan tetap higienis.

(*)

Italia Longgarkan Lockdown, Ahli Beri Peringatan Soal Milan Jadi Bom Waktu Covid-19

Pulang dari Italia, 11 Orang WNI Dinyatakan Positif Rapid Test Covid-19 di Bandara Soekarno-Hatta

Sukses Diuji Coba ke Tikus, Peniliti Italia Ungkap Temukan Vaksin Bunuh virus Corona

Artikel ini telah tayang di Tribunpalu.com dengan judul Temuan Baru Ilmuwan Italia, Covid-19 dapat Melemah dengan Sendirinya Seiring Waktu.

Berita Terkini