TRIBUNBATAM.id, FLORIDA - Fakta mengejutkan terungkap paska-kekalahan Tony Ferguson dari Justin Gaethje.
Tony Ferguson menjadi bulan-bulanan ketika menghadapi Justin Gaethje dalam ajang UFC 249 di VyStar Veterans Memorial, Jacksonville, Florida, AS, Minggu (10/5/2020).
Setelah menerima 100 pukulan di kepala, Tony Ferguson dinyatakan kalah dari Justin Gaethje dengan TKO pada ronde kelima.
• Viral Lagi, Oreo Supreme di Amerika Kini Dijual Hanya Rp 45.000, di Indonesia Rp 500.000
• Hari Ini, 22 Tahun Lalu Era Orde Baru Berakhir, Presiden Soeharto Lengser: Simak Isi Pidatonya
• Pria Ini Menangis di Pinggir Jalan Karena Tak Punya Uang, Jual Blender untuk Makan Anak-Istri
Hasil tersebut memastikan petarung berjulukan El Cucuy itu gagal bertarung melawan Khabib Nurmagomedov pada event selanjutnya.
Pelatih Tony Ferguson, Eddie Bravo, pun mengungkap cerita di balik Octagon selama pertandingan berlangsung antara anak didiknya dan Justin Gaethje.
Selama pertandingan berlangsung, Ferguson tidak menggunakan berbagai keahliannya.
Selain piawai dalam serangan atas, El Cucuy juga lihai melakukan serangan bawah.
Kini, terungkap penyebab Ferguson tidak melakukan strategi lain untuk menghabisi Gaethje.
Usut punya usut, Rashad Holloway menjadi pelatih kepala Ferguson untuk menghadapi Gaethje.
Holloway sendiri merupakan pelatih tinju, sehingga Ferguson diberi arahan untuk melakukan pertarungan atas.
Setelah tiga ronde, petarung kelahiran California menerima pukulan bertubi-tubi dari Gaethje.
Tepat bel keempat berbunyi, Holloway meminta kepada Eddie Bravo untuk menggantikan posisinya di oktagon.
Bravo tidak mempunyai pengalaman menjadi pelatih kepala seperti memberi instruksi selama duel berlangsung.
Dia tidak membayangkan harus berbicara dengan Ferguson untuk memberi arahan-arahan.
"Ini ronde keempat. Dia terluka dan ditambah lagi saya kehilangan kacamata saya. Saya cukup buta tanpa itu, sehingga tidak menyadari betapa dia terluka sampai saya menghampirinya," tutur Bravo dilansir BolaSport.com dari MMA Junkie.
• Resmi, Chelsea Perpanjang Kontrak Olivier Giroud dan Willy Cabalerro
• Jika Merasa Tidak Aman, Liverpool Izinkan Pemain Tidak Ikut Latihan di Klub
"Oke, saya harus memberinya nasehat? Sebagai pelatih kedua, kesalahan bagi saya untuk masuk ke sana. Itu adalah sebuah kesalahan."
"Saya tidak pernah menjadi pelatih kepala MMA dalam hidup saya. Tidak pernah ingin menjadi seperti itu."
"Tidak pernah ingin, bahkan sampai hari ini, saya belum pernah. Itu bukan saya. Saya bukan Trevor Wittman yang luar biasa. Saya bukan Greg Jackson, Duke Roufus."
"Itu level berbeda. Pelatih kepala memiliki kewajiban berbicara kepada petarung yang sedang duduk."
Bravo mengakui kapasitasnya sebagai pelatih jiu jutsu dan bukan tinju.
Pria Amerika Serikat ini merasa tidak kompeten menggantikan Holloway dalam memberi arahan kepada Ferguson jelang pertarungan berakhir.
"Dalam pertandingan berdiri, saya seharusnya tidak berbicara, karena saya tahu ini akan menjadi duel berdiri," tutur Bravo.
• Data Corona 34 Provinsi di Indonesia Kamis (21/5) Pagi, Total 19.189, Sembuh 4.575, Meninggal 1.242
"Jika pertarungan itu menghadapi Khabib Nurmagomedov dan akan berakhir, mungkin akan ada ground fight. Mungkin masuk akal jika televisi memberi saya mikrofon."
"Namun, ketika mereka meminta, saya seperti hanya ada untuk memberi dukungan emosional karena itu adalah perang berdiri," kata Bravo.(Fauzi Handoko Arif)
\\
\\
\\