BATAM, TRIBUNBATAM.id - Kapal Ikan Asing (KIA) asal China dan Coast Guard milik China kerap masuk ke Laut Natuna tanpa izin dan melakukan pencurian sumberdaya alam.
Hal ini membuat konflik antara Indonesia dengan China.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Republik Indonesia (RI) berencana akan membuat sebuah Pangkalan di Natuna.
Hal itu dikatakan oleh Menteri KKP, Wahyu Sati Trenggono usai meninjau kapal pengawas perikanan KP HIU 16 dan KP HIU 17 di Pangkalan Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP), Barelang, Batam, beberapa hari lalu.
Dia mengatakan pangkalan PSDKP sangat diperlukan di daerah perbatasan.
Baca juga: New AIRsm Cotton Uniqlo Kini Ada yang Untuk Cewek
Pangkalan yang ada saat ini belum bisa disebut pangkalan karena skalanya masih kecil.
Dia menjelaskan bahwa wilayah Natuna memiliki kekayaan alam yang sangat besar.
Mulai dari kekayaan minyak bumi, sumber daya perikanan, pertanian, perkebunan, juga pariwisata.
"Hal ini yang perlu kita jaga dan awasai," kata Wahyu.
Dia juga mengatakan wilayah Laut Natuna terletak di sebelah selatan Laut China Selatan dan masuk ke wilayah Indonesia.
"Kabupaten Natuna menjadi kabupaten terluar (paling utara) yang terletak di Selat Karimata. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara. Lalu, Singapura bagian barat, dan Malaysia bagian timur wilayah Indonesia," kata Wahyu.
Wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga memmbuat wilayah tersebut sangat rawan pencurian perikanan dari wilayah asing baik Malaysia, Vietnam China.
Wahyu, meminta pangkalan PSDKP melalui kapal-kapal, agar terus melakukan pengawasan di perbatasan laut Indonesia.
Pihaknya juga berkomitmen akan terus melakukan penambahan kapal dan kekuatan armada.
“Laut Indonesia sangat luas. Kita akan terus melakukan penambahan kapal dan kekuatan armada. Disamping itu kita berkordinasi dengan Polair, Bakamla, TNI Angkatan Laut dalam menjaga seluruh sumber alam Indonesia,” katanya. (TRIBUNBATAM.id/ Ian Sitanggang)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google