TRIBUNBATAM.id - Jeka Saragih adalah satu-satunya fighter asal Indonesia yang bertarung di UFC, promotor MMA paling prestisius di dunia saat ini. Minggu lalu dia memang menderita kekalahan setelah dipukul KO saat pertandingan baru berjalan 28 detik di ronde pertama.
Belakangan banyak muncul meme baik gambar dan video yang menggambarkan kekalahannya. Komentar orang-orang Indonesia di sejumlah akun sport yang memposting kekalahannya juga tak kalah kejamnya. Bahkan ada yang sampai hati bilang Jeka harus segera pensiun. What?
kekalahan adalah hal yang biasa di MMA apalagi di kancah UFC. Bahkan Kalah KO dengan cepat juga bukan sesuatu yang sangat mengejutkan. Banyak petarung kelas dunia yang pernah KO di ronde pertama. Mereka kemudian tetap bangkit dan merengkuh kemenangan dalam laga-laga selanjutnya. Matt Frevola misalnya. Pernah di KO dalam pertandingan yang baru belangsung 7 detik. Tapi setelah kekalahan itu Frevola masih bisa menang tiga pertandingan berikutnya berturut-turut.
Waktu KO 28 detik yang menimpa Jeka Saragih itu tidak ada apa-apanya dibanding rekor kalah KO Matt. Bahkan tidak masuk dalam 10 besar waktu KO tercepat dalam sejarah UFC.
Rekor laga Jeka Saragih sebenarnya tak buruk-buruk amat. Dari tiga pertandingan di UFC dia menang sekali dan kalah 2 kali. Itu belum termasuk laga di Road To UFC. Jika pembaca berkenan memasukkan rekornya di Road To UFC, Jeka artinya masih pegang 3 kali menang dan 3 kali kalah dalam laga yang bearfiliasi dengan UFC. Not bad-lah. Secara keseluruhan rekor MMA Jeka Saragih masih 14-5-0.
Anda tentu tahu Merab Dvalishvili, si juara kelas bantam UFC. Dia bahkan kalah dua kali berurutan dalam laga awal UFC-nya di tahun 2017-2018. Enam tahun kemudian, boom dia jadi juara. Jadi rasanya komentar nyinyir netizen yang menonton pertandingan dari rumah lalu bilang Jeka pantas pensiun itu terlalu berlebihan. Jeka masih sangat muda dan dalam kondisi prime-nya yakni 30 tahun.
Orang-orang mungkin lupa perjalanan Jeka Saragih di MMA hingga akhirnya bisa berlaga di UFC. Sebelum masuk ke Road To UFC, Jeka adalah juara interim One Pride. Rekornya saat itu 11-2-0. Di Road To UFC dia menang 3 kali dan hanya kalah dari Anshul Jubli di babak final. Saking terkesimanya dengan eksploisifitas penampilan Jeka Saragih di Road To UFC, Dana White sang presiden UFC tetap menyodorinya kontrak bertanding di UFC meski Jeka kalah di final.
Di pertandingan perdananya di UFC melawan Lucas Alexander, Jeka menang KO. Sementara Anshul Jubli sang juara Road To UFC kalah di pertandingan perdananya.
MMA bukan olahraga biasa. Seperti combat sport lainnya, bertarung dalam ring MMA taruhannya nyawa. Sementara mengetik komentar kejam di medsos tak ada taruhannya. Sok jadi ahli kesehatan MMA dengan bilang Jeka pantas pensiun juga tak membuat kita terlihat pintar. Ada pula yang sok jadi nasionalis sejati dengan bilang Jeka malu-maluin negara Indonesia. Memang si pengomentar itu pernah apa membanggakan Indonesia?
Saat ini Jeka masih satu-satunya atlet Indonesia yang bertarung di UFC dan memegang kontrak pertandingan. Yang pantas menentukan jalan karir seorang Jeka Saragih adalah Jeka Saragih sendiri. Yang menentukan kebangkitan seorang Jeka Saragih adalah Jeka Saragih sendiri.
Kita penonton ya menonton saja. Syukur-syukur nontonnya juga full, bukan dari cuplikan reels Instagram. (pma)