ROHANI KRISTEN

DOA, Bacaan, Renungan Harian Katolik Jumat, 16 Juli 2021: Tuhan Butuh Belas Kasih Bukan Persembahan

Penulis: Thom Limahekin
Editor: Thom Limahekin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI - Yesus bersoal jawab dengan orang-orang Farisi.

Editor: Thomm Limahekin

TRIBUNBATAM.id, BATAM – DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik Jumat, 16 Juli 2021 menyadarkan seluruh umat Katolik bahwa Allah lebih membutuhkan belas kasihan daripada persembahan.

Dalam bacaan pertama, Kitab Keluaran mengisahkan tentang Allah yang murka kepada bangsa Israel dan Firaun karena ketegaran hari mereka.

Sedangkan dalam bacaan injil, Matius menegaskan diri-Nya sebagai Tuhan atas Hari Sabat. Penegasan ini disampaikan untuk melawan ketegaran hati orang-orang Farisi yang memaknai hukum secara sempit.

Nah, pesan dari bacaan injil ini menjadi sumber inspirasi bagi RP Lukas Gewa Tiala, SVD untuk mendasarkan renungannya yang berjudul, ‘Tuhan Butuh Belas Kasih Bukan Persembahan’.

Baca juga: DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik Kamis, 15 Juli 2021: Enaklah Kuk Yang Tuhan Yesus Pasang

PATER LUKAS - RP Lukas Gewa Tiala, SVD. (ISTIMEWA)

Bacaan Pertama: Kel 11:10-12:14

Hendaknya kalian menyembelih anak domba pada waktu senja. Apabila Aku melihat darah, maka aku akan melewati kalian.

Pembacaan dari Kitab keluaran:

Musa dan Harun telah melakukan segala mujizat di depan Firaun. Tetapi Tuhan mengeraskan hati Firaun, sehingga ia tidak membiarkan orang Israel pergi dari negeri Mesir.

Maka bersabdalah Tuhan kepada Musa dan Harun di tanah Mesir, "Bulan ini akan menjadi permulaan segala bulan bagimu, bulan yang pertama bagimu tiap-tiap tahun.

Katakanlah kepada segenap jemaat Israel, 'Pada tanggal sepuluh bulan ini hendaklah diambil seekor anak domba oleh masing-masing menurut kaum keluarga, seekor untuk tiap-tiap rumah tangga.

Tetapi jika rumah tangga itu terlalu kecil jumlahnya untuk menghabiskan seekor anak domba, maka hendaklah ia bersama-sama dengan tetangga yang terdekat mengambil seekor menurut jumlah jiwa;

tentang anak domba itu kamu buatlah perkiraan menurut keperluan tiap-tiap orang. Anak domba itu harus jantan, tidak bercela dan berumur setahun, boleh domba, boleh kambing.

Anak domba itu harus kalian kurung sampai tanggal empat belas bulan ini. Lalu seluruh jemaat Israel yang berkumpul harus menyembelihnya pada senja hari.

Dan darahnya harus diambil sedikit dan dioleskan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas rumah tempat orang makan anak domba itu.

Pada malam itu juga mereka harus makan dagingnya yang dipanggang; daging panggang itu harus mereka makan dengan roti tak beragi dan sayuran pahit.

Janganlah kalian memakannya mentah atau direbus dalam air; tetapi hanya dipanggang di api, lengkap dengan kepala, betis dan isi perutnya.

Janganlah kalian tinggalkan apa-apa dari daging itu sampai pagi. Apa yang tinggal sampai pagi harus dibakar habis dalam api.

Beginilah kalian memakannya: pinggang berikat, kaki berkasut dan tongkat ada di tanganmu. Hendaklah kalian memakannya cepat-cepat.

Itulah Paskah bagi Tuhan. Sebab pada malam ini Aku akan menjelajahi negeri Mesir, membunuh semua anak sulung, baik anak sulung manusia, maupun anak sulung hewan, dan semua dewata Mesir akan Kujatuhi hukuman, Akulah, Tuhan.

Adapun darah domba tersebut menjadi tanda bagimu pada rumah-rumah tempat kalian tinggal. Apabila Aku melihat darah itu, Aku akan melewati kalian.

Jadi tidak akan ada tulah kemusnahan di tengah kalian pada saat Aku menghukum negeri Mesir.

Hari itu harus menjadi hari peringatan bagimu dan kamu harus rayakan sebagai hari raya bagi Tuhan turun-temurun. Hari itu harus kalian rayakan sebagai suatu ketetapan untuk selama-lamanya.'

Demikianlah sabda Tuhan.

Syukur kepada Allah.

Baca juga: DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik Senin, 12 Juli 2021: Yesus Prioritas, Nomor Satu

ILUSTRASI - Yesus kecil sudah berada di Bait Allah. (ISTIMEWA)

Bacaan Injil: Mat  12:1-8

Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius:

Pada suatu hari Sabat, Yesus dan murid-murid-Nya berjalan di ladang gandum. Karena lapar

murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya.

Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada Yesus, "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."

Tetapi Yesus menjawab, "Tidakkah kalian baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan para pengikutnya lapar?

Ia masuk ke dalam bait Allah, dan mereka semua makan roti sajian yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam.

Atau tidakkah kalian baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam bait Allah, namun tidak bersalah?

Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi bait Allah. Seandainya kalian memahami maksud sabda ini,

'Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan,' tentu kalian tidak akan menghukum orang yang tidak bersalah. Sebab Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."

Demikianlah Injil Tuhan.

Terpujilah Kristus.

Baca juga: DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik Rabu, 30 Juni 2021: Yesus Melindungimu dari Roh Jahat

ILUSTRASI - Yesus marah di Bait Allah. (ISTIMEWA)

Renungan

‘Tuhan Butuh Belas Kasih Bukan Persembahan’

Saudara dan saudariku seiman dalam Tuhan Yesus, semoga anda semuanya dalam keadaan yang sehat walafiat, tak kurang satu apapun dan selalu dalam lindungan kasih Tuhan.

Buat saudara dan saudariku yang sakit, dalam Nama Tuhan Yesus, anda sembuh. Senang berjumpa kembali dengan anda dalam permenungan harian sabda Tuhan, Embun Sabda, edisi Jumat, 16 Juli 2021.

Saya ajak anda merenungkan: YANG DIKEHENDAKI TUHAN ADALAH BELAS KASIHAN DAN BUKAN PERSEMBAHAN.

Saudara dan saudariku seiman dalam Tuhan, apakah yang dituntut sebenarnya dari perintah Allah "menguduskan hari Sabat" dari kita? Atau, apa maksud utama dibalik perintah Allah ini?

Dalam Injil hari ini, para pemimpin agama, orang orang Farisi dan para ahli taurat, mengkonfrontasi Yesus dengan masalah ini.

Saudara dan saudariku seiman, "Istirahat Sabat" dimaksudkan sebagai waktu untuk mengingat dan merayakan kebaikan Tuhan yang Dia tunjukan lewat karyaNya yang ajaib, baik itu lewat penciptaan maupun lewat penebusan.

"Istirahat Sabat" adalah hari yang dikhususkan untuk memuji Tuhan dan segala karya ciptaanNya, serta juga segala karya penyelamatanNya yang dibuatNya demi kita.

Pada hari ini, kita diminta untuk beristirahat untuk menyegarkan diri dalam Tuhan lewat memuji Dia.

Saudara dan saudariku seiman, dalam Injil murid murid Yesus dimarahi dan ditegur oleh para ahli taurat dan orang orang Farisi, bukan karena memetik bulir gandum, tetapi karena mereka melakukan itu pada hari Sabat.

Yesus membela para muridNya, bukan saja karena melihat kedegilan hati para pemimpin agama itu yang melakukan itu atas dasar iri hati dan benci pada Yesus dan para muridNya dengan segala karya penyelamatan yang Yesus lakukan,

tetapi juga Yesus berargumen berpegangan pada Kita Suci bahwa kebutuhan manusia lebih diutamakan.

Manusia lebih diutamakan daripada soal ritual. Manusia yang adalah gambar dan rupa Allah haruslah diperhatikan.

Yesus memberi contoh kejadian Daud dan anak buahnya yang memakan roti suci yang dipersembahkan di bait suci, dimana hanya para imam yang dapat memakannya.

Juga Yesus mengutip pekerjaan Sabat dalam upacara ritual memuji Allah. Lebih dari itu, Yesus kemudian mau menggarisbawahi apa yang dikatakan Nabi Hosea (6:6): Aku menginginkan belas kasihan, dan bukan persembahan (korban).

Buat Yesus segala upacara ritual termasuk Sabat disini adalah hal penting, tetapi lebih penting lagi adalah belas kasihan dan kebaikan dalam menanggapi kebutuhan manusia yang adalah gambar dan rupa Allah.

Saudara dan saudariku seiman, dengan kata lain Berbuat Kasih kepada mereka atau sesama yang membutuhkan adalah diatas segalanya.

Sebagai contoh konkrit: Kita boleh rajin ke Gereja dan mengikuti segala kegiatan, tetapi jika kita hidup dalam permusuhan dan tidak dalam damai dengan orang serumah, maka tidak ada semua kegiatan yang kita buat karena tidak ada tindakan kasih dalam diri kita.

Atau kita boleh rajin ke gereja, tetapi tidak pernah menolomg orang atau selalu memandang rendah orang lain, maka tidak ada gunanya "rajin ke gereja" itu. 

Segala kegiatan lahiriah bersifat rituak harus membantu kita untuk kegiatan rohaniah manusiawi yaitu Kasih Dan Belaskasihan.

Marilah kita berjuang terus untuk mewujudkan kasih dan belas kasihan dalam tindakan konkrit dan tidak hidup dalam kemunafikan. Amin.

Baca juga: DOA, Bacaan dan Renungan Harian Katolik Jumat, 21 Mei 2021: ‘Apakah Engkau Mengasihi Yesus???’

ILUSTRASI - Yesus berdoa untuk murid-Nya (ISTIMEWA)

Doa

Tuhan Allah kami, buatlah kami berjalan di jalanMu: Dimana ada cinta dan kebijaksanaan, tidak ada ketakutan atau ketidaktahuan;

dimana ada kesabaran dan kerendahan hati, tidak ada kemarahan; dimana ada kemiskinan dan sukacita, tidak ada keserakahan atau ketamakan;

dimana ada kedamaian, tidak ada kekhawatiran atau kegelisahan; dimana ada rasa takut akan Tuhan, tidak ada musuh yang dapat masuk dan tinggal;

dimana ada belas kasihan, tidak ada kekerasan. Ya Tuhan Allah, semuanya itu kami peroleh lewat PutraMu, Yesus Kritus, Tuhan dan pengantara kami.

Semoga kita semua dan semua yang kita sayangi dan kasihi, segala usaha dan kerja kita, dibimbing, dilindungi dan diberkati Allah Yang Mahakuasa, Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin. (TRIBUNBATAM.id/Thomm Limahekin?*)

Berita terkait Doa Bacaan dan Renungan Harian Katolik

Berita Terkini