Outlook 2012

Barelang Masih Menjadi Primadona Investasi

Barelang Jadi Primadona Investasi

zoom-inlihat foto Barelang Masih Menjadi Primadona Investasi
Tribunnews Batam / Istimewa
Jembatan Barelang Batam

Pertumbuhan kota Batam sebagai kawasan industri tumbuh semakin pesat. Tidak saja kawasan industri, kawasan permukiman pun semakin menjamur.

Lahan semakin sempit. Ekonomi pun mulai stagnan. Satu-satunya jalan untuk keluar dari masalah tersebut harus mencari lahan baru. Namun kendala lahan kini menjadi polemik yang tak pernah putus.

Terutama untuk status lahan di Rempang dan Galang. Kedua pulau ini hingga kini statusnya masih belum jelas. Upaya untuk memperluas pembangunan ke kawasan tersebut sudah pernah tercetus.

Beberapa tahun yang lalu, saat Wali Kota Batam masih dijabat Nyat Kadir, grup Arta Graha di bawah pimpinan Tommy Winata, berkeinginan menyulap kawasan ini sebagai Kawasan Wisata Terpadu Ekslusif (KWTE).

Namun izinya terganjal di pemerintah pusat. Hingga kini tak terdengar lagi perkembangannya. Hanya saja, fakta di lapangan justru bangunan-bangunan mewah mulai dari resort, restoran, hingga pelabuhan internasional sudah mulai menapakkan kaki, bahkan beroperasi.

Pembangunan di kawasan tersebut menggeliat. Begitu juga Wali Kota Batam Ahmad Dahlan, dalam sebuah kesempatan pernah mengungkapkan akan memanfaatkan kawasan tersebut sebagai kawasan untuk resort, obyek wisata, dan lainnya. "Kita masih usulkan ke BPN pusat namun belum disetujui," ujar Dahlan beberapa waktu lalu.

Direktur Humas dan PTSP BP Batam, Dwi Djoko Wiwoho, juga  mengungkapkan lahan di kawasan tersebut masih terkendala izin dari pemerintah pusat. "Mudah-mudahan di tahun 2012 sudah jelas," tegasnya.

Sementara Dahlan terlihat pesimis. Apalagi sudah beberapa kali mengajukan pengolahan lahan tersebut hingga kini belum ada jawaban. Dahlan justru ingin menitik beratkan investasi ke wilayah Kabil dan Nongsa. Sedangkan untuk permukiman belum ada planning yang jelas.

Di Barelang sendiri sudah nyaris tak ada lagi hutan. Semua terlihat gundul. Justru di kawasan tersebut sudah "dicaplok" sejumlah pihak. Mulai dari warga hingga pejabat.

"Di sana justru banyak dikuasai pejabat di Batam. Ada yang bertanam buah naga dan hasil pertanian lainnya," ujar Asmat, warga Barelang kepada Tribun baru-baru ini.

Di Batam sendiri, pembangunan sudah tak begitu sehat. Bahkan untuk mencari lahan sekolah yang merupakan kebutuhan primer masyarakat, Pemko Batam kesulitan mencari.

Di Batam juga sejauh mata memandang yang terlihat hanyalah bangunan-bangunan gedung bertingkat. Padat, itulah satu kata yang mewakili kondisi Batam saat ini.

Lahan kosong semakin sempit sedangkan pembangunan Batam masih terus berlanjut. Setelah Nagoya, Batam Centre, dan Muka Kuning dipusatkan sebagai konsentrasi kesibukan masyarakat Batam. Tak pelak Barelang menjadi kawasan berikutnya untuk mengembangkan kawasan Batam, selain Nongsa dan Kabil.

Kondisi ini sudah mulai dibaca para pengusaha. Banyak pengusaha yang membangun sejumlah fasilitas di daerah Barelang. Jika dahulunya Barelang hanya dipenuhi dengan hutan-hutan rimbun, namun sekarang tampak pembangunan sudah mulai digalakkan.

Di kawasan Barelang, sejumlah bangunan swasta hingga pemerintah sudah mulai berdiri. Di sebelah kanan jalan dari arah simpang Tembesi, berdiri pangkalan militer Yonif 134.
Apalagi beberapa langkah sebelum Jembatan 1, juga sudah berdiri Pos Pemadam Kebakaran. Di kanan dan kiri sisi jembatan juga sudah tampak pembangunan yang menjanjikan.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved