MENDAG KE BATAM

Mendag ke Batam, Budi Santoso Sebut Kemendag Fasilitasi 8.000 UMKM, Transaksi Tembus Rp1,4 Triliun

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

MENDAG RI KE BATAM - Menteri perdagangan Republik Indonesia Budi Santosa foto bersama pejabat di Kepri usai buka Pekan Pengembangan Ekspor di aula Balairung Lantai tiga kantor BP Batam, Kamis (14/8/2025).

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (Kemendag RI) terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menembus pasar ekspor.

Sepanjang Januari hingga Juli 2025, Kemendag telah memfasilitasi lebih dari 8.000 UMKM dengan nilai transaksi mencapai Rp1,4 triliun.

Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Budi Santoso mengatakan, sebagian besar UMKM masih berfokus pada pasar lokal, bahkan 70 persen belum pernah melakukan ekspor.

Padahal, permintaan luar negeri terus meningkat.

“Banyak UMKM yang kaget ketika produknya diminati pembeli luar negeri, tetapi tidak siap memenuhi permintaan. Karena itu, kami rutin mengadakan pelatihan untuk memperbaiki desain, kualitas dan daya saing produk,” ujar Budi di Batam, Kamis (14/8/2025).

Kemendag juga menugaskan perwakilan di berbagai negara untuk mendampingi UMKM, termasuk membantu komunikasi lintas bahasa. 

“Kalau ada pembeli dari Taiwan, China atau negara Arab, jangan khawatir. Perwakilan kami siap membantu menerjemahkan,” kata Budi.

Selain fokus pada pasar ekspor, pemerintah juga menggandeng ritel modern untuk memberi ruang lebih luas bagi produk lokal di dalam negeri. 

“Kalau produk sudah bisa masuk ritel modern, jalannya ke pasar ekspor akan lebih terbuka,” kata Budi.

Budi menegaskan pemerintah telah menyelesaikan berbagai perjanjian dagang Internasional untuk membuka pasar baru bagi eksportir Indonesia.

Perjanjian dengan Kanada dan Jepang telah rampung.

Perundingan dengan negara-negara di sekitar Rusia ditargetkan selesai tahun ini.

Akses perdagangan dengan Uni Eropa juga telah terbuka, memberikan tarif bea masuk mendekati 0 persen.

“Kesempatan ini harus dimanfaatkan oleh pelaku usaha. Jangan sampai pemerintah sudah membuka jalan, tapi pelaku usaha tidak memaksimalkan peluang,” tegas Budi.

Kemendag bahkan membuka kesempatan magang bagi mahasiswa dan putra-putri daerah untuk belajar mencari pembeli (buyer) di pasar internasional.

"Untuk kampus dan juga pemerintah daerah bisa mengirimkan putra putri daerah kekantor kita mengikuti magang, kita siapkan ruangan dan pendampingan, tetapi untuk fasilitas kami tidak tanggung," katanya.

Dia juga mengatakan Kemendag turun langsung ke desa-desa dan kecamatan, mendata produk UMKM, memperbaiki kemasannya, lalu memasarkan,” ujarnya.

Menurut Budi, langkah ini sejalan dengan program Presiden Prabowo Subianto untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 8 persen, salah satunya melalui peningkatan ekspor.

“Kalau kita bisa memanfaatkan semua perjanjian dagang, tarif bea masuk ke banyak negara akan mendekati nol. Ini peluang emas yang tidak boleh terlewat,” kata Budi. (TribunBatam.id/Pertanian Sitanggang)

Berita Terkini