Kepsek Hancurkan Mimpi Guru Honorer Karena Tak Mau Jadi Istri ke Dua, Dikeluarkan Dari Data Dapodik

Diduga, nama guru honorer tersebut kini sudah keluar dari data dapodik disebabkan oleh oknum kepala sekolah yang

Editor: Eko Setiawan
TribunLombok.com/Ahmad Wawan Sugandika
INTIMIDASI GURU - Ilustrasi guru. Guru honorer yang berinisial EM dikeluarkan dari Dapodik diduga karena menolak dinikahi Kepsek yang diketahui telah memiliki istri. Kini oknum guru honorer tersebut tidak bisa mengikuti PPG. 

TRIBUNBATAM.id, Lombok Timur - Oknum kepala sekolah diduga menjadi otak dibalik hancurnya cita-cita seorang guru honorer di sekolah SMK Swasta di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Guru Honorer berinisial EM ini merasakan bagaimana hancurnya ketika mimpi yang selangkah lagi akan ia gapai namun digagalkan oleh sistem yang ada.

Diduga, nama guru honorer tersebut kini sudah keluar dari data dapodik disebabkan oleh oknum kepala sekolah yang marah karena sang guru honorer ini tidak mau menjadi istri keduanya.

Dilansir TribunLombok.com, guru honorer yang bernasib pilu tersebut berasal dari SMK swasta di Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sementara pihak yang mengeluarkan guru honorer SMK tersebut dari Dapodik diindikasi adalah kepala sekolahnya sendiri.

Usut punya usut, kepala sekolah (Kepsek) SMK tersebut mempunyai hati kepada sang guru honorer. 

Bahkan kepala sekolah sudah melamar guru honorer untuk dinikahi, namun ditolaknya karena alasan tidak mau menyakiti istri kepsek itu sendiri.

Diketahui, selama ini si kepsek sudah mempunyai istri. Karena penolakan itu, kepala sekolah sempat mengancam guru honorer akan dihapus dari Dapodik.

Dia diduga dikeluarkan dari Dapodik secara sepihak oleh Kepala Sekolah berinisial NT.

Guru honorer yang berinisial EM tersebut dikeluarkan diduga karena menolak dinikahi Kepsek yang diketahui telah memiliki istri. 

SY, pihak keluarga guru EM, mengungkapkan bahwa NT sudah sering kali mengajak EM untuk menikah. 

Hal tersebut diketahui dari percakapan pesan singkat melalui aplikasi WhatsApp (WA) yang dikirim Kepsek kepada EM. 

“Kepala Sekolah ini merayu lewat chat WA dan mengajak adik saya menikah, namun tidak direspon sama adik saya, padahal dia (Kepsek) sudah ada istri,” jelas SY, saat dihubungi pada Selasa (30/9/2025). 

SY mengungkapkan, Kepsek NT juga mengancam EM dikeluarkan dari data guru di Dapodik sehingga tidak bisa mengikuti pendidikan profesi guru (PPG). 

“Saat itu adik saya menanyakan apakah bisa ikut PPG, terus Kepsek ini menjawab kalau tidak menerima saya, saya ceklist namanya supaya tidak dapat, itu kata percakapannya yang saya lihat,” tutur SY. 

Setelah itu, SY kemudian mengecek data EM, akan tetapi tidak bisa login, sehingga ia menduga datanya telah dihapus. 

Sejak saat itu EM tidak masuk sekolah untuk mengajar dikarenakan masih trauma. 

“Saya belum tahu pasti, namun kemungkinan datanya sudah terhapus atau password akun GTK adik saya sudah diganti, karena oknum Kepsek tersebut juga pegang datanya,” terangnya. 

Ia berharap Dinas Pendidikan (Dikbud) Lotim menindak tegas oknum Kepsek tersebut karena dinilai mencederai dunia pendidikan, jika dibiarkan kedepannya dikhawatirkan guru-guru lain jadi korban, bahkan juga bisa menimpa siswa. 

“Ini harus ditindak tegas, kami juga dari pihak keluarga sudah sepakat agar adik saya tidak mengajar lagi di sekolah itu,” tutupnya.

Kepala Yayasan IF menegaskan akan memberhentikan Kepsek NT karena mengeluarkan guru honorer secara sepihak dari Dapodik lantaran menolak diajak menikah. 

IF menilai tindakan oknum Kepsek mengeluarkan EM secara sepihak adalah bentuk kesewenang-wenangan dan penyalahgunaan jabatan. 

“Kami akan mengeluarkannya dari sekolah, yang kami tidak suka, adanya pengancaman kepada bu guru EM, apalagi sampai dikeluarkan dari data Dapodik,” tegas IF.

IF menambahkan, pihaknya akan membahas permasalahan tersebut terlebih dahulu dengan pengurus yayasan sebelum memberikan sanksi.(*)

 

Artikel ini telah tayang di TribunLampung.co.id 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved