Krisis Air Bersih di Batam

Air Sering Mati Bahkan Hingga 1 Minggu, Warga 2 Kelurahan di Tanjung Sengkuang Ngadu ke DPRD Batam

Hampir satu tahun kurang lebih 1.500 warga di dua Kelurahan di Kecamatan Batu Ampar, Tepatnya Batu merah dan Tanjung Sengkuang Krisis air, bahkan

|
TRIBUNBATAM.id/IAN SITANGGANG
KRISIS AIR - Belasan perwakilan masyarakat Tanjung Sengkuang dan Batumerah minta keadilan di Komisi III DPRD Batam, satu tahun suplai air tidak lancar, Senin (8/9/2025). 

TRIBUNBATAM.id, BATAM - Hampir satu tahun sekitar 1.500 warga di dua Kelurahan di Kecamatan Batu Ampar, Tepatnya Batu merah dan Tanjung Sengkuang mengalami krisis air, bahkan dalam 24 jam air sering tidak mengalir.

Hal itu terungkap saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Komisi III DPRD Kota Batam, Senin (8/9/2025).

Rapat yang digelar di Komisi III DPRD Kota Batam ini dihadiri belasan perwakilan warga mulai dari perangkat RT/RW hingga pegawai di Sekolah dan Puskesmas.

RDP juga dihadiri beberapa anggota DPRD Kota Batam dan juga kepala BP Batam, serta pejabat BP Batam, dan juga pengurus PT Air Batam Hilir (ABH) sebagai pengelola air di Kota Batam.

Dalam kesempatan itu Ketua RW 13 Tanjung Sengkuang Sofian dengan berapi-api menyampaikan keluhan masyarakat yang diwakilinya di hadapan para anggota DPRD dan juga kepala BP Batam Amsakar Achmad.

Sofian menjelaskan kehadiran mereka ke Komisi III DPRD Kota Batam untuk meminta keadilan atas pelayanan Air bersih di Kota Batam.

Dimana warga sudah sangat resah dengan pelayanan PT ABH selama satu tahun belakangan.

"Satu tahun terakhir ini pelayanan air sangat parah, dalam 24 jam sangat sering air tidak mengalir," kata Sofian.

Dia mengatakan khusus di Tanjung Sekuang dan Batu Merah, air biasanya mengalir pukul 02.00 WIB, hingga pukul 05.00WIB, itupun kondisinya sangat kecil.

"Parahnya lagi kadang satu minggu air tidak mengalir sama sekali," kata Sofian.

Dia mengatakan pelayanan air di Tanjung Sengkuang yang paling parah dan jarang mengalir terdapat di RW 3, RW 4, RW8, RW 13, RW 17, RW 11,  dan RW 12.

"Kalau jumlah masyarakatnya kurang lebih 1.500 kepala Keluarga," kata Sofian.

Sofian juga menjelaskan mereka sudah ketiga kalinya meminta keadilan dengan mengikuti RDP di Komisi III DPRD Kota Batam, namun sampai saat ini tidak ada kejelasan.

Bahkan solusi yang diberikan oleh pengelola Air di Kota Batam, hanya manis di depan dan berbeda dengan realisasi di lapangan.

"Dari RDP Pertama solusi yang diberikan yakni dengan membuat tandon air dan juga mengirimkan tangki air ke komplek kemungkinan. Namun janji itu tidak sesuai harapan," kata Sofian.

Sumber: Tribun Batam
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved