Batam Terkini
Tangis dan Getar Suara Intan Saat Menceritakan Hari-Hari Kelam di Rumah Roslina
Kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan majikan terhadap asisten rumah tangganya (ART) di Batam meninggalkan luka mendalam.
Penulis: Ucik Suwaibah | Editor: Eko Setiawan
TRIBUNBATAM.id, BATAM - Kekerasan dalam rumah tangga yang dilakukan majikan terhadap asisten rumah tangganya (ART) di Batam meninggalkan luka mendalam.
Trauma yang dialami korban, Intan, tak akan mudah sembuh dalam waktu singkat.
Dalam persidangan, Intan hadir dengan wajah lesu. Bekas kekerasan fisik masih tampak jelas di kantung matanya yang terlihat hitam.
Ia duduk bersebelahan dengan pendamping traumatis, tampak bergetar setiap kali jaksa, kuasa hukum Roslina, maupun hakim mengajukan pertanyaan yang mengingatkannya pada kejadian kelam itu.
Dalam pengakuannya, kekerasan fisik nyaris dialami Intan setiap hari.
Kesalahan kecil dalam pekerjaan yang ia lakukan kerap berujung pada pukulan dan makian dari sang majikan, Roslina, maupun sepupunya, Merliati.
Dengan suara bergetar, wanita berusia 22 tahun itu menjawab pertanyaan jaksa penuntut umum, penasihat hukum Roslina, dan majelis hakim.
"Kekerasan itu dilakukan setelah bekerja kalau ada salah. Aku pernah bilang ampun-ampun tapi tetap lanjut," ujar Intan lirih di ruang sidang, Kamis (13/11/2025)
Tak hanya kekerasan fisik, Intan juga mengaku sering dikunci di dalam rumah, tidak diberi makan, dan diancam akan dibunuh jika mencoba melarikan diri.
"Nggak bisa keluar semaunya. Kalau mau keluar harus izin dulu. Bu Roslina juga pernah mengancam, kalau aku dibunuh di situ dikubur di belakang, nggak ada keluargaku yang tahu," katanya dengan suara pelan.
Kisah kelam itu tak berhenti di situ. Intan menceritakan bagaimana dirinya dipukul, dijambak, hingga dipaksa makan kotoran anjing dan minum air kloset.
Bahkan, jika pekerjaan rumah dinilai tak sempurna, tubuhnya disiram dengan air kotor bekas pel lantai.
"Aku gabisa kabur karena diminta untuk lunasi dulu utangku, gajiku utuk melunasi hutang. Kalau enggak dilaporkan polisi. Hp disita itu juga katanya untuk melunasi hutang terlebih dahulu," terang Intan.
Dalam kesaksiannya Intan pernah dipaksa untuk membuka baju dan disuruh untuk menjadi wanita penghibur.
"Pernah buka baju saya, saya disuruh jadi itu. Dia bilang itu Kata Bu Regina, saya disuruh jual diri aja untuk bayar hutang," kata Intan.
| Terkait Balpres di Batam, Bea Cukai dan Polresta Lanjutkan Penyelidikan |
|
|---|
| Aroma Panas Kasus Balpres di Batam, Direktur Krimsus Polda Kepri Sebut Jadi Atensi Menkeu |
|
|---|
| BP Batam Dukung UMKM Sebagai Bagian Integral Ekosistem Investasi di Batam |
|
|---|
| Beredar Kabar Puluhan Orang Ditangkap Petugas Singapura, Ini Penjelasan Kepala BPBD Kepri |
|
|---|
| Penyidik Ditreskrimsus Dibekali Kemampuan Hadapi Kejahatan Digital dan Ekonomi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/batam/foto/bank/originals/Sidang-Roslina1311-2.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.