RAMADHAN

Bincang Bareng Ketua MUI Batam dan Kiat Menghadapi Lailatul Qadar saat Ramadhan

Penulis: Yeni Hartati
Editor: Septyan Mulia Rohman
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua MUI Kota Batam, KH Luqman Rifa'i, SAg, MPG.

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Bulan Ramadhan merupakan bulan suci bagi uma Islam.

Di dalam bulan Ramadhan ini, terdapat keutamaan yang dinantikan setiap umat Islam.

Keutamaan itu ialah Lailatul Qadar.

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Batam, KH Luqman Rifa'i SAg, MPG memberi kiat untuk mendapat Lailatul Qadar

Setidaknya kalau kita perhatikan apa yang dipraktekan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW ada beberapa cara untuk kita bisa meraih Lailatul Qadar.

Di antaranya seperti yang kita kemukakan dalam sabda Rasulullah Muhammad SAW.

Baginda Rasulullah Muhammad SAW manakala masuk di sepuluh malam terakhir Ramadan, Beliau mengecangkan ikatan ujung sarungnya, atau tali pinggang celananya.

Lalu beliau menghidupkan malamnya dan beliau membangunkan keluarganya.

Dari Hadist ini setidaknya, kalau kita mengikuti petunjuk Rasulullah SAW yang harus kita lakukan mengecangkan tali pinggang atau ikatan sarung kita.

Walaupun ini makna bukan makna yang sesungguhnya bukan berarti di malam sepuluh terakhir Ramadan harus memakai tali pinggang.

Maksudnya, Rasulullah SAW mengurangi bersenang-senang dengan istri dan keluarganya.

Baca juga: Ketua MUI Batam Ungkap 10 Hari Terakhir Ramadhan dan Lailatul Qadar

"Karena lebih memilih untuk konsentrasi beramal ibadah menjemput datangnya lailatul qadar," ucapnya dalam program Hype Tribun Batam.

Kita tahu Rasulullah SAW sosok yang paling romantis perhatian dengan istri dan anaknya.

Tetapi di sepuluh terakhir ramadan dia lebih memilih untuk beramal ibadah.

Kemudian, kiat yang kedua diajarkan Nabi. Beliau menghidupkan malam sepuluh terakhir.

Maknanya Rasulullah lebih banyak tidak tidur atau terjaga.

Terjaga dan mengisi dari segala amal ibadah. Apakah itu Shalat, zikir, baca Al-Quran, Infaq, Shadaqah dan seterusnya.

"Yang jelas diisi dengan amal-amal sholeh di sepuluh malam terakhir Ramadan," sebutnya.

Ketiga, Rasulullah SAW memberikan teladan kepada kita dan keluarganya dalam menyongsong malam Lailatul Qadar jangan memikirkan diri sendiri tetapi ajak seluruh keluarga kita.

Keempat, yang semestinya dilakukan kalau kita ingin mendapatkan lailatul qadar adalah melakukan iktikaf.

Seperti Baginda Rasulullah SAW yang beriktikaf di malam sepuluh bulan Ramadan.

Pada prinsipnya amal ibadah apa saja yang dilakukan baik itu shalat, zikir, baca Qur'an, majelis ilmu, infaq, shadaqah dan apapun.

"Itu bisa saja mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar," ungkapnya.

Baca juga: MUI Batam Ingatkan Dampak Negatif dari Harta Haram Masuk ke Tubuh

Tetapi iktikaf ini merupakan cara paling mudah untuk mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Terakhir, kiat untuk mendapatkan lailatul qadar sebagaimana riwayat Sayyidah Aisyah RA istri Beliau membacakan doa Allāhumma innaka afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annī. Artinya, Ya Allah, sungguh Engkau maha pemaaf. Engkau juga menyukai maaf.

Oleh karena itu, maafkanlah aku (maafkanlah kami).

"Insya Allah kalau lima kiat ini kita amalkan benar-benar dan kita jaga di malam-malam hari sepuluh ramadan ini. Insha Allah kita di takdirkan oleh Allah SWT mendapat Lailatul Qadar," sebutnya.(TribunBatam.id/Yeni Hartati)

Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News

Berita Terkini