WAWANCARA EKSKLUSIF

INI Dampak Fenomena El Nino Bagi Wilayah Kepri

Penulis: Yeni Hartati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tribun Podcast dipandu oleh Host Tribun Batam Sihat Manalu bersama narasumber Kepala BMKG Batam, Addi Setiadi di edisi Hot News Corner di Studio Tribun Batam, Rabu (23/8/2023).

BATAM, TRIBUNBATAM.id - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Hang Nadim Batam memperkirakan bahwa wilayah Kepulauan Riau secara keseluruhan akan mengalami fenomena  El Nino.

Dengan perkiraan suhu udara tertinggi berada di 34 derajat Celcius, namun perkiraan suhu udara itu masih tergantung pada penguapan suhu air laut.

Kepala Stasiun BMKG Kelas 1 Hang Nadim Batam, Addi Setiadi, mengatakan meski El Nino, potensi hujan di Kepri masih berpeluang terjadi.

Hal itu dikarenakan, Kepri berada di wilayah equator atau garis katulistiwa.

Terkait dengan fenomena cuaca di Kepri ini mari saksikan perbincangan dengan narasumber Kepala BMKG Batam, Addi Setiadi di edisi Hot News Corner pada Rabu 23 Agustus 2023 di Studio Tribun Batam :

Tribun Batam (TB) : Dampak el nino di Indonesia, apakah elnino bisa diprediksi?

Addi Setiadi (AS) : Elnino merupakan fenomena global sistem interaksi lautan dan atmosfer yang ditandai dengan meningkatnya atau naiknya suhu permukaan air laut di ekoter pasifik tengah atau di nino 34.

Dengan meningkatnya suhu berarti tekanannya rendah dan di wilayah kita tekanan menjadi tinggi, jadi menyebabkan masa udara basah mengalir di ekoter pasifik tengah atau di kita musim panas kemudian di ekoter pasifik ada hujan.

Selanjutnya dampak el nino itu ada banyak terutama di komoditi pertanian apalagi di Kepri semua di datangkan dari luar Kepri, mulai dari sayur maupun beras. Sehingga daerah lain yang mengalami elnino otomatis pasti akan naik harga-harga komoditi pertanian.

Ditambah lagi di Kepri ini masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari bergantung pada waduk, tentunya di waduk itu lama-lama bisa kering.

Karena waduk itu juga bergantung pada curah hujan, dengan kondisi curah hujan sekarang ini kita perhatikan hujan sangat ringan dan ringan saja.

Itupun hujannya spot-spot tidak secara masif dengn kondisi ini berarti air yang mengisi waduk akan berkurang.

Kemudian wilayah lautan di Kepri sangat luas, kalau berdasarkan informasinya di Kepri ini hanya 4 persen daratan dan 96 persen lautan. Jadi di Kepri banyak pembentukan awan-awan konvektif

Kalau diperhatikan posisi Kepri ini satu derajat lintang utara dan sekarang ini matahari mode ekuator pada 23 September 2023.

Dengan matahari yang penyinarannya sangat kuat akan terjadi pembentukan awan konvektif, nah awan konvektif inilah yang menyebabkan pembentukan hujan tapi hujan sangat ringan.

Hujan sangat ringan itu apabila jumlah curah hujan kurang dari 5 milimeter per 24 jam atau per hari. Kalau hujan ringan apabila jumlah curah hujan antara 5 sampai 20 milimeter per 24 jam atau per hari.

TB : Khusus di Kepri dengan 96 persen lautan dan 4 persen daratan sehingga menyebabkan pembentukan awan konvektif, apa yang menyebabkan hal itu terjadi?

AS : Iya karena lautannya. Kalau penyinarannya kuat akan terjadi penguapan, dari penguapan itu akan membentuk awan konvektif. Tapi kalau kita perhatikan berdasarkan analisis atau arah angin atas itu kondisi angin 3000 feet ini lebih banyak dari arah tenggara selatan dengan cuaca kering, jadi pembentukan awan karna pengaruh kering akan bubar awan yang untuk menghasilkan hujan.
Kalau biasanya bukan dari el nino curah hujan pada umumnya sedang, lebat, dan sangat lebat.

TB : Untuk di Kepri ini apa yang perlu diwaspadai dengan adanya el nino?

AS : Tentunya yang utama air, karena masyarakat ini umumnya menggunakan air waduk sehingga kalau waduknya kering otomatis mereka akan sangat sulit menemukan air karna air merupakan kebutuhan pokok.

TB : Di Batam yang memiliki tujuh waduk, jika di lihat dengan situasi sekarang ini apakah termasuk mencukupi dengan kebutuhan masyarakat?

AS : Kalau kita perhatikan penduduk Batam ini sangat signifikan 1,3 juta. Sebenarnya untuk kebutuhan air sangat mengkhawatirkan, tapi yang kita butuhkan sekarang ini oleh pemerintah setempat ada di alirkan dari waduk Tembesi. Dan kita juga sempat melakukan rapat untuk menerapkan TMC atau Teknologi Modifikasi Cuaca tapi tentunya dengan biaya yang tidak sedikit.
Sekarang ini kalau kita perhatikan di peta HTH atau Hari Tanpa Hujan untuk wilayah Jawa merah atau pink.

TB : Bisa dijelaskan terkait elnino moderat?

AS : El nino moderat itu lebih banyak tidak hujannya, rata-rata itu bisa masuk di atas 60 hari tidak ada hujan seperti di daerah Jawa. Sementara kalau kita perhatikan di Kepri ini masih ada warna hijau berarti antara satu sampai lima hari enggak ada hujan. Tetapi kalau di daerah Natuna warnanya itu coklat muda 11 sampai 20 hari tidak ada hujan.

TB : Bagaimana dengan prakiraan cuaca yang update setial harinya?

AS : Itu untuk cuaca, tapi yang dijelaskan ini untuk iklim. Cuaca dan iklim itu berbeda. Kalau cuaca itu kondisi fisik atmosfer.

TB : Apa yang menjadi imbauan BMKG atau saran kepada masyarakat terkait pemasok kebutuhan ke Batam maupun di Kepri, akibat dampak elnino yang bisa menyebabkan kenaikan harga komoditi pangan?

AS : Kalau sumber alam sedikit pasti akan naik harga-harga. Kita BMKG hanya menginformasikan kondisi iklim di suatu daerah atau wilayah yang dilakukan monitoring dengan HTH atau Hari Tanpa Hujan.

TB : Pernah atau tidak di Kepri sama sekali tidak ada hujan?

AS : Sepengetahuan saya selama tiga tahun bertugas kalau sebelumnya saya tidak tahu. Tetapi di Kepri ini wilayah berpola ekuatorial jadi ada dua puncak hujan di sepanjang tahun.

Tetapi di kita dibagi tiga ekuatorial satu pola tipe zona musim hujan sepanjang tahun, kemudian ekuatorial dua hujan dan kemarau, terakhir ekuatorial tiga zona empat yakni dua musim hujan dan musim kemarau.

Kalau tidak ada el nino di Batam dalam setahun itu pasti ada hujan, tapi karna ada el nino kontribusi curah hujan menjadi kurang.

TB : Bagaimana dengan ekuatorial zona empat yakni dua musim hujan dan dua musim kemarau?

AS : Tergantung fenomena yang mempengaruhi ada global el nino la nina, indeks di bolamud yang mempengaruhi regional misalkan terjadinya sirklonik di wilayah kita.

Kalau kita perhatikan di Batam ini ketika terjadi sirklonik di laut Natuna Utara kemudian terjadi belokan angin akan terjadi hujan deras bisa sampai tiga sampai empat hari.

TB : Dalam satu tahun apakah bisa di prediksi kapan terjadinya elnino atau bisa berapa kali?

AS : Itu ada updatenya, tidak setiap tahun ada el nino. Tergantung dari para ahli dari Jepang maupun negara lain yang melakukan hal itu atau memprediksi. Bukan dari BMKG saja.

TB : Dalam sepekan apakah ada perubahan yang sangat signifikan?

AS : Kalau kita perhatikan kami juga akan pemantauan jarak jauh terkait cuaca, ketika ada cuaca yang ektrem maka procaster cuaca memprediksi cuaca. Tentunya apabila akan terjadinya cuaca ektreem dua sampai tiga jam kami akan mengeluarkan peringatan dini, supaya warga bisa mengambil antisipasi. Makanya kita juga ada aplikasi info BMKG yang bisa di lihat semua di aplikasi playstore di android.

TB : Closing statement?

AS: Terkait masalah elnino mengurangi kondisi curah hujan cenderung kering, masyarakat tentunya harus tahu informasi sementara untuk mengetahui informasi tentunya bisa langsung membuka aplikasi info BMKG yang semuanya bisa di akses baik meteorologi penerbangan, publik, maritim, dan informasi iklim yang terkait kegempaan.

Kegiatan BMKH juga mengedukasi kegiatan yang berkaitan dengan masyarakat yakni sekolah lapang cuaca, sekolah lapang iklim, dan sekolah lapang penerbangan.

Kemudian alumni yang sudah mengikuti sekolah bisa mengetuk tularkan kepada tetangga atau orang-orang yang di sekitarnya untuk mengetahui hal tersebut, karna kegiatan yang kita sampaikan juga tergantung anggaran yang terbatas. (TRIBUNBATAM.id/Yeni Hartati)



Berita Terkini