Penangkapan Sabu 1 Ton
Kapal Pembawa 1 Ton Sabu Sempat Hilang di GPS. Begini Cara Bea Cukai Melacaknya
Penangkapan kapal yang membawa 1 ton 52 kilogram sabu adalah hasil kerjasama antara seluruh kekuatan laut di Indonesia
Laporan Tribun Batam Ian Sitanggang
BATAM TRIBUNNEWS.COM BATAM - Penangkapan kapal yang membawa 1 ton 52 kilogram sabu adalah hasil kerjasama antara seluruh kekuatan laut di Indonesia.
Selain kelolisian, Bakamla, TNI AL dan Ditjen Bea dan Cukai ikut dilibatkan dalam pencarian kapal Wanderlust yang membawa barang haram tersebut dari pelabuhan Taiwan menuju Indonesia.
Hal itu terungkap saat ekspose Kepala devisi humas (Kadiv) Humas Mabes Polri, Irjen Setyo Wasisto bersama Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan dan Kapolda Kepri Brigjen Sam Budigusdian, Senin (15/7/2017).
Kapal itu ditangkap di perairan Tanjung Berakit, Bintan Sabtu (15/7/2017) lalu dan saat ini ditambatkan di Pelabuhan Bea Cukai Tanjunguncang, Batam.
"Kapal Wonderlust awalnya berangkat dari Pelabuhan Kuangh Chi, Taiwan pada 17 Juni 2017, dan melewati laut lepas China, Malaysia dan Singapura, kemudian ke Selat Sunda," kata Iriawan.
Selanjutnya muatan narkotika 1 ton 52 kilogram ini dipindahkan ke dua perahu di Pulau Sagiang, Selat Sunda.
Dua perahu karet ini dibawa ke Anyer, tepatnya ke dermaga Hotel Mandalika yang sudah lima tahun tidak beroperasi.
"Pemilik kapalnya sendiri adalah orang China, dan owner narkotika yang diamankan juga orang China," kata Iriawan.
Sedangkan ABK kapal dan pelaku --diduga kurir-- yang diamankan oleh pihak kepolisian semuanya warga negara Taiwan.
Iriawan menjelaskan, penyergapan dan penangkapan 1 ton sabu ini berkat koordinasi dengan semua stake holder, baik Bakamla, TNI AL, Polair, dan Bea Cukai setelah mendapat informasi dari Central Investigation Biro (CIB) Taiwan.
"Dari data yang diberikan Bea Cukai, ada kapal dari Taiwan yang mengarah ke Indonesia, dan sudah melakukan perjalanan pulang. Namun dalam perjalanan pulang, sinyal GPS kapal tersebut tiba-tiba hilang di perairan Bangka," katanya.
Alhasil, petugas BC kemudian melakukan penghitungan manual perjalanan kapal sejak hilang kontak di perairan Bangka.
"Setelah dilakukan penghitungan, kapal diperkirakan mengarah ke Singapura dan Kepri. Saat itulah semua stake holder bekerja memburu kapal tersebut," katanya.
Akhirnya, kapal tersebut berhasil dicegat di Tanjung Berakit, Bintan.
Dari dalam kapal, polisi mengamankan lima ABK kapal, satu diantaranya dilumpuhkan dengan tembakan.
"Saat ini kita masih kembangkan, apakah ada hubungannya dengan jaringan internasional dan jaringan Sabit. Kita juga masih kembangkan, siapa pemilik narkotika yang dibawa dan siapa pemilik narkotika yang diketahui berkewarganegaraan China tersebut," kata Iriawan.
