TRIBUNBATAM.id - Banyak tauladan Nabi Muhammad SAW yang patut diamalkan para umatnya.
Tauladan ini bila diikuti dan diamalkan akan membawa keberkahan dunia dan akhirat.
Seperti melakukan zikir dan doa setelah sholat subuh.
Rasulullah SAW semasa hidupnya tidak buru-buru beranjak dari tempat sholat Subuh.
Beliau memberi teladan berzikir usai menunaikan sholat Subuh.
Rasulullah SAW menyeru umatnya untuk meraih keutamaan berzikir setelah sholat Subuh hingga terbitnya matahari yang keutamaannya berlipat ganda.
Sebab sholat Subuh itu adalah salah satu sholat yang doa setelah pelaksanaan sholat itu mustajab atau akan dikabulkan Allah SWT.
Baca juga: Surah dan Doa Setelah Sholat Subuh yang Mustajab Menarik Rejeki dan Dijauhkan dari Marabahaya
Baca juga: Doa Setelah Sholat Subuh agar Masuk Surga Terhindar dari Api Neraka
Selain ini adalah waktu yang sangat berkah yang tak boleh terlewatkan orang berakal, dan sebagaimana disebutkan dalam hadits nabi.
Bahwa Nabi Muhammad banyak berdzikir usai sholat Subuh hingga matahari terbit.
Melansir Islami.co, Simak bin Harb pernah bertanya pada Jabin bin Samurah tentang pengalamannya mengikuti majelis Rasulullah.
Pengalaman ini diriwayatkan oleh Muslim.
“Beliau tidak bangun dari tempat shalatnya setelah shalat subuh atau pagi sampai terbitnya matahari. Jika matahari terbit beliau bangun (untuk shalat). Dahulu mereka membicarakan peristiwa-peristiwa yang mereka alami ketika masih jahiliyah, lalu mereka tertawa dan tersenyum.” (HR: Muslim)
Allah pun berfirman mengimbau umat Islam untuk berzikir mengingat-nya.
“Hai, sekalian orang yang mu’min! Ingatlah Allah sebanyak-banyaknya dan tasbihlah memuji Allah pagi-pagi dan petang-petang” (Al Ahzab : 41 – 42).
Perintah untuk banyak berdzikir, terutama pada waktu petang dan pagi juga muncul dalam QS. Ali Imran ayat 41, QS. Al- Kahfi 28. Berdasarkan ayat-ayat tadi, waktu pagi adalah selepas subuh hingga terbit matahari.
Ada banyak keutamaan berzikir usai sholat Subuh.
Salah satunya, pahala setara haji dan umrah.
“Barang siapa yang sholat subuh berjamaah kemudian duduk berzikir hingga matahari terbit kemudian sholat dua rakaat maka baginya pahala seperti pahala haji dan umrah sempurna, sempurna.” (HR Imam Tirmizi)
Dalam hadist riwayat Ahmad dan Abu Daud, zikir setelah salat subuh juga dapat mengampuni dosa sebanyak buih di lautan.
Lalu, zikir pun bisa memberi jaminan surga dan perlindungan dari azab neraka.
“Barang siapa yang salat fajar kemudian berdzikir hingga terbit matahari maka api neraka tidak akan menyentuh kulit orang tersebut selamanya.” (HR. Baihaqi)
Telah diriwayatkan dalam sejumlah hadits nabi bahwa dari keutamaan berdoa atau berdzikir setelah sholat Subuh adalah dengan mengulang-ulang doa sayyidul istighfar.
Keutamaannya adalah menghapus dosa-dosa dan kesalahan, menghilangkan kecemasan dan menyingkap kesedihan, menolak malapetaka, mendatangkan rezeki yang penuh berkah, kelapangan dada dan kebahagiaan jiwa, turunnya kebaikan-kebaikan dan hujan, diberikan keturunan dan anak-anak dengan izin Allah, menunjukkan kepatuhan pada Allah karena sesungguhnya orang tersebut selalu membutuhkan Allah.
Doa setelah sholat subuh itu terkumpul dengan membaca doa sayyidul istighfar.
Semua yang disebutkan sebelumnya adalah keutamaan berdzikir sayyidul istighfar sesudah sholat subuh karena di dalamnya itu terdapat pujian kepada Allah SWT, dan mentauhidkan Allah, pengakuan akam ketuhanan dan keilahian Allah, penolakan terhadap penyekutuan terhadap Allah, mengakui dan pengabdian seorang hamba kepada Tuhannya, mengakui Allah itu pencipta dan pengatur seluruh alam, kepasrahan terhadap Allah,syukur kepada Allah dan pengakuan atas dosa-dosa dan mencari ampunan Allah.
Berikut ini doa sayyidul istighfar :
اللهمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ. أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ. أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ. وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ. فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ
Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa‘dika mastatha‘tu. A‘ûdzu bika min syarri mâ shana‘tu. Abû’u laka bini‘matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.
Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”
(*/TRIBUNBATAM,id)
Baca berita Tribun Batam lainnya di Google News