Peraih Mendali Emas Ditemukan Tewas di Kolong Jembatan, Harumkan Nama Daerah di Cabor Tinju

Editor: Eko Setiawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jenazah sosok Abdul Rahman, seorang mantan atlet tinju yang ditemukan di kolong jembatan tengah menjalani proses identifikasi oleh aparat kepolisian Polres Bone, Sulawesi Selatan. Kamis, (29/7/2021).

TRIBUNBATAM.id, BONE - Seorang mantan petinju di Bone ditemukan tewas di kolong jembatan.

Penemuan jasad korban membuat heboh keluarga mereka.

Bagaimana tidak, pemegang mendali emas ini pernah beberapa kali mengharumkan nama Bone.

Ia juga dikenal sebagai seorang yang baik dan sayang keluarga.

Semasa hidupnya, ia juga sosok orang yang disegani.

Mantan atlet tinju asal Bone, Sulawesi Selatan, Abdul Rahman (55) ditemukan tewas di kolong jembatan di Jl Mangga, Kelurahan Macege, Kecamatan Tanete Riattang Barat, Kabupaten Bone.

Jasad atlet tinju era tahun 80-an itu ditemukan pada Kamis (29/7/2021) dalam kondisi tubuhnya tengkurap.

Saat ditemukan, Abdul Rahman mengenkan kaus hitam dan celana hitam. Korban mengalami penyakit komplikasi sehingga meninggal dunia.

"Iya korban telah diserahkan kepada pihak keluarga," ungkap Kasat Reskrim Polres Bone, AKP Ardy saat dikonfirmasi tribun-timur.com, Kamis (29/7/2021).

"Korban ada penyakit jantung juga, komplikasi dan meninggal," katanya.

Keponakan Abdul Rahman, Madi mengatakan, almarhum merupakan mantan atlet tinju di Bone.

Bahkan ia pernah mewakili Bone pada Pekan Olahraga Daerah (Porda).

"Banyak orang kenal beliau waktu masih muda," ujar Madi, Kamis (29/7/2021).

Almarhum beberapakali mengharumkan nama Bone cabang olahraga Tinju.

"Dulu saya saksikan sendiri medali emas yang dia dapat," tuturnya.

Selain itu, almarhum juga dikenal peduli dengan keluarganya.

"Dia itu kalau ada uang langsung dikasih ke ponakannya, tidak hitung berapa jumlahnya," tutur Madi.

Selain dikenal petinju, almarhum juga dikenal preman semasa mudanya.

"Orang Bone jaman 80-an pasti kenal beliau," kata pria pengusaha ayam potong ini.

Sementara Jabir menambahkan, bahwa almarhum pernah jadi preman di Jakarta.

"Penjara paling ditakuti di Jakarta," katanya.

Almarhum Abdul Rahman tiga tahun belakangan ini bekerja di Pasar Sentral Watampone.

"Ia bekerja sebagai petugas retribusi di pasar," katanya. (Tribunnews.com)


Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul Sosok Abdul Rahman, Mantan Atlet Tinju Era 80-an yang Tewas di Kolong Jembatan, Preman yang Disegani

Berita Terkini