ANAMBAS, TRIBUNBATAM.id - Kedatangan Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I Letjen Kunto Arief Wibowo ke Mako Lanal Tarempa di Kabupaten Kepulauan Anambas, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), disambut atraksi yel-yel prajurit.
Berlangsung di lapangan apel Mako Lanal Tarempa, yel-yel semangat prajurit Lanal Tarempa yang menggelegar mendapat apresiasi dari Panglima Kunto.
Berdiri tepat di hadapan para prajurit, Pangkogabwilhan I Letjen Kunto turut mengikuti irama yel-yel dengan tepukan tangannya.
"Luar biasa. Jalas Veva Jaya Mahe," teriak Pangkogabwilhan I yang diikuti seluruh prajurit Lanal Tarempa, Jumat (15/8/2025).
Usai puas dengan sambutan yel-yel prajurit Lanal Tarempa, oleh Danlanal Tarempa Letkol Laut (P) Ari Sukmana, Panglima Letjen Kunto diajak mengunjungi Museum Lanal Tarempa.
Di sana, dengan seksama dan penuh rasa takjub, Letjen Kunto Arief mengamati pajangan benda sejarah yang turut dijelaskan prajurit Lanal Tarempa.
Ia begitu antusias menyimak deretan foto-foto lawas bangunan Mako Lanal Tarempa pertama kali dibangun di Anambas.
Tak hanya itu, ia juga mendapat cerita tentang momen TNI Angkatan Laut (AL) saat mengawasi langsung arus pengungsi Vietnam pada tahun 1970-an karena perang saudara.
Letjen Kunto juga melihat benda-benda peninggalan masa penjajahan yang terawat rapi, seperti meriam tua, topi tentara, ekor amunisi bom Jepang tahun 1941 hingga topeng penari Gubang.
Dalam sesi wawancara, Pangkogabwilhan I Letjen Kunto Arief mengaku kagum dengan koleksi benda sejarah Museum Lanal Tarempa.
Menurutnya, koleksi ini bukan sekadar barang antik, tetapi memiliki nilai historis asal muasal peradaban maupun perkembangan manusia.
“Museum ini punya peran penting. Di sini, kita menjembatani generasi ke genarasi tentang edukasi dan pengkaderisasi nilai cita dan asal muasal," ucapnya di Museum Lanal Tarempa.
Kunto mengingatkan, nilai-nilai sejarah dalam prosesnya sering kali terabaikan karena tak mampu dipertahankan maupun dijabarkan kepada generasi mendatang.
Untuk memastikan hal itu, museum perlu adanya kerja sama semua pihak, termasuk pemerintah daerah, dalam mengumpulkan dan merawat barang-barang bersejarah.
"Dalam upaya kita menyelenggarakan museum, tentunya ini semua unsur harus terlibat. Harus ada sinkronisasi mana yang perlu diangkat dan mana sebagai penjelasan dan mana sebagai sekadar tontonan, sehingga di sini diketahui mana perkembangan manusia, lingkungan, kemudian tata kelola wilayah sampai generasi selanjutnya," jelas Letjen Kunto.
Di kesempatan itu, ia pun mengajak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Anambas untuk dapat membentuk suatu museum daerah dengan mengumpulkan koleksi sejarah Anambas.
"Ya soal identifikasi benda-benda bersejarah ini peran penting daerah. Jika dari masyarakat ada, maka dapat dikumpulkan dan difilterisasi mana yang terkait militer dan mana yang terkait peradaban masyarakat," pungkasnya. (TRIBUNBATAM.id/Novenri Simanjuntak)