BATAM, TRIBUNBATAM.id - Belakangan ini Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sudah melakukan komunikasi politik dengan beberapa partai politik yang ada di Provinsi Kepulauan Riau.
Di saat beberapa partai politik masih bereuforia dengan kemenangan Pilkada dan juga beberapa partai politik berada dalam sedikit keputusasahan karena kalah dalam Pilkada sebelumnya.
Namun Partai PKS justru mengambil inisiatif untuk melakukan komunikasi dengan beberapa partai yang ada di Kepri.
Nah atas dasar itu maka Tribun Batam mengambil tema News Webilog edisi Rabu, (16/6/2021) yakni ‘Membaca Pergerakan PKS’.
Untuk menjawab hal tersebut berikut Wawancara ekslusif Tribun Batam (TB) bersama dua nara sumber yang berkompeten dalam bidang tersebut yakni Humas Universitas Riau Kepulauan Linayati Lestari SIP, MA, Ph.D (LL) dan Kabid Humas DPW PKS Kepri / Anggota Komisi 1 DPRD Kepri, Muhammad Syahid Ridho (MS).
Berikut pembahasannya :
TB : Bisa diceritakan sedikit latar belakang PKS bisa mengambil langkah awal ini untuk berkomunikasi dengan beberapa partai yang ada di Kepri?
MS : Pertama saya kira ini sebenarnya kegiatan silahturahmi yang biasa saja, artinya kegiatan ini merupakan kegiatan biasa yang juga dilakukan oleh beberapa Partai politik lainya.
Dalam kapasitas kita sebagai manusia tentu membangun hubungan antara sesama pasti juga terjadi.
Yang kedua silahturahmi kebangsaan ini juga merupakan arahan dari DPP di tingkat pusat. Presiden PKS bersama jajarannya juga bersilahturahmi dengan seluruh pimpinan partai politik ditingkat pusat.
Selanjutnya gelombang ini diteruskan ke tingkat Wilayah baik itu Provinsi maupun Daerah.
TB : Apakah hanya sekadar berkomunikasi biasa atau ada tujuan-tujuan politik tertentu, karena ketika manusia biasa yang akan berkomunikasi itu pasti biasa saja.
Namun ketika partai politik yang berkomunikasi, pasti masyarakat beranggapan itu komunikasi yang lebih dari biasa saja, bagaimana Bang?
MS : Silaturahmi ini kita lakukan ke seluruh partai politik dan juga ormas-ormas di tingkat wilayah. Kita sudah mengawali pertama kali di Majelis Ulama, organisasi Muhammadiyah dan juga dengan partai politik yang lain. Ini lebih kepada silahturahminya Bang, kalau dikaitkan dengan politik saya rasa 2024 itu masih sangat jauh. Kebetulan memang pengurus PKS yang sekarang merupakan pengurus yang baru sehingga kita lakukan silaturahim itu hal yang wajar, sekaligus untuk memperkenalkan pengurus baru PKS.
TB : Kira-kira dalam target atau rencana PKS, berapa partai yang akan coba didatangi oleh PKS untuk berkomunikasi? Lalu apa yang akan disampaikan oleh PKS sendiri baik jangka panjang maupun jangka pendek?
MS : Kita tidak pilih partai namun semua partai kita komunikasikan dengan baik. Apalagi saat ini kan boleh dikatakan masih dalam momen Lebaran, sehingga kami sekaligus melakukan silahturahim. Karena pandemi sehingga kita tidak boleh kumpul-kumpul. Kita juga ingin menegaskan jika PKS tidak seperti stigma orang lain, yang mengatakan PKS itu tidak komunikatif, nah momen ini juga sebagai ajang pembuktian jika PKS tidak seperti itu. Jadi belum sampai ke topik jangka panjang ataupun pendek, kita hanya membangun komunikasi seperti biasa saja.
TB : Yang agak menarik di sini yakni PKS adalah partai yang eksklusif, kira-kira apa yang coba dilakukan oleh PKS sendiri sehingga bisa mengeluarkan stigma seperti itu?
MS : Saya kira pertama dengan kunjungan silahturahim ini, dalam rangka kita membangun stigma yang mana orang lain mengatakan PKS berasaskan Islam dan tidak nasionalis. Maka di sini saya katakan tidak, karena Pancasila bagi PKS adalah sudah final. Karena ketika kita tidak menganut Pancasila maka kita tidak jadi partai politik. Stigma itu terkadang dimunculkan dengan sendirinya. Untuk menjawab stigma seperti itu maka silakan dekat lagi bersama PKS.
TB : Apakah model komunikasi seperti ini selama ini sudah diterapkan oleh PKS ataukah baru kali ini saja?
MS : Budaya semacam ini bukan merupakan budaya PKS saja dan bukan merupakan budaya baru, namun hal serupa juga dilakukan oleh orang lain, apalagi budaya timur yang mana secara sosial kita sangat menjujung tinggi, rasa persaudaraan yang mana tingkat kepedulian kita sangat tinggi antara satu dengan yang lain, dengan budaya ini kita mencoba membawakan kedalam level partai politik. Adapun efek positif dari silahturahim ini yakni dalam menmbangun bangsa ini itu tidak bisa kita lakukan sendiri kita pasti membutuhkan setiap elemen lain dan juga partai politik lain. Maka dengan cara inilah kita membangun komunikasi dengan yang lain agar kita selalu bersinergi membangun bangsa Indonesia dengan baik.
TB : Bagaimana presepsi ibu ketika melihat komunikasi yang dibangun oleh PKS terhadap partai politik yang lain saat ini?
LL : Iya, saya coba menggaris bawahi pemaparan Bang Ridho yakni silahturahmi yang merupakan hal biasa, nah bacaan politik dan bacaan komunikasi juga merupakan hal yang biasa, jika uraikan sedikit misalnya silahturahim itu yakni mempererat tali persaudaraan, seperti yang sudah jadi berteman makin erat hubungannya agar tidak renggang. Saya rasa mungkin beberapa partai yang lain juga akan sama.
Jadi bukan konflik yang menyadarkan seseorang dengan ketidakberesan. Namun silahturahmi tadi juga bisa mempereratkan lagi tali silahturahmi. Berbeda dengan sowan yang akan berbicara atau membahas sesuatu. Jadi semuanya itu berkaitan dengan hubungan sosial partai politik.
TB : Bu, lebih jau lagi saya melihat ibu dalam hal ini sebagai pengamat politik atau akademisi. Kira-kira dari pengamatan ibu sendiri model komunikasi yang coba diterapkan oleh PKS selama ini seperti apa?
LL : Baik, yang menarik di PKS seperti yang saya bilang dari awal yakni gaya komunikasi PKS ini yakni membangun komunikasi sebagai inti dari sosialnya. Misalnya ketika orang mengadakan hubungan tetap, jadi sistem komunikasi yang mereka lakukan yakni mereka ingin menentukan apakah sistem itu mempererat atau menyatukan mereka. Kita melihat PKS yang nota benenya merupakan partai kader yang mempunyai pola komunikasi yang sangat menarik.
Kenapa saya katakan menarik karena antara setiap individu yang satu dengan yang lain itu berkaitan secara aktif, meskipun secara nyata kita tidak melihat itu, namun internal mereka cukup kuat dengan partai kader. Sejauh ini kader PKS dengan beberapa kader partai lain mempunyai hubungan timbal balik dalam berintegrasi sehingga mereka mampu mengembangkan potensi manusiawi yang lebih aktif.
Kemudian model komunikasi yang dibangun PKS saat ini, saya melihat berdasarkan stuktur partai yang ada dari DPP hingga ranting mereka rutin melakukan komunikasi atau pertemuan.
PKS saat ini memang lagi menikmati euforia juga namun mereka beda ekspresinya.
TB : Tadi Ibu sempat katakan PKS itu dibangun dalam pengkaderan. Kira-kira apa keunggulan atau keutamaan yang coba dibangun PKS selama ini?
LL : Secara umum jika partai kader itu lebih mendapatkan keakraban bagi setiap anggotanya. Ketika melihat pada level yang lebih besar sebenarnya silahturahmi yang sudah dilakukan itu tidak hanya di Kepri saja namun juga dilakukan di level nasional, ini merupakan hal yang biasa saja, berbeda dengan sowan yang mana pada peretemuan tersebut kita bisa bicara hal yang lebih banyak dan lebih jauh lagi.
TB : Meski ini biasa saja, namun ketika komunikasi ini di bangun apa input atau efek positifnya untuk tujuan politik jangka panjang?
LL : PKS saat ini menurut saya merupakan salah satu contoh positif. Ketika kita bicara spesial PKS meski berbeda namun tradiri ideologi dan sosialnya yang menjadi contoh positif. Karena budaya politik ini sudah berjalan berpulu-pulu tahun hanya saja saat itu media tidak mengeksposnya, dan orang-orang juga tidak terlalu banyak memiliki kepentingan, mereka hanya memilki kepentingan yang sama yakni bernegara. (TRIBUNBATAM.id/ Ronnye Lodo Laleng).
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita tentang Kepri