TRIBUNBATAM.id - Di bulan suci Ramadhan 1442 H, umat muslim diwajibkan untuk berpuasa.
Puasa ramadhan ini menjadi amalan rutin umat muslim setiap tahunnya.
Di bulan ramadhan, umat muslim menunaikan puasa selama 30 hari penuh.
Saat menunaikan ibadah puasa, umat muslim pun dianjurkan untuk suci dari hadas kecil dan besar.
Tidak salah jika dalam menyambut bulan Ramadhan, umat muslim diramaikan dengan tradisi mandi junub atau mandi wajib.
Pertanyaan kerap muncul pun ketika kita dalam keadaan junub atau kotor saat puasa ramadhan.
Meski dalam keadaan junub atau kotor, umat muslim masih diperbolehkan menlanjutkan puasanya.
Yakni dengan mandi wajib sebelum hingga setelah waktu imsak.
Lantas bagaimana jika mandi wajib dilakukan setelah adzan subuh? Sah atau tidak puasa kita?
Baca juga: Tata Cara Mandi Wajib Setelah Haid, Bersihkan dengan Tangan Kiri dan Baca Niat Ini
Baca juga: Niat dan Doa Mandi Wajib Jelang Puasa Ramadhan, Lengkap dengan Tata Cara Mengerjakannya
Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Jawa Tengah, Wahid Ahmadi, menyampaikan terkait hukum mandi junub setelah imsak.
Ia mengatakan, umat Islam diperbolehkan berpuasa, meski dalam keadaan junub atau kotor setelah keluar mani atau bersetubuh.
"Enggak apa-apa. Jadi puasa dalam keadaan dia junub itu enggak ada masalah, boleh-boleh saja," ujarnya, dikutip dari YouTube Tribunnews.com.
Menurutnya, orang yang akan berpuasa, diperbolehkan mandi junub setelah waktu Subuh.
Sehingga, puasa orang yang baru mandi junub setelah waktu Subuh itu tetap sah.
"Jangankan setelah imsak, setelah Subuh saja tidak ada masalah," ungkapnya.
Wahid Ahmadi menambahkan, orang yang sudah sahur lalu melakukan hubungan badan atau jimak, dia diperbolehkan mandi junub setelah waktu Subuh.
Lalu dia bisa menjalankan salat Subuh dan meneruskan berpuasa Ramadhan.
"Misalnya, seseorang setelah Sahur dia jimak, kemudian tertidur sampai kebablasan Subuh-nya jam 5 misalnya."
"Dia tidak apa-apa, dia mandi dulu kemudian wudu, kemudian salat Subuh. Setelah itu puasa jalan, tidak ada masalah," jelasnya.
Mandi wajib diharuskan bagi umat Islam setelah berhubungan badan atau perempuan yang menyelesaikan masa haidnya.
Umat Islam harus melakukan mandi wajib setelah berhadats besar agar kembali suci.
Berikut ini niat dan tata cara mandi wajib, yang Tribunnews.com kutip dari kediri.muhammadiyah.or.id:
1. Niat
Mulailah dengan niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar.
Niat ini membedakan mandi wajib dengan mandi biasa, sebagaimana ia membedakan ibadah dengan adat atau kebiasaan.
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى
“Semua amal perbuatan tergantung niatnya dan setiap orang akan mendapatkan sesuai yang ia niatkan” (HR. Al Bukhari dan Muslim)
2. Membersihkan kedua telapak tangan
Menyiram atau membasuh tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya, menyiram atau membasuh tangan kanan dengan tangan kiri. Diulangi tiga kali.
عَنْ عَائِشَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اغْتَسَلَ مِنْ الْجَنَابَةِ فَبَدَأَ فَغَسَلَ كَفَّيْهِ ثَلَاثًا
“Dari Aisyah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mandi karena junub, maka beliau memulainya dengan mencuci kedua telapak tangannya tiga kali...” (HR. Muslim)
3. Mencuci kemaluan
Mencuci dan membersihkannya dari mani dan kotoran yang ada padanya serta sekitarnya.
4. Berwudhu
Berwudhu sebagaimana ketika hendak shalat.
5. Membasuh rambut dan menyela pangkal kepala
Dengan cara memasukkan kedua tangan ke air, lalu menggosokkannya ke kulit kepala, dan kemudian menyiram kepala tiga kali.
6. Menyiram dan membersihkan seluruh anggota tubuh.
Pastikan seluruh anggota tubuh tersiram air dan dibersihkan, termasuk bagian-bagian yang tersembunyi atau lipatan seperti ketiak dan sela jari kaki. (Tribun Jakarta)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Bolehkah Mandi Junub Setelah Subuh Saat Puasa Ramadan? Berikut Tata Cara Mandi Wajib