Batam Terkini
Nenek Siin Ditipu Rp52 Juta Demi Rumah Impian di Batam, Kini Hanya Tinggal di Gubuk Tanpa Listrik
Di sana, sosok nenek berusia 63 tahun menunggu dengan senyum tipis yang menyimpan luka.
Penulis: Beres Lumbantobing | Editor: Eko Setiawan
Ia menunjuk ke belakang gubuknya di mana ada sebidang tanah kecil yang ia tanami timun dan singkong.
"Itu kebun tempat saya nanam. Dari situ saya dapat uang untuk hidup sehari-hari. Dulu juga dari situ saya kumpul-kumpul uang sampai bisa 52 juta," ujarnya.
Bayangkan, lanjut dia terus mengungkapkan kisah. Bertahun-tahun menanam, memanen, menjual hasil kebun sedikit demi sedikit. Hujan atau panas, nenek tua ini terus bekerja demi mengumpulkan uang untuk membeli rumah impian.
Nenek Siin menarik napas dalam. Ia mulai menceritakan proses penyerahan uang yang kini membuatnya menyesal.
"Pertama saya kasih DP-nya 22 juta pada 22 September 2021. Kedua 30 juta pada 28 November 2021. Total 52 juta," ujarnya.
Pada penyerahan kedua, Nenek Siin sempat kesulitan karena hasil panen timunnya belum dibayar oleh tengkulak. Si Meta dan Nengsih bahkan datang ke gubuknya untuk menagih.
"Datang dia ke sini. Dimaki-maki lah kita di sini. Padahal kita belum dapat uang dari tengkulak. Ya udah, kami nunggu dulu. Eh, rupanya dia maki-maki kita," kenang Nenek Siin dengan mata berkaca-kaca.
Setelah mendapat uang dari tengkulak, Nenek Siin segera menyerahkan uang tahap kedua kepada kedua terlapor.
Setelah uang diserahkan, Nenek Siin menunggu. Ia dijanjikan bisa segera menempati rumah. Katanya, rumah sedang dikontrak oleh orang lain dan begitu kontrak selesai, Nenek Siin bisa masuk.
"Dia bilang itu ada orang ngekos di situ. Nanti kalau orang ngekos itu keluar, kita bisa di situ. Ya udah, saya tunggu," ujarnya.
Tapi hari berganti hari. Minggu berganti minggu. Bulan berganti bulan. Tidak ada kabar dari Meta atau Nengsih.
"Mereka cuma bilang tunggu dan tunggu. Kami hubungi tapi tidak respon-respon. Ditelpon tidak bisa. Di-WhatsApp tidak dibales," ujar Nenek Siin frustasi.
Pada Mei 2022, Nenek Siin mencoba datang langsung ke rumah yang ia beli di Citralaguna. Di sana ia mendapat kenyataan pahit, rumah itu sudah dijual kepada pihak lain.
"Rumah itu sudah dijual sama Brimob. Yang ngekos masih orang itu juga. Jadi dia (Meta) berarti nipu saya," kata Nenek Siin dengan suara putus asa.
Ia mencoba mencari Meta dan Nengsih. Dulu, Meta tinggal di Cipta Asri. Tapi ketika Nenek Siin datang ke sana, Meta sudah tidak ada.
| Jadi Saksi Kasus Penganiayaan ART di Batam, Hakim Ingatkan Roslina untuk Berkata Jujur |
|
|---|
| Sambut Libur Nataru 2026, BPTD Kepri Pastikan Semua Moda Transportasi Aman dan Siap Berlayar |
|
|---|
| Peduli Dapur Warga, Satgas Pangan Polresta Barelang Awasi Harga Beras agar Tetap Stabil |
|
|---|
| Kronologi Gadis Remaja di Batam Dirudapaksa Berulangkali, Pelaku Ternyata Paman Sendiri |
|
|---|
| BC Batam dan Kapal Penyelundu Kejar-kejaran di Perairan Kepri, Ribuan Rokok Ilegal Disita |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/batam/foto/bank/originals/Petani-kampung-Blongkeng-Kelurahan-Cate-Galang-Siin-63-tahun.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.