TRIBUNBATAM.id - Apakah aman mengunjungi dokter gigi di tengah pandemi Covid-19?
Pertanyaan ini kerap ditanyakan oleh sejumlah orang yang ingin memeriksakan diri ke rumah sakit ataupun tempat praktik dokter.
Salah satunya memeriksa kondisi gigi. Perawatan gigi memang salah satu yang perlu diperhatikan.
Sebab, aktivitas perawatan gigi dapat membawa resiko infeksi virus karena memiliki beberapa prosedur khusus yang melibatkan tatap muka antara pasien dan dokter.
Adapun transmisi virus covid 19 pada pratik dokter gigi ada tiga: Kontak langsung saat tatap muka, kontak tidak langsung melalui instrument dan permukaan benda di ruang praktek, serta melalui airbone bila ada tindakan medis yangg memicu aerosol, seperti proses pengeburan gigi.
Agar dokter merasa nyaman dan tidak khawatir untuk terpapar, pasien terus bertanya apakah aman ke dokter gigi?
Dokter Gigi RS Awal Bros Panam Pekanbaru, drg Citra Letsanda mengatakan para dokter gigi melalui PDGI membuat suatu prosedur perlindungan atau sistem yang aman bagi dokter dan pasien yang akan melakukan perawatan giginya
“Seperti, pengenalan gejala dini (early recognation ) dan seleksi kasus seperti Riwayat medis, Riwayat Perjalanan, pengukuran suhu tubuh dan observasi sebelum tindakan dilakukan baik ke pasien maupun pendamping,” katanya kepada tribunpekanbaru.com belum lama ini.
Lalu tindakan pencegahan (empirial aditionl precaution). Dimana pasien berkumur dengan obat kumur, menggunakan APD Level 3, pasien cuci tangan sebelum masuk ruang tindakan dan pendamping pasien tetap berada di ruang tunggu.
Kemudian ada pelaporan administratif yang baik melalui pengisian resume medis setelah tindakan dan melakukan kontrol lingkungan ( enviromental control) seperti sterilisasi ruangan dan alat serta sirkulasi udara.
Selain itu, drg Citra juga memberikan tips penangan mandiri jika mengeluhkan sakit gigi.
“Seperti gigi berlubang sakit jika masuk sisa makanan. Caranya dengan membersihkan lubang dari sisa makanan yangg menempel. Lalu ada gigi berlubang dengan nyeri hebat.
Penanganannya bisa dengan berkumur air dingin. Pijat bagian gusi gigi yangg sakit menggunakan balok es/es batu selama 5-7 menit,” tutur Dia.
Kemudia jika merasakan ada bengkak pada gusi, lanjut Dia, bisa berkumur dengan air garam hangat. Jika ada perdarahan, tutup luka dengan kapas sambil ditekan. Apabila perdarahan tidak berhenti segera ke klinik/rumah sakit terdekat.
Apabila gigi permanen lepas, pegang gigi pada bagian mahkota jangan menyentuh akar, lalu gigi ditaruh dibawah lidah atau direndam dalam larutan salin atau susu tanpa rasa dan segera ke dokter gigi.
“Adapun obat yang disarankan ialah Analgesia untuk pemberian pereda sakit dan Antimicrobial ( jika diperlukan) berfungsi sebagai obat kumur. Akan tetapi, jika sudah 24 jam dan keluhan sakit masih menetap maka pasien disarankan ke dokter gigi,” imbaunya.
Kendati demikian, drg Citra menyarankan agar tetap menjaga kesehatan gigi selama pandemi. Sebab, bagaimanapun juga pencegahan lebih baik daripada mengobati.
Adapun rekomendasi perawatan gigi selama pandemi ialah, sikat gigi dan lidah minimal 2 x 1 hari, bersihkan permukaan interdental , pengunaan benang gigi, konsumsi makanan sehat dan rendah gula, penggunaan obat kumur jika diperlukan, perbaikan gaya hidup seperti merokok serta rutin berkonsultasi dengan drg (teledentistry).
“Selama masa pandemic, tindakan kedokteran gigi aman dilakukan jika menerapkan prosedur sesuai anjuran, yaitu seleksi kasus dan perlindugan diri dokter gigi dan pasien sesuai anjuran dari PDGI,” tuntas Dia.
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Amankah ke Dokter Gigi di Masa Pandemi? Ini Tips Menjaga Kesehatan & Penanganan Mandiri Sakit Gigi