WISATA KARIMUN

Wisata Batu Limau Karimun: Bebatuan Unik, Kaya Cerita, tapi Kini Mulai Terabaikan

Batu Limau, destinasi wisata Karimun berbentuk bebatuan besar yang menyerupai berbagai macam benda, dan juga mempunyai cerita legenda tersendiri

Penulis: Fairoz Zamani | Editor: Dewi Haryati
Wisata Batu Limau Karimun: Bebatuan Unik, Kaya Cerita, tapi Kini Mulai Terabaikan - gazebo-batu-limau.jpg
TRIBUNBATAM - FAIROZ ZAMANI
Gazebo di antara batu batu besar di destinasi wisata Batu Limau, Karimun.

KARIMUN, TRIBUNBATAM - Batu Limau termasuk satu dari banyaknya destinasi wisata di Karimun, Kepulauan riau (Kepri). 

Tempat wisata ini terletak di sebuah pulau kecil yang beralamat di Desa Batu Limau, Kecamatan Ungar

Obyek wisata ini terkenal dengan bebatuan besar yang menghiasi pesisir pantai.

Tak ayal lagi, Batu Limau menghadirkan pemandangan yang menakjubkan. 

Untuk menuju wisata Batu Limau ini, pengunjung bisa menggunakan ojek pelabuhan dengan biaya sekitar Rp20 ribu.

Jarak antara Pelabuhan Alai ke Batu Limau kurang lebih 5 kilometer dan dapat ditempuh sekitar 10 menit perjalanan menggunakan kendaraan roda 2.

pemandangan wista desa batu limau
pemandangan wista desa batu limau (TRIBUNBATAM - FAIROZ ZAMANI)


Tempat wisata Batu limau ini juga menyimpan cerita tersendiri.

Menurut warga setempat, nama Batu Limau sudah ada sejak zaman datuk terdahulu.

Nama ini diambil dari sebuah batu berbentuk Limau yang berada di tengah laut. 

Batu berbentuk limau ini akan terlihat jelas ketika air laut surut. 

Saman, warga Desa Batu Limau mengungkapkan, batu-batu besar ini mempunyai nama beserta arti tersendiri. 

"Ada Batu Lesung, batu kelamin laki-laki dan perempuan, Batu Keris, Batu Kapal, dan terutama ada Batu Limau," ungkap Saman kepada TribunBatam.id.

Saman mengatakan, menurut cerita datuk neneknya dahulu, tempat ini pernah disinggahi sekelompok Raja dan Permaisuri beserta jajarannya.

Suatu ketika saat Raja tidak berada di tempat, terjadi hubungan terlarang antara permaisuri dan panglima.

Perbuatan permaisuri tersebut diketahui oleh raja, dan membuat raja murka. Pada akhirnya, raja pun mengutuk mereka. 

"Menurut datuk-datuk kami dahulu, ini semua adalah kutukan Raja terhadap permaisuri dan panglimanya," ujar Saman.

Ia melanjutkan, sekarang Batu Limau tidak semenarik seperti dahulu yang bisa menjadi salah daya tarik masyarakat luar. Satu di antaranya karena kondisinya.

"Kalau dulu banyak yang datang ke sini, bahkan orang Malaysia pun bisa singgah ke sini. Sekarang ini sudah sangat kurang, karena air laut sudah kotor bercampur sampah, dan juga sampah sampah dari dedaunan pohon juga membuat pemandangan tidak semenarik dulu," ujarnya.

Sementara itu, dengan menurunnya para wisatawan yang datang, menyebabkan fasilitas umum seperti toilet-toilet terbengkalai. Hal ini sangat disayangkan.

(TribunBatam.id/Fairozzamani)

Sumber: Tribun Batam
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved