BATAM TERKINI

Mengungkap Praktik Oknum Satpol PP Kota Batam Peras Uang Pengemis, 'Setoran' Ditukar Info Razia

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PENGEMIS DI BATAM - Ilustrasi pengemis di Batam. Praktik oknum Satpol PP Kota Batam yang merampas uang pengemis viral di media sosial. Hal ini diakui Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) bukan hal baru yang mereka alami.

Editor: Septyan Mulia Rohman

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Ulah oknum Satpol PP Kota Batam yang merampas uang pengemis terus memunculkan fakta baru.

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) ini mengaku, aksi oknum Satpol PP Kota Batam tersebut bukan hal baru.

Ini yang diungkap seorang PMKS, Sonia (bukan nama sebenarnya).

Pemerasan oknum Satpol PP Kota Batam bahkan dianggap biasa oleh rekan-rekannya.

Enam oknum Satpol PP Batam akhirnya ditangkap oleh pihak kepolisian.

Setelah video pemerasan kepada pengemis penyandang disabilitas viral di media sosial.

Tiga orang di antaranya bahkan berstatus tersangka.

"Udah biasa itu bang, sudah sering," ujarnya santai, Kamis (21/10/2020).

EKSPOS POLDA KEPRI - Ekspos empat oknum personel Satpol PP Kota Batam di Polda Kepri, Selasa (20/10/2020). Mereka ditangkap karena diduga memeras uang pengemis yang viral di media sosial. (TribunBatam.id/Istimewa)

Bahkan, kata dia, beberapa oknum mewajibkan para PMKS untuk menyetor sejumlah uang dengan dalih akan diberi informasi kapan waktu razia.

Informasi itu berguna untuk memudahkan para PMKS kabur dan tak tertangkap.

Agar lebih meyakinkan, mereka kerap menakut-nakuti para PMKS jika tak mau mengikuti keinginannya.

"Kami diminta bayar Rp 150 ribu per kepala. Kalau tak dikasih, kami tak bakal dapat info dan selalu dikejar-kejar.

Waktu itu pernah saya lari sambil gendong anak. Untung ada orang baik tolong saya," tambah dia.

Biasanya, oknum Satpol PP Batam kerap mengutus pengemis lain untuk memungut uang mingguan.

Menurut Sonia, hal itu agar orang lain tak mengetahui jika para oknum telah 'bermain'.

"Kadang ada pengemis lain yang muter pungutin uang. Jadi, tak mereka langsung," ungkap dia.

Terhadap setoran ini, kata dia, tak semua PMKS menyanggupi.

Walau demikian, ada juga beberapa pengamen dapat memberi bayaran Rp 300 ribu setiap minggunya.

Menurut Sonia, pendapatan dari mengamen bisa mencapai Rp 500 ribu satu harinya.

EKSPOS POLDA KEPRI - Ekspos empat oknum personel Satpol PP Kota Batam di Polda Kepri, Selasa (20/10/2020). Mereka ditangkap karena diduga memeras uang pengemis yang viral di media sosial. (TribunBatam.id/Istimewa)

Sementara itu, Sonia mengaku jika profesi ini terpaksa dilakukannya sejak sang suami tak bekerja.

Jika tak mengemis, Sonia mengaku dirinya tak dapat menghidupi anak-anak.

"Mereka masih kecil. Suami tak kerja, sementara SPP anak di kampung harus dibayar. Belum lagi bayar listrik, air, dan membeli susu anak yang di sini.

Mau jadi pembantu rumah tangga anak tak bisa ditinggal. Itulah (mengemis) jalan satu-satunya," ujar dia sambil menyeka keringat di dahinya.

Dia mengatakan, berbagai rintangan pun harus ditempuh agar tak tertangkap.

"Jangan sampai tertangkap sajalah bang," sebutnya.

Pilih Pekerjaan Lain

Peristiwa yang menimpa Selamat, pengemis di Kota Batam yang uangnya dirampas oleh oknum Satpol PP Kota Batam, tidak hanya membuat viral.

Kejadian itu, justru menyadarkan pengemis yang biasa beroperasi di kawasan Batam.

Seorang pengemis berinisial Bd misalnya. Sejak video Selamat viral di media sosial, ia berpikir untuk mencari pekerjaan lain.

Kepada TribunBatam.id, sudah dua hari ini, ia berjualan koran.

BD saat ini berjualan koran setiap pagi sejak jam 07.00 WIB hingga 11.30 WIB di jalan Yos Sudarso, Sei Baloi, Kota Batam.

"Saya putuskan tidak mengemis lagi. Lebih baik saya jualan koran saja. Lebih tenang," sebutnya, Rabu (21/10/2020).

Ia punya alasan lain ketika ditanya alasannya tidak mengemis lagi.

Polda Kepri Ekspose Kasus PNS Satpol PP yang melakukan pemerasan terhadap pengemis Buntung di Lampu Merah (ISTIMEWA)

Bd mengaku kerap terancam, terlebih harus kucing-kucingan dengan Satpol PP dan petugas Dinas Sosial.

Jika kedapatan maka siap-siaplah semua uangnya diambil semuanya.

Pantauan TribunBatam.id, hingga sore ini tidak terlihat pengamen serta pengemis yang datang ke lampu merah, khususnya di pertigaan lampu merah dekat Universitas Internasional Batam (UIB).

Kondisi ini juga terlihat pada sejumlah lokasi lain di Kota Batam.

Terlihat hanya ada penjual tisu dan juga penjual koran saja, yang lalu lalang, menghampiri pengemudi roda dua maupun roda empat untuk menawarkan barang dagangannya.

Seorang penjual koran yang biasa disapa Mak Tua menceritakan jika sejak beberapa hari ini ia tidak melihat lagi para pengemis dan juga pengamen yang ada di lampu merah tersebut.

Ia bahkan mengaku jika kehadiran pengemis tersebut menjadi hambatan khusus untuknya.

"Bagus juga mereka tidak ke lampu lagi, jika kalo ada pengemis saya merasa kurang nyaman jika hendak berjualan koran," sebut wanita 51 tahun itu.

Hal senada juga di sampaikan oleh Mak Yati, penjual tisu di simpang Kabil.

Ia mengaku jika tidak ada pengemis jualanya laris manis.

"Dua hari ini tisu saya habis terus. Biasanya jual 5 bungkus saja susahnya minta ampun, namun dua hari ini, Alhamdulillah bisa terjual hingga belasan bungkus.

Jika ada pengemis pengemudi mobil jarang menggubris ataupun membeli barang dagangan saya, lanjutnya.(TribunBatam.id/Ichwannurfadillah/Ronnye Lodo Laleng)

Berita Terkini