BATAM, TRIBUNBATAM.id - Hingga pukul 13.34 WIB belum ada massa dari kalangan mahasiswa tiba di depan Kantor DPRD Kota Batam ataupun Kantor Pemko Batam, Senin (11/4/2022).
Tepatnya berada di jalan Engku Puteri, Batam Center, Kota Batam Kepulauan Riau (Kepri).
Pantauan TRIBUNBATAM.id pagar utama Kantor DPRD Kota Batam dan Pemko Batam ditutup rapat. Pengunjung harus keluar masuk melalui pagar belakang kedua instansi tersebut.
Namun terlihat sudah sejumlah aparat kepolisian dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) sudah menunggu bersiap siaga di loby Kantor DPRD Kota Batam.
Sebanyak 1 unit mobil yang membawa kawat berduri dan water canon juga sudah bersiaga di depan Kantor DPRD Kota Batam.
Saat dikonfirmasi, Kasatpol PP, Reza Khadafy mengatakan pihaknya sudah menyiapkan 110 personil.
Ditempatkan di DPRD Kota Batam, Pemko Batam dan sekelilingnya.
Baca juga: AKSES Wisman Dibuka, Hotel di Batam Diminta Bertahan dan Tak Hentikan Operasional
Baca juga: BREAKING NEWS, Aparat Gabungan Pasang Kawat Berduri di DPRD Kepri Halau Demo Mahasiswa
"Kita bergabung dengan TNI dan Polri juga. Kemungkinan ada sekitar 200 personil gabungan," kata Reza.
Dalam hal ini, Reza mengimbau para mahasiswa yang menggelar aksi unjuk rasa harus damai. Sehingga proses penyampaian aspirasinya bisa tersampaikan.
"Kita juga menyikapinya damai," katanya.
Ia menambahkan para mahasiswa titik kumpulnya di Welcome To Batam (WTB). Didalam suratnya, tempat aksi unjuk rasa hanya gedung DPRD Kota Batam.
Seperti diketahui, ada 4 tuntutan mahasiswa secara nasional :
1. Mendesak dan menuntut wakil rakyat agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai.
2. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan dari berbagai daerah dari tanggal 28 Maret 2022 sampai 11 April 2022.
3. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk tidak mengkhianati konstitusi negara dengan melakukan amendemen, bersikap tegas menolak penundaan pemilu 2024 atau masa jabatan 3 periode.
4. Mendesak dan menuntut wakil rakyat untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada presiden yang sampai saat ini belum terjawab. (TRIBUNBATAM.id/Roma Uly Sianturi)