BATAM, TRIBUNBATAM.id - Cuaca terik tak menyurutkan semangat Resi (35), seorang pedagang bendera musiman di Batam merapikan tumpukan kain pernak-pernik bendera dagangannya.
Ditemani sang suami, mereka kompak menata dagangan yang memanjang di ruas jalan pintu II keluar Alun-alun SP Plaza di Sagulung, Minggu (28/7/2024) siang.
Pedagang musiman ini sengaja mulai berjualan pernak-pernik Kemerdekaan jauh hari menjelang puncak HUT Kemerdekaan RI, dengan harapan dapat mengais rezeki lebih banyak dibanding tahun lalu.
Beralaskan kertas karton dengan atap terpal yang ditopang kayu kecil, dua anaknya berteduh di dalam. Sedangkan Resi dan suami merapikan seluruh dagangan yang panjangnya sekitar 10 meter di ruas jalan.
Baca juga: Pedagang Bendera Merah Putih di Tanjungpinang Raup Omzet Ratusan Ribu Per Hari
Di samping bendera yang dijajakan, beberapa bambu dan kayu yang sudah dicat warna juga tampak berjejer di lapak dagangannya.
Siang itu, Resi terlihat sibuk. Ia mondar-mandir menyimpan bendera dagangannya ke sepetak lapak kios yang terbuat dari penyangga kayu dilapisi terpal. Di situlah ia menumpuk barang dagangannya untuk disimpan jika turun hujan.
“Iya, beginilah. Bangunan seadanya. Namanya dagangan di lapak pinggir jalan. Udah jadi risiko,” ucap Resi sembari merapikan dagangannya agar tidak tumbang.
Menjadi pedagang bendera, Resi dan suami tampaknya sudah telaten. Beberapa bendera yang dijual mereka kerjakan sendiri, seperti bendera yang dibuat dalam bentuk ketupat, bendera kecil dengan gagang kayu dan bendera gulung. Semua itu mereka kerjakan bersama-sama.
“Ya, semua kerjakan sendiri. Kami hanya beli bahannya saja. Setelah kami beli baru kami kerjain sama istri,” katanya.
Maka tak heran, pernak pernik semarak hari kemerdekaan lengkap ia jual. Tergantung pesanan dari pembeli.
“Semua bisa kami buat pak. Tergantung pesanan. Mau pakai rumahan, gedung perkantoran dan acara gebyar juga kami terima. Kalau ada yang berminat, bisa ke lapak kami ya,” ucap Resi penuh semangat.
Berdagang bendera, Resi dan suami bukanlah orang baru. Momen kemerdekaan setiap tahunnya mereka gunakan untuk mengais rezeki.
Resi berdagang bendera merah putih sudah sejak 2020 lalu menggantikan orang tuanya yang sakit.
Lapak dagangannya pun tak pernah berpindah. Ia selalu berjualan di lokasi yang digunakan saat ini.
Baca juga: Lanal Tarempa Kibarkan Bendera Merah Putih Dikedalaman Laut 10 M
“Sudah beberapa tahun terakhir ini. Dulu ini lapak orang tua, cuma karena orang tua sakit sekarang kami yang jualan,” ungkapnya.
Lokasi dagangan Resi cukup strategis. Setiap pengendara yang melintas keluar dari kawasan SP Plaza, maka akan mengalihkan pandangan mata ke lapak miliknya, lantaran posisinya di tepi jalan.
Berjualan bendera, Resi mengaku hanya untuk mencari penghasilan tambahan saat momen kemerdekaan. Jika momennya sudah habis, maka ia dan suami kembali sebagai pembuat kue.
“Ini kan hanya musiman saja pak. Paling jualan tiga Minggu saja. Lepas itu, ya balik lagi jadi ibu rumah tangga. Suami buat kue untuk beberapa pesanan,” kata Resi.
Diakuinya, menjadi pedagang bendera adakalanya untung dan rugi. Namun, sejak ia berjualan bendera mulai tahun 2020, ia selalu memperoleh penghasilan tambahan dengan keuntungan bisa mencapai belasan juta.
“Kalau hitungan per hari mungkin gak nentu. Tapi dalam satu musim dari awal sampai selesai jualan, bisa dapat untuk Rp10 juta bahkan lebih,” katanya.
Saat berjualan, suami Resi memilih tinggal di lokasi lapak dagangannya. Suaminya pulang ke rumah hanya untuk mandi dan ganti pakaian.
Mereka jualan sepanjang waktu selama 24 jam. Saat malam hari, ia gantian dengan sang suami untuk menjaga lapak dagangannya.
Adapun harga dagangan bendera Irwandi bervariasi tergantung jenis kain dan ukuran. Untuk ukuran 90×30 cm dijual dengan harga Rp25 ribu sampai Rp30 ribu per lembar.
Sementara untuk ukuran 120×80 cm dijual dengan harga Rp35 ribu sampai Rp65 ribu. Ukuran 150×80 cm dijual mulai dari Rp55 ribu sampai Rp100 ribu. Untuk harga tiang bendera ukuran 3,5 meter dijual dengan harga Rp25 ribu.
“Untuk harga variasi, 1 gulung kalau yang 9 meter sampai 10 meter mulai Rp450 ribu. Bendera mobil, motor ada yang Rp20 ribu. Variasi lah,” tuturnya.
Resi dan suaminya hanya sebagian kecil pedagang bendera musiman di Batam yang berusaha meraup untung jelang HUT RI.
Pedagang Bendera Musiman di Natuna
Tak hanya di Batam, di daerah lainnya di Kepri, pedagang bendera musiman juga mulai menjamur. Sebut saja seperti di Natuna.
Jelang 17 Agustus 2024, sejumlah pedagang bendera merah putih dan umbul-umbul musiman mulai bermunculan di pinggir jalan lintas Kabupaten Natuna.
Satu di antaranya di pinggir Jalan Haji Adamalik, Kecamatan Bunguran Timur. Pedagang bendera musiman sudah mulai menjajakan dagangannya, seperti aksesoris bendera umbul-umbul, bendera background, dan bendera merah putih.
Toni, seorang pedagang bendera musiman mengatakan, ia baru mulai berjualan Sabtu (27/8/2024) kemarin.
Adapun dagangan yang dijual olehnya, ada aksesoris bendera, umbul-umbul, bendera background, dan bendera merah putih untuk rumahan hingga gedung perkantoran.
"Semua jenis bendera dan umbul-umbul sudah ada stok. Saat ini tinggal menjual saja," ucapnya, Minggu (28/7/2024).
Untuk harga bendera dan umbul-umbul yang dijual berbeda-beda, sesuai dengan ukuran dan backgroundnya.
Baca juga: NKRI Harga Mati, Pedagang Bendera Banjir Cuan Jelang HUT Kemerdekaan RI
Seperti untuk ukuran gedung dengan background sepanjang 8 meter sekitar Rp600 ribu/pcs. Berikutnya, umbul-umbul mulai dari Rp60 ribu/pcs.
Selanjutnya, untuk bendera rumahan ukuran kecil sekitar 30 Cm Rp30 ribu, ukuran 60 cm Rp60 ribu, dan ukuran 90 cm Rp70 ribu/pcs, dan ukuran 130 cm Rp90 ribu/pcs.
"Harganya berbeda-beda dan masih bisa ditawar," katanya.
Toni juga mengaku, setiap tahunnya selalu berjualan bendera merah putih dan umbul-umbul.
Barang dagangan itu bukan miliknya sendiri, melainkan milik bosnya.
"Saya hanya menjual, ini bukan modal sendiri. Tapi kan ada untungnya dari setiap bendera dan umbul-umbul yang saya jual," terangnya.
Toni menambahkan, dirinya sudah berjualan di Kecamatan Bunguran Timur mulai 2019.
"Kalau kerjaan saya biasanya jualan gorder keliling. Kebetulan momen jelang 17 Agustus 2024 saya manfaatkan jualan bendera ini," ungkapnya.
Alasan Toni memilih berjualan di pinggir Jalan Haji Adamalik, karena lokasinya tergolong strategis. Sebab jalur ini merupakan tempat lalu lalang warga.
"Posisi ini merupakan akses warga dari kedua lintas di sini, sehingga ada peluang untuk meraup rezeki di sini," tutupnya. (tribunbatam.id/Bereslumbantobing/Alfandi Simamora)
Baca juga Berita TribunBatam.id lainnya di Google News