TRIBUNBATAM.id - Dua jenazah korban erupsi Gunung Marapi sampai di RSAM Bukittinggi, Senin (4/12/2023).
Pantauan TribunPadang.com dilapangan, jenazah pertama datang sekira pukul 17.50 WIB. Sementara itu jenazah kedua datang sekira pukul 18.00 WIB.
Jenazah dibawa menggunakan mobil ambulance milik Palang Merah Indonesia (PMI) Bukittinggi.
Jenazah tampak terbungkus dengan kantong bewarna orange tersebut langsung dibawa masuk kedalam ruangan ante mortem.
Kepala Markas PMI Kota Bukittinggi, Ahmad Jaiz, mengatakan tidak mengetahui identitas dan jenis kelamin korban, karena hanya bertugas mengantarkan.
"Kita hanya mengantarkan, jadi tidak tau jenis kelaminnya apa, tadi kami menerimanya sudah ada di dalam kantong, kami tadi menunggu di posko, masukan ke dalam ambulance dan bawa kesini," jelasnya.
Selanjutnya, ia mengatakan masih ada beberapa jenazah lagi yang sedang di dalam perjalanan.
"Masih ada beberapa lagi yang sedang dibawa kesini," pungkasnya.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Sumatera Barat (Sumbar) siapkan tim untuk identifikasi jenazah pendaki Gunung Marapi yang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Proses identifikasi akan dilakukan di Rumah Sakit Achmad Mochtar Bukittinggi sebagai posko evakuasi.
Kasubid Dokpol Bikdokes Polda Sumbar Dr. Eka Purnamasari, mengatakan proses identifikasi dilakukan untuk jenazah yang ditemukan dalam kondisi tidak sempurna atau rusak agar tidak terjadi kesalahan saat penyerahan kepada keluarga.
"Kami akan melakukan identifikasi terlebih dahulu, khususnya untuk jenazah yang mungkin mengalami kerusakan. Ini agar nantinya tidak terjadi kesalahan identifikasi saat diserahkan kepada keluarga korban," katanya, Senin (4/12/2023).
Identifikasi dilakukan dengan mengumpulkan data orang hilang dari pihak keluarga, menanyakan ciri khas korban dan mencocokkan data di posko antermortem yang berlokasi di Rumah Sakit Achmad Mochtar.
"Evaluasi data dilakukan di posko antermortem dengan mencocokkan data korban yang ada di kamar jenazah. Setelah itu, baru dilakukan penyerahan kepada keluarga," jelasnya.
Proses identifikasi melibatkan pengumpulan sampel DNA, dokumen seperti KTP, surat keterangan lahir, ijazah, foto, dan properti korban sebelum berangkat naik Gunung Marapi.