TRIBUNBATAM.id, ANAMBAS - Konselor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Anambas, Erdawati menyoroti belum adanya tenaga psikolog penanganan korban asusila di Anambas.
Ia memandang, pemenuhan tenaga profesional ini harus diprioritaskan oleh pemerintah daerah mengingat layanan tersebut sangat dibutuhkan.
Meski P2TP2A telah ada, untuk pemulihan dan pendampingan kesehatan mental perempuan dan anak korban asusila, bebernya, masih ditangani dan dikirim ke tingkat provinsi.
"Ini sangat disayangkan. Tenaga profesional psikolog perempuan dan anak korban kekerasan seksual di Anambas minim. Bahkan tidak ada. Kalau saya sendiri konselor sampai pendampingan hukum saja," ujarnya kepada Tribunbatam.id, Rabu (9/7/2025).
Menurut Erda, tidak adanya tenaga psikolog pemulihan dan pendampingan kesehatan mental ini membuat penanganan kasus asusila di Anambas kurang optimal.
Bahkan, dengan dikirim ke provinsi sekalipun baginya tidak berdampak signifikan terhadap pemulihan mental dan psikis perempuan maupun anak.
"Pemkab memang ada MoU ke sana. Tapi jujur saja, karena jaraknya jauh dan hanya sekali jalan dengan waktu seminggu, penanganannya hanya 3 kali. Itu kan gak optimal juga. Pemulihan dan pendampingan kesehatan mental anak ini kan butuh waktu lama. Kalau begini, kesannya jadi formalitas saja," jelasnya.
Ringkasnya, sistem penanganan kasus asusila dengan korban perempuan dan anak begitu lemah dan terbatas, sementara permasalahan tersebut selalu ada ditangani.
Dari data pihaknya hingga Juli 2025, sudah ada 9 kasus asusila perempuan dan anak yang pihaknya tangani. Tren ini tergolong tinggi dengan masa waktu belum setahun.
"Saya pikir ini harus jadi atensi serius semua pihak maupun pemerintah daerah. Selain fokus pembangunan infrastruktur dam lainnya, aspek pembangunan mental anak ini juga tak kalah penting," terangnya.
Di sisi lain, dengan proses penanganan hukum yang cukup optimal menjadikan penanganan pemulihan dan pendampingan psikolog serta konselor ini patut disejalankan.
"Persoalan ini hampir setiap tahun saya dorong dan sampaikan baik di dinas maupun di DPRD. Tapi ya begitu, masih begitu saja, belum ada tanggapan serius. Saya hanya berharap, tenaga paikolog khusus pemulihan ini bisa diadakan. Ini penting buat masa depan anak kita," pungkasnya. (TribunBatam.id/Noven Simanjuntak)