BATAM, TRIBUNBATAM.id - Bu Haji, merupakan satu di antara sekian korban kebakaran yang menghanguskan rumah sekaligus lapak jualan barang seken di Tanjung Sengkuang, Batam, Jumat (21/10/2022).
Wanita yang sudah tak muda itu tampak duduk termenung di sebuah teras rumah.
Ia seperti orang linglung dengan kedua tangannya diletakkan di sebuah meja usang.
Kedua bola matanya berkaca-kaca dan sesekali meneteskan air mata.
Tangannya yang terlihat sudah mulai keriput sesekali gemetar apalagi saat dirinya mengingat musibah yang menimpanya dini hari tadi.
Ia tidak sendirian, tepat di belakangnya terlihat ada beberapa orang yang duduk menghadap ke arah Bu Haji.
Menggunakan baju berwarna putih, sesekali ia menunduk sembari mengusap wajahnya.
Suaranya yang biasanya lantang saat ngobrol, kali ini seakan redup nyaris membisu.
Bu Haji tidak banyak ngobrol.
Baca juga: KEBAKARAN DI BATAM, Delapan Lapak Jualan Barang Seken di Sengkuang Terbakar
Dia hanya mengangguk dan menggeleng kepala di kala ada pertanyaan datang dari sanak saudaranya.
Bu Haji begitu trauma menyaksikan rumah kesayangan yang selama ini dia huni dan juga menjadi tempat usahanya hangus terbakar, Jumat (21/10/2022) dini hari.
"Kebakaran itu terjadi saat saya tertidur pulas," kata Bu Haji singkat.
Ia mengaku baru menyadari adanya kebakaran setelah mendengar teriakkan warga setempat.
Tidak hanya teriak, warga sempat mendobrak pintu rumahnya, bermaksud agar semua yang berada dalam rumah segera keluar menyelamatkan diri.
"Saya dan dua anak langsung keluar menyelamatkan diri, dan tidak sempat menyelamatkan satupun barang-barang yang ada di dalam rumah," katanya.
Dirinya, tidak habis pikir semua barang-barang berharga dan barang dagangannya kini sudah menjadi arang hingga debu.
Dirinya mengaku sudah lama berjualan barang seken tersebut.
Selama ini, dia tinggal bersama dua orang anaknya.
Ia tinggal di belakang dan di depan digunakan untuk meletakkan barang dagangannya seperti lemari dan kursi.
Kursi-kursi yang dijualnya itu, diambil dari Singapura dan Indonesia.
Ia mengaku berjualan sejak belasan tahun yang lalu.
Waktu itu ia memulai dengan berjualan lemari saja.
Seiring berjalannya waktu dirinya ikut berjualan meja, kursi dan beberapa kelengkapan rumah tangga lainnya.
"Saya memulai jualan ini dari nol. Saya lupa tahunnya," katanya.
Akibat peristiwa tersebut, ia belum bisa menghitung berapa kerugian yang dialaminya.
"Pikiran saya masih kacau, belum bisa memastikan kerugian saya. Secara garis besar bisa mencapai puluhan juta rupiah," ujarnya. (TRIBUNBATAM.id/Ronnye Lodo Laleng)