BATAM, TRIBUNBATAM.id - Pulau Mubut Darat adalah sebuah pulau di wilayah Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang, Kota Batam, yang kini telah disulap menjadi destinasi wisata.
Kawasan wisata bahari ini, sejak didirikan pada tahun 2015, telah menjadi pilihan tempat wisata favorit warga Batam.
Seringkali di akhir pekan, warga Batam maupun luar kota kerap bepergian ke pulau ini.
Bagi Tribunners yang baru pertama kali hendak berwisata ke Pulau Mubut Darat, tak perlu ragu.
Tempat wisata pulau ini dapat diakses dengan menyewa perahu dari dermaga di Sembulang langsung menuju dermaga Pulau Mubut.
Dermaga ini terletak di wilayah Kelurahan Sembulang dekat Kantor Kecamatan Galang.
Belokan jalan menuju dermaga dapat dilihat di seberang Pondok Pesantren Al Hasan Barelang, setelah melewati Jembatan 3 Barelang.
Pengunjung yang hendak menyeberang ke pulau dapat menitipkan kendaraannya di lapangan parkir yang tersedia.
Lokasi parkir ini terbilang aman karena dijaga 24 jam oleh warga setempat, sehingga pengunjung yang hendak menginap di pulau tidak perlu khawatir.
"Parkirnya aman, dijaga sama keluarga kami juga. Sudah sejak awal wisata dibuka, alhamdulillah tidak pernah terjadi apa-apa," ujar Sariman, salah seorang pengelola sekaligus nakhoda kapal.
Baca juga: Pulau Mubut Darat Batam Salah Satu Destinasi Wisata Kepri
Baca juga: Lahan 11 Hektare di Sungai Ulu Hasilkan 23 Ton Singkong, Wabup Natuna Ikut Panen
Dari dermaga di Sembulang, pengunjung dapat langsung menaiki perahu yang sudah tersedia.
Ongkos pulang pergi perahu tersebut dibayarkan ketika sudah sampai di dermaga Pulau Mubut Darat.
Adapun ongkos yang ditetapkan yakni sebesar Rp 50.000 untuk pulang pergi dengan menggunakan perahu.
Biaya ini juga sekaligus tarif memasuki tempat wisata.
Sementara itu, bagi pengunjung yang hendak menginap, dapat langsung membayar ongkos air bersih seharga Rp 15.000.
"Perjalanannya sebentar, cukup 15 menit saja udah nyampe," ujar Sariman.
Ia juga menambahkan, pengunjung tidak perlu khawatir dengan potensi gelombang tinggi, karena ombak di sekitar pulau relatif stabil.
Meski begitu, Sariman berpesan kepada para pengunjung agar menyesuaikan perjalanan dengan rekomendasi dari nakhoda kapal.
"Jika cuaca nggak bagus, ketika yang bawa kapal bilang tidak bisa pergi, diharapkan pengunjung dapat memaklumi, karena kami melihat potensi gelombang tinggi dan cuaca buruk. Tapi seringnya perjalanan tetap aman dan bisa dilalui," tambah Sariman.
Bisa Kemping hingga Berenang
Ada banyak kegiatan yang dapat dilakukan di Pulau Mubut Darat.
Selain bermain air di pantai yang jernih, pengunjung juga dapat menggelar kemah atau menginap di rumah-rumah pondok yang telah disediakan.
Lokasi kemah dapat digelar di titik-titik daratan berpasir pantai atau di dekat hutan mangrove, pengunjung bebas memilih area kemah yang dikehendaki.
Wilayah tempat wisata tersebut pun cukup mendukung dengan adanya dataran luas yang ditumbuhi beberapa pohon kelapa nan rindang.
Namun, jika tidak ingin repot menggelar tenda, pengunjung dapat menyewa pondokan yang berdiri di sepanjang bibir pantai.
Rumah-rumah pondokan ini dibangun bergaya rumah panggung dari kayu dan menghadap langsung ke arah laut.
Rumah-rumah pondokan ini dicat berwarna-warni dan menambahkan nilai keindahan dari lokasi tempat wisata.
Selain indah dan nyaman, pondokan juga dapat disewa dengan harga berkisar Rp 250.000 sampai Rp 300.000 per malam.
"Pondokan di sini kokok, satu rumah bisa menampung sekitar 7 orang. Atau kalau ingin menginap di gazebo juga bisa, harganya Rp 100 ribu sampai Rp 150 ribu," ujar Pengelola Pulau Mubut Darat, Atan.
Selama menginap atau berkunjung, para wisatawan dapat menikmati ragam kegiatan yang menarik di Pulau Mubut Darat.
Di antaranya adalah, berenang, naik perahu boat keliling pulau dengan tarif Rp 20.000 per orang, hingga naik sampan dayung dengan tarif Rp 100 ribu sepuasnya.
Pengunjung juga tidak perlu khawatir tentang urusan perut.
Tempat wisata Pulau Mubut Darat telah menyediakan warung-warung dan restoran yang dapat memenuhi kebutuhan makan.
Restoran di Pulau Mubut Darat juga menjual aneka macam olahan seafood dengan cita rasa lezat dan dibuat dari bahan segar hasil tangkapan nelayan sekitar.
"Untuk ke sini, kami sudah siapkan empat perahu untuk antar jemput pengunjung dari Sembulang ke Mubut.
Kapasitasnya satu perahu bisa sampai 60 orang jika cuaca bagus," tambah Atan.
Keindahan Pulau Mubut Darat juga ditambah dengan aneka umbul-umbul dan hiasan berwarna-warni di sekitar pantai.
Selain pemandangan yang memanjakan mata, juga banyak terdapat spot foto menarik yang bisa Tribunners nikmati.
Tersedia Air Bersih dan Listrik
Ketersediaan air menjadi salah satu kebutuhan terpenting dalam menjalankan kegiatan pariwisata.
Di tempat-tempat wisata pantai misalnya, air dibutuhkan untuk minum, mandi, dan memasak. Sama halnya dengan tempat wisata Pantai Mubut Darat.
Pantai yang dibuka sejak tahun 2015 ini dulunya merupakan hutan dan belantara semak. Ketersediaan air bersih sangat minim di pulau kecil ini, sehingga warga harus membeli air bersih dari pulau seberang.
Hanya ada segelintir warga yang mendiami Pulau Mubut Darat, salah satunya adalah keluarga dari bapak Atan. Sebagaimana sebagian besar warga pesisir, mulanya Atan berprofesi sebagai nelayan.
Namun, ia melihat potensi yang cukup besar untuk menjadikan pesisir Pulau Mubut Darat sebagai tempat wisata pantai. Alhasil, pantai ini pun mulai menerima kedatangan wisatawan sejak enam tahun yang lalu.
"Dulu kesusahan cari air jadi kendala kami. Bahkan mau buat secangkir kopi saja nggak bisa karena tidak ada air bersih," kenang Atan.
Untuk kebutuhan sehari-hari penduduk pulau, biasanya air didatangkan dari pulau lain dengan harga yang terjangkau. Namun ketika tempat wisata sudah mulai terbentuk, Atan berinisiatif membeli air dari Batam yang dikirim bolak-balik dengan menggunakan perahu.
Ketika tamu-tamu yang berkunjung ke Pulau Mubut Darat cukup banyak, Atan dan para kerabatnya pernah mengangkut 500 galon air dalam sehari untuk kebutuhan wisatawan.
Cara ini dinilai tidak cukup efektif karena membutuhkan biaya dan tenaga yang tidak sedikit, namun masih menjadi satu-satunya opsi yang ada.
"Sampai nangis karyawan saya, disuruh ngangkut 500 galon air dalam sehari. Tapi mau gimana, kami sudah komitmen membuka tempat wisata di sini," ujar Atan.
Namun kemudian, Atan bersama keluarganya pun menyisihkan sebagian keuntungan usahanya dengan membangun sumur dan membeli generator listrik untuk melengkapi fasilitas tempat wisatanya.
Sumur yang digunakan bukan lah sumur yang dibuat menggunakan bor, melainkan dicangkul sendiri oleh para penduduk.
Dari situ, kini tempat wisata Pantai Mubut Darat memiliki bergalon-galon air bersih yang siap tersedia bagi para wisatawan.
Selain itu, listrik juga tersedia dari generator yang menggunakan bahan bakar diesel.
Atan mengakui, ketersediaan air bersih menjadi faktor terpenting pendukung berjalannya tempat wisata.
Maka dari itu, ia selaku pengelola selalu berupaya memenuhi kebutuhan para wisatawan agar dapat berwisata lebih nyaman di Pulau Mubut.
"Alhamdulillah sekarang sudah nyaman, kami sudah punya sumur air yang kami gali sendiri," tambah Atan. (TRIBUNBATAM.id/Hening Sekar Utami)
Baca juga Berita Tribun Batam lainnya di Google
Berita Tentang Kepri