Anak Zaman Now Lebih Suka Nonton Video. Lebih Stress Lihat Video Buffering Dibanding Jalan Macet
Generasi milenial, muda (15 - 24 tahun) melakukan streaming 2,5 kali lebih banyak daripada kalangan usia di atas 45 tahun
TRIBUNBATAM.id, JAKARTA - Seiring dengan meningkatnya kecepatan transfer data seluler, bertambah tinggi pula trafik video streaming lewat perangkat mobile.
Menurut data Ericsson dalam paparan Mobility Report 2017 di Jakarta, Senin (18/12/2017), dari keseluruhan trafik data seluler global sebesar 14 exabyte (14 miliar gigabyte) per bulan, sebanyak 55 persennya berasal dari jenis konten video.
Proporsi itu jauh lebih besar dibandingkan jenis konten lain, seperti audio, file sharing, browsing, maupun media sosial.
Baca: Tolak Ubah Sikap Soal Yerussalem, AS Veto Rancangan Resolusi 14 Anggota Dewan Keamanan PBB
Baca: Tahukah Anda, Kenapa Rumah Presiden AS Dinamakan Gedung Putih? Ternyata Begini Sejarahnya
Baca: Begini Penampilan Jennifer Dunn saat di Luar Rumah. Netizen: Takut Dijambak Lagi
Lima tahun mendatang, pada 2023, video diprediksi bakal makin dominan dengan mengambil proporsi 75 persen dari keseluruhan trafik data seluler.
"Pendorong di balik lonjakan tren video adalah generasi millenial, muda -berusia 15 sampai 24 tahun- yang melakukan streaming 2,5 kali lebih banyak daripada kalangan usia di atas 45 tahun," sebut Ericsson dalam keterangannya.
Lonjakan konsumsi video lewat ponsel juga berkontribusi secara langsung ke total trafik data seluler pada 2023 yang diprediksi bisa mencapai kisaran 110 exabyte (110 miliar gigabyte) atau meningkat 8 kali lipat dibandingkan 2017.
Vice President Network Solution Ericsson Indonesia dan Timor Leste, Ronni Nurmal, mengatakan peningkatan konsumsi data untuk video di masa depan bakal dipicu oleh maraknya konten seperi Virtual Reality yang lebih rakus bandwidth dibanding video 2D tradisional
"Misalnya, video 360 derajat di YouTube itu bandwidth-nya 5 kali lebih besar dibanding video 2D biasa. Karena itu bakal mendorong peningkatan trafik besar-besaran," kata Ronni.
Buffering lebih bikin stress daripada jalanan macet
Tren generasi millenial yang getol menonton video lewat ponsel juga terjadi di Indonesia.
Bahkan, dalam sebuah studi neuroscience yang dipublikasikan beberapa waktu lalu, Ericsson mengungkapkan bahwa proses "buffering" (loading video sebelum bisa diputar) ternyata lebih membuat stress pengguna ponsel di Jakarta ketimbang menghadapi jalanan macet,
Fenomena tersebut khususnya mengemuka di kalangan pengguna muda usia 18 hingga 25 tahun yang disebut Ronni memiliki toleransi rendah terhadap waktu "buffering" video.