TRIBUNBATAM.id - Inilah makna dan tata cara siraman yang dilakukan Aurel Hermansyah, sediakan 13 sesaji.
Setelah sukses melaksanakan proses lamaran, Aurel Hermansyah diketahui menggelar upacara Siraman, Jumat (19/3/2021).
Upacara Siraman adalah salah satu dari rangkaian prosesi yang harus dilewati dalam upacara pernikahan adat Jawa.
Prosesi ini digelar sebelum hari pernikahan dengan maksud dan tujuan tertentu.
Lantas, apa kira-kira makna upacara Siraman dalam budaya Jawa?
Makna Siraman
Makna upacara Siraman sarat akan lambang atau simbol yang diharapkan dapat menjadi petuah atau nasehat bermanfaat untuk bekal hidup calon pengantin.
Mengutip buku "Ragam Pengantin di Jawa Tengah" yang diterbitkan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provisi Jawa Tengah, Museum Jawa Tengah Ranggawarsita (2010), Siraman berarti mandi.
Ritual ini bertujuan untuk membersihkan sepasang calon pengantin lahir dan batin.
Selain orangtua pengantin, ada pula kehadiran beberapa ibu lanjut usia pada upacara tersebut yang diundang untuk memandikan pengantin, termasuk nenek dari pengantin.
Jumlahnya tujuh orang atau dalam Bahasa Jawa pitu.
Maksudnya, orang-orang tersebut diharapkan bisa memberikan pertolongan (pitulungan).
Sementara menurut ulasan yang ditulis oleh Ernawati Purwaningsih dan dipublikasikan melalui situs Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta, sebetulnya jumlah orang yang menyirami tidak dibatasi.
Semakin banyak semakin baik, asalkan jumlahnya ganjil.
Namun, agar calon pengantin tidak kedinginan karena banyaknya yang menyirami, maka biasanya hanya dibatasi tujuh orang saja.
Upacara Siraman biasanya diselenggarakan siang atau sore hari, yang kemudian dilanjutkan dengan upacara Midodareni.
Baca juga: Krisdayanti Tak Hadir di Siraman Aurel, Ashanty: 7 Orangtua yang Pernikahannya Bagus
Baca juga: Ke Dokter Kandungan Sebelum Menikah, Aurel Singgung Malam Pertama, Atta: Gas Pol Rem Blong
Baca juga: Jelang Nikah dengan Atta, Aurel Nangis Beri Hadiah Istimewa Ini ke Anang: I Love You Pipi
Sesaji
Upacara siraman diperlukan sesaji atau barang-barang siraman yang meliputi:
- Tempat air besar yang terbuat dari tembaga atau perunggu.
- Air yang diambil dari sumur bersih dengan harapan memberikan kekuatan kesucian lahir batin.
- Kembang setaman, terdiri dari mawar, melati, kantil, dan kenanga, yang ditaruh di dalam air untuk mandi. Tujuannya memberikan aroma harum dan wangi.
- Konyoh manca warna, yakni lulur yang dibuat dari tepung beras dan kencur yang dicampur lima warna, yaitu merah, kuning, hijau, biru, dan putih. Konyoh sebagai sabun yang menghaluskan kulit.
- Sampo tradisional.
- Dua kelapa yang diikat jadi satu.
- Slemek lungguh (alas duduk) berupa tikar pandan dengan ukuran kira-kira satu meter persegi, mori satu lembar, dan jarik satu lembar, serta dedaunan yang terdiri dari daun kluwih, daun kara, daun apa-apa, daun awar-awar, daun turi, daun dhadhap srep, alang-alang, eri kemarung, dan dlingo bengle.
- Jarik atau kain empat warna, yaitu bango tulak yuyu sekandhang, yaitu kain lurik tenun berwarna coklat ada benang kuning, pulo watu, yaitu kain lurik warna putihgaris hitam, dan kain yang berwarna jingga.
- Kain mori satu lembar, kira-kira dua meter, dan kain batik untuk slemek sebelum memakai mori.
- Kain dua warna yaitu grombol dan nagasari. Tetapi kedua motif tersebut bisa diganti motif lainnya, asalkan motif tersebut berarti baik, seperti sidomukti, sidoasih, semen raja, semen rama, atau sidoluhur.
- Sabun dan handuk, kelengkapan untuk membersihkan dan mengeringkan badan setelah siraman.
- Kendhi berisi air untuk mengakhiri acara siraman.
- Sesaji siraman yang meliputi tumpeng robyong, tumpeng gundhul, dhahar anyep-anyepan, pisang raja salirang, pisang pulut saliran yang isinya genap, pala gumantung, pala kependhem, pala kesimpar, empluk-empluk diberi bumbu pawon komplit, satu butir telur ayam kampung, kelapa yang sudah dikupas kulitnya, gula jawa setangkep, cuplak ajug-ajug, kembang telon, jenang werna pitu, jajanan pasar, jadah, jenang dodol, wajik, kacang cina atau kacang tanah direbus bersama kulitnya, serta ayam jago satu ekor.
Baca juga: Apa Itu Wayang Cecak? Kesenian Tradisional Khas Kepulauan Riau yang Kian Meredup
Baca juga: Apa Itu Tepuk Tepung Tawar? Tradisi Unik Melayu Kepri saat Hajatan Penting
Baca juga: Selain Bagi Angpau, Inilah 7 Tradisi Unik Khas Imlek, Pantang Makan Ikan Dibalik
Tata urutan upacara Siraman
Setelah sesaji dikumpulkan, berikut tata urutan upacara Siraman yang akan dilaksanakan:
1. Kembang setaman disebar di tempat yang telah diisi air, yang akan dipergunakan untuk Siraman.
Kemudian, kelapa dua buah yang telah diikat dimasukkan ke dalam tempat air untuk Siraman.
2. Calon pengantin yang sudah mengenakan busana Siraman dijemput oleh kedua orangtuanya dari kamar pengantin.
Kemudian pengantin digandeng menuju tempat Siraman.
Para pinisepuh yang bertugas membawa ubarampe mengiringi dari belakang.
Ubarempe tersebut berupa jarik grompol satu lembar, nagasari satu lembar, handuk, dan padupan.
3. Setelah semua siap, acara diwali dengan doa, kemudian orang tua mengawali menyiram calon pengantin menggunakan air yang telah tersedia.
Orang yang pertama menyirami calon pengantin adalah bapak pengantin, diikuti oleh ibunya, kemudian para pinisepuh yang telah diminta untuk ikut menyirami calon pengantin dan memberi berkah.
Siraman calon pengantin diakhiri oleh juru rias, atau sesepuh yang sudah ditunjuk atau disepakati.
4. Pada akhir Siraman, juru rias atau sesepuh mengeramasi calon pengantin menggunakan landha merang, santen kanil dan banyu asem, serta meluluri tubuh dengan konyoh, kemudian menyiram lagi sampai bersih.
Setelah itu, calon pengantin memanjatkan doa, dan kemudian juru rias mengucurkan air kendhi untuk berkumur sebanyak tiga kali.
Selanjutnya juru rias mengguyurkan air kendhi ke kepala sebanyak tiga kali, membersihkan muka, telinga, leher, tangan, kaki sebanyak tiga kali.
Setelah air kendhi habis, juru rias memecah kendhi di depan kedua orangtua calon pengantin.
5. Acara dilanjutkan dengan membawa calon pengantin menuju kamar pengantin.
Calon pengantin digandeng oleh kedua orangtuanya menuju kamar pengantin untuk mengeringkan tubuh dan disiapkan untuk melaksanakan prosesi selanjutnya, yakni upacara Ngerik.
Berita lain tentang Aurel Hermansyah
Berita lain tentang TRIBUN WIKI
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Mengenal Makna Upacara Siraman pada Pernikahan Aurel Hermansyah".
Baca berita terbaru lainnya di Google!