Bantu Warga di Korea Utara, Palang Merah Internasional Putuskan Melatih 43.000 Relawan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kim Jong Un dan Ri Sol Ju - Palang Merah Internasional latih 43.000 relawan untuk bantu warga di Korea Utara.

Editor: Putri Larasati Anggiawan

TRIBUNBATAM.id, PYONGYANG - Korea Utara memberlakukan lockdown di kota Kaesong karena telah melaporkan kasus virus Corona atau Covid-19 untuk pertama kalinya.

Menanggapi ini, Palang Merah telah melatih 43.000 relawan Korea Utara untuk membantu masyarakat Kaesong.

Seperti dikutip Sydney Morning Herald pada Senin (10/8/2020), Para relawan juga dilatih untuk membantu menyediakan makanan.

Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un bulan lalu mengumumkan darurat negaranya dan menerapkan batasan lockdown di Kaesong dekat perbatasan antar-Korea, setelah seorang pria pembelot yang melarikan diri ke Korsel pada 2017 kembali ke negara asalnya, Korea Utara dengan mengalami gejala infeksi virus Corona.

Hujan lebat dan banjir dalam beberapa hari terakhir juga memicu kekhawatiran tentang kerusakan di negara tertutup itu.

Palang Merah Federasi Internasional dan Komunitas Bulan Sabit Merah (IFRC) telah membangun jaringan intensif kepada relawan Korea Utara agar bisa membantu warga di 9 provinsi untuk menghindari virus dan mengurangi kerusakan yang disebabkan banjir serta longsor, ungkap Juru bicara Antony Balmain.

Korea Utara Kembali Beri Peringatan Perang Nuklir ke Amerika Serikat, Ada Apa?

"Ratusan rumah telah rusak, area-area persawahan yang luas telah tenggelam karena banjir akibat hujan lebat dan banjir bandang," ujar Balmain.

Di Kaesong, yang tertimpa banjir serta lockdown, relawan IFRC menyediakan bantuan bagi 2.100 keluarga paling terdampak dengan beberapa kebutuhan yang diperlukan seperti terpal, alat dapur, peralatan kebersihan, selimut dan wadah air.

"Para keluarga didukung dengan pertolongan pertama psikologis dan kegiatan penyadaran untuk menjaga agar kebersihan dan kesehatan tetap terjaga," imbuh Balmain.

Sementara itu, Kim sendiri diketahui mengirim bantuan khusus ke Kaesong. Media negara itu melaporkan bahwa pada Senin hari ini, sebuah bantuan pangan berupa beras dari Pyongyang tiba juga di beberapa daerah kecil lain yang terdampak banjir.

Korea Utara belum mengonfirmasi satu pun kasus infeksi virus Corona namun telah menerapkan karantina ketat di negaranya.

Sementara menurut pihak negara tetangganya, Korea Selatan, pria pembelot yang kembali ke Korut belum terbukti mengidap Covid-19.

Pada bulan lalu, IFRC telah memberikan bantuan pada Korut berupa 10.000 alat uji virus Corona, berikut termometer infra-merah, masker bedah, sarung tangan dan alat pelindung diri lainnya.

Kembangkan Senjata Nuklir, Kim Jong Un Sebut Masa Depan Korea Utara Terjamin

Kim Jong Un menyinggung soal pengembangan senjata nuklir di negaranya.

Pemimpin Korea Utara itu mengklaim tak akan ada perang lagi di masa depan.

Kim Jong Un yakin keselamatan dan masa depan negaranya sudah terjamin.

Klaim ini disampaikan Kim Jong Un lantaran Korea Utara sudah memiliki senjata nuklir, Selasa (28/7/2020)

Meski tak mengelak Korea Utara masih berada dalam tekanan dari luar (internasional-Red) dan ancaman militer.

Kim Jong Un membuat pernyataannya ketika dia merayakan peringatan Perang Korea 1950-1953 ke-67 yang jatuh pada 27 Juli.

Mengutip Reuters, KCNA melaporkan perayaan peringatan tersebut dihadiri para veteran.

Kim Jong Un mengatakan, Korea utara mengembangkan senjata nuklir untuk ‘memenangkan kekuatan absolut’ demi mencegah konflik bersenjata.

“Sekarang kami mampu mempertahankan diri dalam menghadapi segala bentuk tekanan intensitas tinggi dan ancaman militer dari pasukan imperialis dan musuh,” kata Kim Jong Un.

“Berkat penangkal nuklir, pertahanan diri kita yang andal dan efektif, tidak akan ada lagi perang,” ungkap Kim Jong Un.

"Keselamatan dan masa depan negara selamanya terjamin," tegas Kim Jong Un.

Pidato Kim Jong Un itu disampaikan di tengah pembicaran mengenai pembongkaran program nuklir dan rudal Pyongyang dengan imbalan keringanan saksi dari Washington.

Korea Utara Laporkan Dugaan Kasus Covid-19 Untuk Pertama Kalinya, Gelar Karantina Ketat

Korea Utara selama ini tak pernah melaporkan penemuan kasus virus Corona atau Covid-19.

Kini, Minggu (26/7/2020) otoritas Korea Utara mencatat penemuan dugaan kasus Covid-19 untuk pertama kalinya.

Sesuai dengan laporan media pemerintah Korea Utara KCNA.

Pasien itu ditemukan di Kota Kaesong yang berbatasan langsung dengan Korea Selatan.

Dia dikarantina dengan ketat. Semua orang yang pernah berkontak dengannya juga dikarantina dengan ketat.

Dilansir dari AFP, Minggu, Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan darurat dengan politbiro partai pada Sabtu (25/7/2020).

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas apa yang mereka sebut sebagai penerapan sistem darurat maksimum dan mengeluarkan peringatan kelas atas untuk mengendalikan penyebaran virus Corona.

Jika kasus tersebut dikonfirmasi positif Covid-19, maka itu akan menjadi kasus positif Covid-19 pertama yang diakui oleh Korea Utara.

Selama ini, Korea Utara dicap pihak barat memiliki fasilitas kesehatan yang tidak memadai.

KCNA melaporkan seorang pembelot yang telah pergi ke Korea Selatan tiga tahun lalu kembali pada 19 Juli ke Korea Utara.

Media tersebut juga mengatakan pembelot tersebut menyeberangi perbatasan secara ilegal.

Namun Korea Selatan belum melaporkan adanya orang yang menyeberang di perbatsan Korea Utara dan Korea Selatan.

Pyongyang sebelumnya menegaskan tidak ada satu pun kasus positif virus Corona yang terlihat di Korea Utara meskipun Covid-19 telah menyebar di seluruh dunia.

Korea Utara menutup perbatasannya pada akhir Januari ketika virus Corona mulai menyebar di China.

Otoritas Korea Utara juga memberlakukan pembatasan ketat yang membuat ribuan orang dikarantina.

Namun para analis mengatakan Korea Utara tidak mungkin terhindar dari pandemi virus Corona.

(*)

Kim Jong Un Kunjungi Korban Banjir di Korea Utara, Pilih Menyetir Sendiri SUV Lexus

Putuskan Lockdown Kaesong, Intip Cara Kim Jong Un Tangani Covid-19 di Korea Utara

Korea Utara Terapkan Aturan Berlapis Untuk Cegah Pembelot, Wajib Tandatangani Dokumen Khusus

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Palang Merah Internasional Latih 43.000 Relawan untuk Bantu Warga di Korea Utara".

Berita Terkini