JAKARTA, TRIBUNBATAM.id - Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat yang berlangsung di Sibolangit, Sumatera Utara, memakan korban.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Kepulauan Riau (Kepri), Apri Sujadi dipecat oleh Agus Harimurti Yudhoyono.
AHY yang merupakan Ketua Umum PD hasil Kongres Partai Demokrat 2020 juga menunjuk Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Demokrat Renanda Bachtar sebagai Pelaksana Tugas Ketua DPD Demokrat Kepri.
Pemecatan terhadap Apri ini dilakukan setelah beredar foto mirip Apri yang menghadiri KLB di The Hill Resort Sibolangit, Jumat (5/3) lalu. Foto tersebut cepat menyebar di grup Demokrat, baik pusat maupun di Kepri sendiri.
Hingga saat ini, belum diperoleh keterangan dari Apri terkait pemecatannya tersebut.
Namun, Sekretaris DPD Demokrat Kepri Husnizar Hood membenarkan hal itu.
"Iya," jawab Husnizar melalui pesan WhatsApp, Minggu (7/3/2021).
Husnizar juga membenarkan jika pemecatan Apri terkait kehadirannya pada KLB yang secara aklamasi memilih Moeldoko sebagai ketua umum itu.
Tidak hanya Apri, Ketua DPC Karimun Iwan Kusuma Admaja kabarnya juga dipecat terkait kasus yang sama.
Renanda yang dikonfirmasi Tribun terkait hal ini juga membenarkan bahwa dirinya ditunjuk sebagai Plt Ketua DPD Demokrat Kepri.
"Iya benar, saya di tunjuk sebagai Plt Ketua DPD Provinsi Kepri," katanya, kemarin.
Baca juga: Sebut Apri Sujadi dalam Tekanan, Sosok Ini Blak-blakan Ada Dugaan Ancaman Jika Tak Hadiri KLB
Renanda menyebutkan, dirinya langsung ditunjuk AHY. Namun Renanda mengelak ketika ditanya, apakah pergantian itu disebabkan oleh kehadiran Apri di KLB.
"Mohon maaf, saya belum bisa jawab karena baru saja dapat penugasan ini. Saya perlu waktu untuk mempelajari dulu," ungkapnya.
Renanda mengatakan, saat ini ia masih di Jakarta.
Dalam waktu dekat, dirinya kan turun langsung ke Provinsi Kepri untuk melakukan konsolidasi seluruh pengurus daerah dan cabang di kepri.
"Insyallah, dalam waktu dekat ini, Mas," katanya.
Renanda menjabat sebagai Wasekjen DPP Demokrat sejak tahun 2017. Ia mengaku pertama kali bertugas di Kepri.
Ketika ditanya apakah ada arahan khusus oleh Ketum terkait tugas-tugasnya di Kepri, Renanda mengaku belum ada hal khusus soal itu.
"Belum ada yang spesifik. Baru menjelaskan bahwa Ketum meminta saya menerima penugasan ini. Sabar dulu, ya, Mas," jawabnya.
Jempol Darah
Para loyalis AHY dan SBY melakukan berbagai cara untuk menunjukkan dukungannya terhadap pimpinannya.
DPD Demokrat DKI Jakarta, misalnya, menggelar aksi cap jempol darah di Sekretariat DPD Partai Demokrat DKI Jakarta, Cipayung, Jakarta Timur, Minggu (7/3/2021).
Ratusan kader Partai Demokrat DKI Jakarta melakukan aksi cap jempol darah di atas sebuah spanduk putih panjang.
Ketua DPD Partai Demokrat DKI Jakarta Santoso mengatakan, tujuan utama aksi jempol darah ini sebagai wujud kecintaan dan dukungan mereka terhadap AHY.
"Ini dilakukan bukan hanya sebagai bentuk loyalitas kita kepada AHY. Kegiatan ini juga bagian dari adanya ketidakadilan yang dilakukan oleh penguasa saat ini. Untuk itulah itulah kegiatan ini kami lakukan," ujarnya.
Sementara itu, AHY sendiri langsung menggelar Rapat Pimpinan (Rapim) dengan seluruh petinggi Demokrat di Gedung DPP Partai Demokrat, kemarin.
Rapim tersebut turut dihadiri Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Ketua Mahkamah Partai Nachrowi Ramli, Wakil Ketua Umum sekaligus pendiri partai Febri Rumangkang hingga Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Andi Mallarangeng.
Dalam pidatonya, AHY mengungkapkan bahwa untuk membangun dan membesarkan partai perlu adanya rasa mencintai dari para anggota dan pengurus partainya.
Hal tersebut, kata AHY, tidak terdapat dalam jiwa KSP Moeldoko yang dinobatkan sebagai Ketum Demokrat versi KLB di Deli Serdang.
Dirinya mengatakan, Moeldoko tidak memiliki rasa cinta kepada Partai Demokrat, melainkan hanya ambisinya saja untuk memiliki partai.
"Katanya KSP Moeldoko itu mencintai (Partai Demokrat), katanya. Yang jelas KSP Moeldoko tidak mencintai tapi ingin memiliki Partai Demokrat," kata AHY.
Jika memang mencintai dan ingin memiliki partai tidak harus berteriak, cukup melakukan determinasi dan dukungan untuk membesarkan dan setia kepada partai.
Hal itu sudah dibuktikan oleh beberapa tokoh dan pengurus partai yang setia kepada partainya hingga saat ini.
"Mereka (para pengurus) adalah petarung yang sah. Mereka tidak selalu berteriak, tetapi mempunyai kegigihan dan determinasi untuk terus membesarkan Partai Demokrat," tegasnya.
"Kami yang ada di sini tidak kemana-mana saat Demokrat terpuruk. Mereka mengatakan telah berkorban dan berjuang untuk Demokrat, padahal kenyataannya ketika kami berjuang, mereka ke mana," kata AHY. (als/dra/tom/Tribun Network/nur/kps/wly)