Kisah Hidup Cik Dol Pengolek Sagu di Karimun, Masuk Hutan Sebelum Matahari Terbit Demi Keluarga

Cik Dol, pengolek sagu di Karimun, Provinsi Kepri berangkat ke hutan sebelum matahari terbit demi menafkahi anak dan istri lewat rezeki yang halal.

Penulis: Fairoz Zamani | Editor: Septyan Mulia Rohman
TribunBatam.id/Fairoz Zamani
PENGOLEK SAGU DI KARIMUN - Pengolek sagu membawa sagu keluar dari dalam hutan perkebunan sagu di Kecamatan Ungar, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Foto diambil baru-baru ini. 

TRIBUNBATAM.id, KARIMUN - Panas matahari di Kelurahan Alai, Kecamatan Ungar, Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) sudah menjadi teman bagi Dol atau yang biasa disapa Cik Dol pengolek Sagu.

Lelaki 56 tahun ini sudah bertahun tahun berprofesi sebagai pengolek sagu.

Keluar masuk hutan sudah ia lalui sejak lama.

Yang ia tahu, bagaimana bisa memberi rezeki halal buat keluarganya.

Dol biasanya berangkat masuk ke hutan setelah salat subuh sebelum matahari terbit.

Ia bergegas untuk membawa batang batang sagu keluar dari dalam hutan dengan menggunakan topi baju kaos celana panjang dan sepatu bot serta alat khusus ngolek sagu

Dukungan dari keluarga tercinta membuatnya tetap semangat menjalani profesinya.

Walau harus berhadapan dengan risiko ketika berada di dalam hutan. 

Rute dan hutan sudah dijalani dari yang terdekat hingga harus masuk jauh ke dalam hutan. 

"Rute ini termasuk dekat dari dalam bawa keluar. Biasanya selesai atau pulang itu ssekira pukul 9 atau pukul 10 malam," ucapnya sambil memegang gelas. 

Dalam profesi yang ia jalani ini, ekstra waspada sangat lah penting, apalagi ketika berada di dalam hutan.

Ia tidak memungkiri sejumlah hewan liar seperti ular dan binatang berbisa lainnya akan selalu ada di dalam hutan. 

"Kalau bintang binatang macam ular, lipan, kalajengking pasti ada. Cuma ya harus hati-hati dan jangan diganggu. Niat kita bekerja di dalam ini," ungkapnya. 

Dalam satu hari Ia mampu memperoleh Rp50 ribu.

Uang yang ia peroleh bisa lebih banyak, tergantung kondisi cuaca dan badan saat itu.

"Misal kalau hari hujan tiba tiba itu jalanan pasti licin itu banjir iya juga jadi kita pasti berhenti karena mikir kedepannya," tambah Dol

Sementara itu, Hasil kerja kerasnya sebagai pengolek sagu tidak sia-sia bagi keluarga tercinta.

Ia mampu menafkahi keluarganya, dan anak anaknya bisa sekolah hingga ke jenjang SMA. 

"Alhamdulillah lah bersyukur aja sekarang ini, untuk kebutuhan istri anak cukup, selalu ada aja rezeki," ungkapnya sembari tersenyum tipis. 

Dengan profesi seperti ini Ia memiliki harapan bisae jadi lebih baik dari segi penghasilan maupun pekerjaan kedepannya sehingga makin kedepannya.

"Mudah-mudahan kedepannya ada kerja yang lebih mantap lah dari sekarang," tutupnya sambil tertawa. (TribunBatam.id/Fairoz Zamani) 

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved