TRIBUNBATAM.id - Susi Pudjiastuti sempat menjadi perbincangan di Twitter karena sempat mengajak unfollow Twitter Abu Janda.
Karena tweet mantan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) itu, Susi Pudjiastuti diserang warganet.
Bahkan ada yang menjuluki Susi Pudjiastuti dengan kadrunwati.
Hal ini berawal dari ajak unfollow twitter Permadi Arya.
Ajakan dari Susi Pudjiastuti ini untuk menghindari ujaran kebencian.
Terlebih, organisasi besar seperti Muhammadiyah dan NU juga telah lebih dulu menyerukan untuk menghindari ujaran kebencian.
• SIAPA Henry Subiakto? Profesor yang Sindir Susi Pudjiastuti, Viral Diserbu Warganet
"Karena aku cuma main Twitter. I see (aku lihat) banyak Muhammadiyah sudah bicara, NU sudah komentar. Alissa Wahid juga komentar."
"So I think, as a part of responsbility to the society to the community, I want to influence everybody to stop this kind of ugly thing in the media social.
(Saya kira sebagai bagian dari tanggung jawab pada masyarakat, saya ingin mengajak semua orang untuk menghentikan hal-hal buruk di media sosial)" ungkap Susi, dikutip dari tayangan Kompas TV, Rabu (10/2/2021).
Ia pun menyadari, ketika Muhammadiyah dan NU sudah turut serta ikut menanggapi, artinya ujaran kebencian di media sosial sudah berlebihan.
Untuk itu, ia ikut serta mengajak masyarakat untuk menghindari hal-hal yang berkaitan dengan ujaran kebencian.
Susi juga menegaskan, ajakan itu tidak tertuju pada satu tokoh atau orang tertentu saja.
Ia mengungkapkan, siapa pun mereka yang menyerukan ujaran kebencian, maka harus ditenggelamkan.
"Semua yang mulutnya jelek, bicaranya jelek harus ditenggelamkan, siapa saja," ungkap Susi.
Alasan kuat Susi, di masa pandemi Covid-19 ini, semua orang tengah disibukkan dengan sorotan yang membuat stres hingga depresi.
Untuk itu, daripada menanggapi ujaran kebencian, ia menyarankan lebih baik masyarakat langsung meng-unfollow akun yang berkomentar buruk.
Lebih lanjut, Susi mengaku heran dengan tuduhan netizen yang menyerangnya dengan berbagai alasan.
Terlebih, menuduhnya dengan sebutan kadrunwati hanya dari sepotong foto yang tersebar di media sosial.
Padahal, Presiden Jokowi telah mengingatkan untuk tidak memberi label pada suatu kelompok setelah Pilpres 2019 selesai.
"Mbok ya sudah, Pak Presiden Jokowi setelah Pilpres 2019 sudah bilang, tidak ada kampret, tidak ada cebong, tidak ada kadrun, sudah selesai."
"Kenapa orang harus membuat klasterisasi manusia?" ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, Susi Pudjiastuti mengungkap alasan di balik penyerangan netizen kepadanya.
Serangan itu pun menjadi sorotan di media sosial Twitter hingga membuat mantan Juru Bicara KPK, Febri Diansyah penasaran.
Melalui cuitannya, Febri Diansyah mempertanyakan alasan akhir-akhir ini Susi Pudjiastuti diserang oleh banyak netizen di media sosial.
"Beberapa hari ini tidak terlalu perhatikan Twitter. Tapi ada satu hal yang sering muncul dan bikin jadi pengen tahu sih."
Kenapa bu @susipudjiastuti seperti diserang di medsos oleh berbagai pihak akhir-akhir ini ya?" ungkap Febri Diansyah pada Rabu (3/2/2021) lalu.
Merespons pertanyaan itu, Susi Pudjiastuti pun menjawab langsung rasa penasaran Febri Diansyah.
Ia mengungkapkan, alasannya diserang oleh netizen disebabkan mengajak meng-unfollow Permadi Arya.
"Karena ajak unfollow hate speech, karena polarisasi maka stigma identifikasipun diterapkan, dianggap tidak suka gol.
Hate speech maka saya diidentifikasi sebagai Kadrunwati.
Buktinya foto-foto dengan putri-putri cendana dibilang saya ikut trio kadal gurun, yang dengan Bu Mega mungkin disebut duet banteng," balas Susi menanggapi pertanyaan Febri Diansyah.
(Tribunnews.com/Maliana)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Diserang hingga Dijuluki Kadrunwati oleh Netizen, Susi Pudjiastuti: Kenapa Manusia Diklasterisasi?