PUNCAK, TRIBUNBATAM.id - Kelompok kriminal bersenjata (KKB) kembali melancarkan aksi teror terhadap warga Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua pada Jumat (9/4/2021).
Teror yang dilancarkan KKB Papua membuat sejumlah warga ketakutan dan memilih bersembunyi di dalam rumah.
Mereka pun takut menjadi korban kebrutalan atau korban penembakan KKB Papua.
Ketakutan warga ditambah setelah dua warga sipil Distrik Beoga menjadi korban penembakan.
Dua warga yang menjadi korban penembakan adalah Oktovianus Rayo dan Yonatan Randen.
Oktovianus Rayo yan ditembak saat menjaga kios di rumahnya pada Kamis (8/4/2021) pagi.
Sementara Yonatan Randen yang merupakan seorang guru ditembak saat berada di rumahnya pada Jumat (9/4/2021) sore.
Selain itu, seorang kepala sekolah sempat diculik KKB, namun berhasil diselamatkan.
Baca juga: Kronologi Kejadian Guru SD Ditembak Mati di Papua oleh Anggota KKB Pimpinan Sabinus Waker
Baca juga: Terungkap, Inilah Sumber Dana Utama KKB Papua, dari Pemerintah hingga Tambang Emas
Pada sore harinya, KKB juga membakar tiga bangunan sekolah serta merampas harta warga.
Salah satu warga, Eni (nama samaran), menyebut ada 14 warga yang bersembunyi di suatu tempat rahasia.
Mereka tidak berani kembali ke Beoga karena situasi yang tidak kondusif.
Tak hanya orang dewasa, ada satu bayi dan dua balita yang berada dalam tempat persembunyian.
Kini mereka mengalami keterbatasan ketersediaan bahan pangan.
Dalam persembunyiannya, warga mengaku semakin kekurangan bahan pangan.
"Makanan hanya seadaanya, tinggal mi instan, biskuit," kata dia saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (10/4/2021).
Bunyi tembakan
Eni yang merupakan masyarakat pendatang dan bekerja di sebuah fasilitas umum di Beoga menyebut, saat ini kondisi Beoga masih mencekam.
Bahkan bunyi tembakan masih terdengar.
"Situasi masih mencekam, tadi pagi masih ada bunyi tembakan dua kali," ujarnya.
Menurutnya, insiden penembakan tidak pernah terjadi sebelumnya.
"Sebelumnya tidak pernah ada penembakan. Cuma memang satu atau dua minggu yang lalu di sini ada perang saudara. Kalau penembakan KKB belum pernah ada," kata Eni.
Berharap petugas bisa mengevakuasi
Eni berharap aparat keamanan segera bisa mengevakasi mereka dan segera mengamankan situasi.
"Kita semua mau turun ke Timika. Kalau memungkinkan ada pesawat masuk, kita semua mau turun, tidak mau tinggal di sini karena sudah dua masyarakat sipil yang jadi korban," kata dia.
Namun hingga kini situasi masih siaga dan mereka masih menunggu bantuan.
"Masih tetap siaga karena pesawat masih belum bisa masuk sampai sekarang. Ini sudah jam 11.30 WIT masih belum ada pesawat yang masuk," kata dia.
Kapolda kerahkan pasukan
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri mengaku telah mengerahkan aparat gabungan untuk masuk ke Beoga.
Dia berjanji akan mengevakuasi warga ke Intan Jaya.
"Tadi malam kami berusaha mengumpulkan masyarakat pendatang di Koramil dan kita sedang berusaha menggeser tambahan kekuatan ke Beoga untuk bisa mengungsikan para pendatang yang sudah dikumpulkan di Koramil Beoga. Kita akan bawa keluar ke Sugapa," kata Fakhiri di Jayapura, Sabtu.
Sugapa dipilih karena jaraknya lebih dekat dibandingkan Ilaga.
(Penulis : Dhias Suwandi, Irsul Panca Aditra | Editor : Abba Gabrillin, Robertus Belarminus)
Berita lain terkait KKB
Baca Berita Tribunbatam.id di GOOGLE NEWS
(*)
.
.
.
Sumber: Kompas.com