TRIBUNBATAM.id |BATAM - Kerajaan Thailand kini di Protes oleh rakyatnya.
Hal tersebut karena gaya hidup dari raja yang terkesan sangat gelamor selama ini.
Bahkan demontrasi tersebut terjadi selama berbulan-bulan.
Sejauh ini aksi protes tersebut sudah menjadi pembahasan dunia.
Bahkan sejauh ini sejumlah media intenasional sudah mulai memberitakannya.
Gelombang protes kini mengalir deras di Thailand. Mulai dari protes gaya glamour sang raja Vajiralongkorn hingga protes anti pemerintahan Perdana Menteri (PM) Thailand Prayuth Chan-ocha.
Baca juga: Sudah 8 Orang di Karimun Meninggal Dunia Terpapar Corona, Sembuh 58, Masih Dirawat 96
Baca juga: Cinta Terlarang Berujung Maut, Tukang Besi Habisi Kekasihnya Usai Bercinta di Hotel
Unjuk rasa atau demonstrasi yang telah terjadi berbulan-bulan lamanya itu juga disorot oleh sejumlah media internasional.
PM Thailand Prayuth Chan-ochamenyatakan tak akan mengundurkan diri dalam pertemuan khusus di parlemen pada Selasa (27/10/2020) untuk membahas protes berbulan-bulan.
"Saya tidak akan lari dari masalah," kata Prayuth yang dikutip Tribunnews dari Al Jazeera.
"Saya tidak akan meninggalkan tugas saya dengan mengundurkan diri pada saat negara memiliki masalah," tegasnya.
Demo tersebut menjadi tantangan terbesar pemerintahan monarki Thailand.
Prayuth mengatakan, aksi unjuk rasa, yang dia sebut sebagai protes ilegal, perlu dikendalikan.
"Meski rakyat memiliki kebebasan untuk memprotes berdasarkan Konstitusi, pihak berwenang perlu mengendalikan protes ilegal," kata PM Thailand.
"Kami tidak ingin melihat bentrokan atau kerusuhan di negara ini," tambahnya.
Prayuth menuduh beberapa pengunjuk rasa melakukan "tindakan yang tidak pantas".
Ini Kata Oposisi Thailand
Secara terpisah, anggota parlemen dari oposisi mengatakan kepada Prayuth untuk berhenti bersembunyi dan mundur.
Para pengkritiknya menegaskan, Prayuth merekayasa pemilu tahun lalu untuk mempertahankan kekuasaan yang dia rebut pada 2014 lalu.
Pihak oposisi menyebut pemungutan suara itu tidak adil.
"Anda telah berkuasa selama enam setengah tahun, lima tahun di bawah kudeta Anda dan satu setengah tahun ketika Anda memperoleh keuntungan dari konstitusi yang tidak demokratis," kata Sekretaris Partai Oposisi Prasert Jantararuangthong.
"Saya meminta Jenderal Prayuth untuk mengundurkan diri sebagai perdana menteri, (keputusan) yang akan menjadi solusi untuk menyelesaikan semua masalah," tambahnya.
Sidang Parlemen Tak Ada Gunanya...
Secara terpisah, pemimpin protes Tattep Ruangprapaikitseree menilai sidang parlemen yang digelar kemarin tidak berguna.
Sidang parlemen yang berlangsung dua hari itu diketahui tidak mencantumkan protes dalam agendanya.
Tetapi, diperkirakan dalam acara tersebut, sebuah insiden yang terjadi awal bulan ini akan dibahas.
Satu di antara kejadian tersebut yakni pengunjuk rasa yang memberikan hormat tiga jari dan demonstran yang memboikot iring-iringan mobil kerajaan sang Ratu.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Diduga Curang di Pemilu dan Ngotot Ingin Berkuasa di Dua Periode Pula, Pemimpin ini Disuruh Mundur