TRIBUNBATAM.id - Tidak lama lagi umat Islam akan menjalankan ibadah puasa Ramadan 2024.
Adakah yang sudah mulai menghitung puasa ramadan 2024 kurang berapa hari?
Paling tidak kita harus menyiapkan diri agar bisa menjalani puasa ramadan dengan ikhlas.
Bulan Ramadan merupakan bulan spesial, i bulan penuh ampunan dari Allah Swt.
Allah akan memberikan ampunan kepada orang-orang yang bertobat.
Allah juga akan memberikan pahala berlipat ganda bagi orang yang melakukan perbuatan baik pada bulan Ramadan.
Bulan Ramadan juga dinanti karena pada bulan ini kita diwajibkan perpuasa.
Semua umat muslim merasakan keindahan bulan puasa.
Baca juga: Jelang Ramadan, Berikut Lima Tempat Ngabuburit di Tanjungpinang yang Murah Meriah
Nah, bagaimana dengan kalian, sudahkah kalian melaksanakan ibadah puasa dengan keimanan dan keihklasan?
Semoga kalian selalu dalam keimanan dan keikhlasan kepada Allah.
Kewajiban berpuasa sudah dikenalkan sejak zaman nabi-nabi terdahulu, seperti Nabi Daud a.s. yang melaksanakan puasa dengan cara sehari berpuasa dan sehari
berbuka.
Puasa juga telah dipraktikkan oleh orang-orang saleh dari berbagai belahan dunia.
Mereka melakukannya tidak hanya untuk alasan kesehatan jasmani, tetapi juga untuk mencapai kebugaran rohani.
Adapun puasa Ramadan adalah puasa yang khusus bagi umat Islam.
Puasa Ramadan diperintahkan kepada Nabi Allah saw pada tahun kedua Hijriah.
Hal ini berdasarkan firman Allah:
يٰٓاَيُّهَا الذَِّيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الذَِّيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لعَلَّكُمْ
تَتَّقُوْنَۙ
Terjemahnya:
”Wahai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al-Baqarah/2:183)
Sejak peristiwa itu maka puasa mulai diwajibkan bagi umat Islam.
1. Pengertian Puasa
Puasa dalam bahasa Arab disebut as-șaum artinya menahan diri dari suatu perbuatan.
Puasa menurut syara’ adalah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa dari terbit fajar sampai terbenam matahari disertai niat dengan syarat-syarat tertentu.
Puasa disebut juga menahan makan dan minum, manahan hawa nafsu, perbuatan dan perkataan yang sia-sia, dan perbuatan serta perkataan yang diharamkan oleh Allah Swt.
2. Macam-Macam Puasa
Jika ditinjau dari segi hukum Islam, ada tiga macam puasa yaitu sebagai berikut.
a. Puasa Wajib
Puasa wajib harus dilakukan oleh setiap pribadi muslim, yaitu puasa Ramadan, puasa qada, puasa nazar, puasa kafarat.
b. Puasa Sunah
Puasa sunah apabila dikerjakan, kita akan mendapat pahala, jika ditinggalkan tidak berdosa.
Baca juga: Jadwal Buka Puasa Rajab Batam Senin 22 Januari 2024 Termasuk juga untuk Qadha Ramadan
Contoh: puasa 6 hari di bulan Syawal, puasa Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah), puasa hari Senin dan hari Kamis, puasa ayyamul bidh (hari-hari putih/terang) yaitu tanggal
13, 14 dan 15 setiap bulan qamariyah kecuali 13 Zulhijah.
Puasa sunah buat kalian sangat dianjurkan karena pada usia pertumbuhan seperti usia kalian banyak keinginan yang tidak terkontrol, seperti keinginan makan,
minum, jajan, dan bermain, serta pergaulan.
Nah, puasa sunah sangat baik untuk mengendalikan keinginan yang merugikan. Dengan puasa sunah keinginan kalian akan terkendali.
c. Puasa Haram
Puasa yang tidak boleh dilakukan pada hari-hari tertentu, contohnya puasa dua hari raya Idulfitri dan Iduladha, dan puasa pada hari tasyrik (tanggal 11, 12, dan
13 Zulhijah).
3. Hukum Puasa Ramadan
Hukum puasa pada bulan Ramadan adalah wajib. Hal ini berdasarkan firman Allah dalam surah Al-Baqarah ayat 183. Berdasarkan ayat tersebut, hukum puasa
Ramadan adalah wajib bagi orang yang beriman. Puasa memiliki tujuan yang mulia, yaitu mengharap menjadi orang yang bertakwa. Karena dengan takwa inilah kita akan
senantiasa hidup lebih hati-hati, baik dalam perkataan dan perbuatan. Orang yang
bertakwa selalu menjalankan perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
4. Hari-Hari yang Dilarang Berpuasa
Ada beberapa sumber yang menjelaskan tentang hari-hari tertentu yang dilarang berpuasa yaitu sebagai berikut.
a. Hari Raya Idulfitri dan Iduladha
b. Hari Tasyrik
c. Hari yang diragukan
d. Wis[al (puasa sepajang tahun)
5. Menentukan datangnya Bulan Ramadan
Sering kita menyaksikan ada perbedaan di kalangan umat Islam dalam memulai puasa pada bulan Ramadan. Perbedaan dalam menentukan permulaan puasa bulan
Ramadan disebabkan adanya perbedaan cara menentukannya.
Tahukan kalian cara menentukan datangnya bulan Ramadan? Ada dua cara untuk menentukan awal Ramadan, yaitu sebagai berikut.
a. Melalui ru’yatul hilal, yaitu melihat bulan secara langsung pada akhir bulan Syakban.
Apabila hilal tidak tampak, maka hitungan bulan Syakban digenapkan menjadi 30 hari.
b. Melalui hisab, yaitu perhitungan para ahli astronomi dengan menghitung peredaran bulan terhadap bumi.
Nah, sekarang kita sudah mengerti sebab terjadinya penentuan awal Ramadan di masyarakat. Jika mengalami perbedaan ini, kita harus saling menghargai,
menghormati, dan tidak mengganggap salah satunya paling benar.
Kedua cara menentukan datangnya awal bulan Ramadan tersebut sama-sama didasarkan kepada petunjuk hadis Nabi Muhammad saw.
Sebagai anak muslim yang baik, tentu ketika menghadapi perbedaan seperti ini kita harus saling menghargai.
Sikap saling menghargai akan menciptakan perdamaian dan ketenteraman di masyarakat. Akan tetapi anak muslim hendaknya memiliki ketaatan kepada pemerintah yang melakukan sidang isbat, yaitu penentuan awal Ramadan dan Idulfitri.(*)