TRIBUNBATAM.id - Uang pensiun dan tabungan Nenek Hartinah (83) hampir Rp 1 miliar menguap begitu saja.
Hartinah menjadi korban dugaan penipuan pembangunan apartemen mewah di Surabaya.
Meski telah membayar Rp 924 juta, Hartinah belum mendapatkan unit apartemen karena pembangunan masih pondasi.
Tubuhnya yang mulai lemah kian terlihat lesu saat bersama konsumen lainnya mendatangi kantor PT Tri Karya Graha Utama di Jalan Dukuh Kupang Barat XIX Nomor 35 Surabaya, pada Rabu (9/7/2025) kemarin.
Wakil Wali Kota Surabaya Armuji juga tampak mendampingi konsumen.
Kisah pilu yang dialami Hartinah bermula ia melihat gambar di brosur apartemen terlihat bagus.
Lokasinya strategis di tengah kota yakni di Jl Frontage A Yani Surabaya.
Keyakinannya makin besar karena lokasinya juga sudah dilakukan ground breaking.
Peletakan batu pertama itu juga dihadiri pejabat setingkat menteri dan kepala daerah. Ada juga pimpinan media.
"Saya tertarik karena untuk investasi masa depan juga. Pas ada pameran saya tergoda. Gambarnya mewah. Lokasinya tengah kota. Saya awalnya yakin saja," ucap Hartinah saat ditemui.
Dengan ditemani Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, Hartinah bersama puluhan korban penipuan apartemen mewah yang lain mendatangi kantor pengembang di Jl Dukuh Kupang Barat Surabaya.
Tidak hanya mereka, tercatat ada seratus lebih korban yang sama. Mereka tergiur janji dan brosur yang sama. Apalagi sudah ada peletakan batu pertama pada 2014 lampau.
Pengembang menjanjikan tiga tahun setelah pembelian apartemen akan berdiri mewah. Semua tergoda hingga rata-tata melunasi pada 2017.
"Saya minta menggenapi Rp 924 juta dibantu anak-anak. Tapi sampai 2017 tidak ada bangunan apa pun. Hanya pondasi sampai sekarang," kata Hartinah.
Nenek ini terus merunduk dan tidak tahu harus berbuat apa. Kehilangan uang segitu banyak.