TRIBUNBATAM.id - Sosok eksekutor pembunuhan Kepala Cabang Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta bukan orang sipil biasa.
Emat tersangka yang berperan dalam penculikan, meminta perlindunga Panglima TNI.
Pengacara penculik Eras, Adrianus Agal mengungkap bahwa kliennya diperintah untuk menculik Ilham.
“Adik kami Eras ini diminta untuk menjemput paksa, dimana pada saat adik kami Eras dan kawan-kawan menjemput di waktu sore setelah penjemputan secara paksa itu dilakukan, ada perintah dari oknum yang namanya F untuk diserahkan di daerah Jakarta Timur,” katanya.
Informasinya dari Pasar Rebo para penculik membawa Mohamad Ilham Pradipta ke daerah Cawang.
Setelah menyerahkan, empat penculik tersebut kembali pulang.
“Ada jeda waktu pada saat dijemput paksa dengan diserahkan itu, setelah diserahkan keempat pelaku penjemputan paksa ini mereka sudah selesai tugas dan mereka pulang,” katanya.
Selang beberapa jam, mereka disuruh datang lagi untuk menjemput korban dan mengantarkannya pulang.
“Setelah mereka pulang kurang lebih jeda waktu berapa jam setelah itu mereka dipanggil lagi untuk mengantar pulang si korban,” katanya.
Sesampinya di lokasi ternyata Ilham sudah dalam kondisi tak bernyawa.
“Pada saat ketemu lagi di situlah bahwa mereka melihat korban sudah tidak bernyawa lagi,” katanya.
Baca juga: Eksekutor Pembunuhan Ilham Pradipta Bukan Orang Biasa, Penculik Minta Perlindungan Panglima TNI
Menurutnya kliennya melakukan tugas menjemput jasad Ilham karena penuh tekanan.
“Yang menjadi catatan kami, pada saat mereka mengantar itu mereka juga dalam tekanan,” katanya.
Para penculik ini pun mendapat tugas baru, yakni membuang jasad Ilham.
“Dan mereka salah satu terduga penjemputan paksa menyampaikan ke keluarganya bahwa mereka memang baru diperintahkan untuk membuang jenazah. Jadi peran mereka tuh sampai di situ,” katanya.
Ia mengatakan ada tiga kelompok dalam kasus penculikan dan pembunuhan Ilham.
“Pertama pengintau, penjemputan paksa sama eksekutor. Kami terputus di pengintai sama eksekutor. Adik-adik kami ini perannya hanya untuk mejemput paksa dan memberikan ke mereka,” katanya.
Ia pun membocorkan sosok eksekutor. Menurutnya pihak yang membunuh Ilham bukan warga sipil biasa.
Oleh karenanya kini penculik Ilham meminta bantuan dari Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.
“Karena ini dalam proses penyidikan terhadap perkara ini kami dari pihak keluarga sudah minta perlindungan hukum ke Panglima TNI, Kapolri karena ada dugaan oknum. Oknumnya dari mana ini masih dugaan,” katanya.
Menurutnya oknum yang dimaksud berperan membunuh Mohamad Ilham Pradipta.
“Mereka tidak mengeksekusi. makanya kan ada tiga cluster saya bilang. cluster pertama ittu pengintai mereka mengintai si korban. cluster kedua ada di kita yang empat orang ini yang menjemput secara paksa ini. cluster ketiga yang melakukan eksekusi,” katanya.
“Eksekusi dalam hal ini dari data penemuan kami di palangan, ada dugaan oknum,” tambah Adrianus Agal.
Meski begitu ia tak mengungkap profesi dari oknum yang dimaksud.
“Makanya kita harus hati-hati terhadap berita seperti ini makanya kami minta pelrindungan hukum ke panglima tni, kapolri karena dugaan oknum,” katanya.
“terlalu prematur kalau kita bicara seperti itu (salah satu instansi aparat hukum), biarlah proses penyelidikan langsung dari kepolisian yang memberi pernyataan ke media,” tambah Adrianus Agal.
Reaksi Mabes TNI
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Brigjen TNI (Mar) Freddy Ardianzah mengungkapkan bahwa pihaknya belum menerima surat permintaan perlindungan empat penculik Kepala Cabang Pembantu (KCP) sebuah bank BUMN di Cempaka Putih berinisial MIP (37).
Diketahui, permohonan perlindungan itu terungkap melalui kuasa hukum empat penculik, Adrianus Agal.
"Belum ada permintaan yang dimaksud sejauh ini," kata Freddy kepada Kompas.com, Selasa (26/8/2025).
Freddy menegaskan bahwa Mabes TNI juga belum mendapatkan informasi soal dugaan keterlibatan prajurit dalam kasus tersebut.
Ia pun meminta waktu untuk mendapatkan informasi lebih dalam terkait persoalan ini.
"Sampai saat ini saya belum mendapat info dari Polda Metro terkait keterlibatan prajurit dalam kasus ini. Mohon waktu agar jelas dulu terkait permasalahan ini," ujar Freddy.
Di lain sisi, ia mewakili Mabes TNI mengucapkan duka cita mendalam kepada keluarga, kerabat, dan rekan kerja korban atas peristiwa yang terjadi.
Polisi kejar eksekutor
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur AKBP Dicky mengatakan, pihaknya masih memburu eksekutor pembunuhan Ilham.
“Eksekutornya lagi dikejar, lagi lari,” kata Dicky.
Polisi sudah menangkap delapan orang pelaku atas kasus kematian Kacab Bank BUMN Mohamad Ilham Pradipta.
T, RS, dan RAH, ditangkap di sebuah rumah berkelir merah jambu di Jalan Johar Baru III No.42, RT 05/RW 09, Johar Baru, Jakarta Pusat, Kamis (21/8/2025).
Di hari yang sama, pria berinisial EW alias Eras ditangkap di Bandar Udara Komodo Nusa Tenggara Timur.
Empat orang tersebut merupakan penculik Ilham di area parkir swalayan kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur.
Tiga pelaku berinisial DH, YJ, dan AA ditangkap di Solo, Jawa Tengah, pada Sabtu (23/8/2025) pukul 20.15 WIB.
Sementara pelaku berinisial C diringkus di kawasan Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara, Minggu (24/8/2025) pukul 15.30 WIB.
Sedangkan empat orang ini merupakan aktor intelektual penculikan dan pembunuhan Ilham.
“Benar (4 orang aktor intelektual),” kata Kasubdit Jatanras Polda Metro Jaya AKBP Abdul Rahim.(tribunnews)
Artikel ini telah tayang di TribunnewsBogor.com dengan judul Bocoran Sosok Eksekutor Pembunuh Kepala Cabang Bank BUMN, Penculik Minta Perlindungan Panglima TNI