BATAM, TRIBUNBATAM.id - Persoalan penggunaan bahasa daerah di Indonesia menjadi perhatian Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Daerah Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI.
Bukan tanpa sebab, di era perkembangan zaman saat ini banyak anak muda mulai meninggalkan bahasa daerah. Tren kebaruan bahasa daerah tak lagi dicintai masyarakat.
Maka dari itu, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Daerah mendorong revitalisasi bahasa untuk mendorong masyarakat mencintai bahasa daerahnya, terutama di Kepulauan Riau (Kepri).
Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Daerah Kemendikbudristek, Hafidz Muksin dalam siaran Podcast di Studio Tribun Batam, Rabu (28/2/2024) mengatakan, pihaknya hadir untuk merevitalisasi. Tujuannya untuk mendorong pelestarian bahasa daerah itu sendiri.
"Kami memiliki fungsi pengembangan, perlindungan. Kami punya tugas penting, yakni revitalisasi, nasionalisasi," ujarnya.
Namun fakta di lapangan, bahasa daerah saat ini mulai banyak ditinggal anak muda. Anak-anak tidak mau lagi menggunakan bahasa daerah, mereka lebih memilih bahasa gaul.
Parahnya, imbas dari kemajuan ragam bahasa, Badan Bahasa mencatat ada 11 bahasa daerah yang punah. Jika ini dibiarkan, maka dapat menghilangkan budaya dan kultur daerah itu sendiri.
“Revitalisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kembali minat anak muda dalam menggunakan bahasa daerah itu sendiri. Jadi supaya anak-anak kita tetap menggunakan bahasa daerah,” ujarnya.
(TRIBUNBATAM.ID/bereslumbantobing)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News