BATAM, TRIBUNBATAM.id - Berpuasa saat Ramadan, tak sekadar menahan haus dan lapar.
Lebih dari itu, puasa di bulan Ramadan mengajarkan banyak hal.
Di antaranya, mendidik seorang Muslim menjadi pribadi yang sabar, hingga lebih peduli terhadap sesama.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia atau MUI Batam KH Luqman Rifa'i, SAg, pernah menyampaikan hikmah puasa Ramadan dalam ceramah Ramadannya berjudul 'Puasa Madrasah Umat Islam'.
Baca juga: Inilah Enam Syarat Wajib Puasa Ramadan bagi Seorang Muslim
Ia mengatakan, bulan suci Ramadan merupakan bulan disyariatkannya ibadah puasa bagi umat Islam.
Hal ini sebagaimana firman Allah SWT “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”. (QS. Al-Baqarah : 183)
Luqman mengatakan, ibadah puasa adalah sebuah madrasah ruhiyah bagi umat Islam. Sebuah instrumen pendidikan yang mendidik karakter jiwa umat Islam.
Dalam ibadah puasa terdapat sejumlah hikmah yang bisa mendidik karakter jiwa manusia untuk menjadi pribadi yang taqwa. Di antaranya:
1. Ibadah puasa mendidik karakter ikhlas
Ibadah puasa merupakan ibadah yang menjadi rahasia antara hamba dengan Allah. Sungguh yang benar-benar tahu diri kita sedang puasa adalah diri kita dan Allah SWT.
Dalam hadist riwayat Imam Bukhari disebutkan: Allah berfirman dalam hadits qudsi: "Orang yang berpuasa itu meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena taat pada perintahKu (Allah). Puasa adalah untukKu (Allah) dan Aku akan memberikan balasannya, sedang sesuatu kebaikan itu dibalas dengan sepuluh kali lipat gandanya." (HR. Bukhari)
2. Ibadah puasa mendidik karakter sabar
Menahan diri tidak makan, minum, merokok, berhubungan suami istri sejak fajar hingga terbenam matahari tentu membutuhkan kesabaran luar biasa.
Baca juga: Jelang Ramadan 2024, Begini Potret Pembangunan Masjid Agung Batam
"Hal inilah yang terjadi dalam ibadah puasa. Sehingga dengan ibadah puasa diharapkan lahir insan-insan yang berjiwa sabar," kata Luqman.
3. Ibadah puasa mendidik karakter mengendalikan emosi
Saat puasa bukan hanya menjauhkan diri dari makan dan minum tapi juga dituntut untuk bisa mengendalikan emosi.
Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda "Jika pada hari salah seorang di antara kalian berpuasa, maka janganlah ia mengucapkan kata-kata kotor, membuat kegaduhan dan tidak juga melakukan perbuatan orang-orang bodoh.
Dan jika ada orang yang mencacinya atau menyerangnya, maka hendaklah ia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa.Sesungguhnya aku sedang berpuasa.’” (HR. Bukhari).
"Dari sini dapat kita pahami bahwa puasa benar-benar mendidik jiwa manusia untuk bisa mengendalikan emosinya. Jika tidak bisa mengendalikan emosi maka puasa yang dilakukan menjadi tidak banyak maknanya," katanya.
4. Ibadah puasa mendidik jiwa jujur dan disiplin
Dalam ibadah puasa, seseorang diatur sedemikian rupa pola makan dan minum dalam hidupnya.
Sejak terbit fajar sampai terbenam matahari, orang yang sedang puasa dilarang untuk makan dan minum merokok dan lain sebagainya.
Oleh karena itu puasa membutuhkan kejujuran dan kedisiplinan seseorang.
"Hanya orang yang jujur dan disiplin yang akan benar puasanya. Contohnya, saat di siang Ramadan, umat Islam sebelum shalat biasanya wudhu.
Saat wudhu disunnahkan untuk berkumur-kumur. Jika tidak ada kejujuran dan kedisiplinan, bisa saja seseorang saat kumur-kumur sambil menelan air," ujarnya.
Tapi karena ada kejujuran dan kedisiplinan, maka orang tidak melakukan hal itu.
Baca juga: Apa Itu Bulan Rajab? Ini Makna dan Keutamaannya Sebelum Datangnya Bulan Ramadan
Rasulullah SAW menjelaskan tentang pentingnya karakter jujur dalam sabdanya "Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur." (HR Bukhari).
5. Ibadah puasa mendidik siswa peduli terhadap sesama
Pada saat menjalankan ibadah puasa seseorang merasakan lapar dan dahaga. Kondisi inilah yang dirasakan pula oleh fakir miskin anak yatim dan kaum dhuafa.
Dalam ajaran Islam setelah usai melaksanakan ibadah puasa Ramadan diwajibkan untuk membayar zakat fitrah sebagai instrumen pendidikan kepedulian terhadap sesama.
Demikian juga Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wassalam (SAW) menjelaskan tentang keutamaan sedekah yang dilakukan di ulan suci Ramadan. Dari Anas bin Malik RA yang diriwayatkan secara marfu’: Sedekah yang paling afdhal adalah diberikan di bulan Ramdhad (HR. Tirmidzi).
Selanjutnya, hadits Rasulullah Sholallahu 'alaihi wasallam bersabda "Siapa yang memberi makan (saat berbuka) untuk orang yang puasa, maka dia mendapatkan pahala seperti pahala orang yang diberi makannya itu tanpa dikurangi sedikitpun dari pahalanya". (HR. At-Tirmizy, An-Nasai, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan Ibnu Khuzaemah). (*)
Baca berita Tribun Batam lainya di Google News