Gegara DONALD TRUMP, Natal di Yerusalem tak Semeriah Sebelumnya. Turis tak Banyak yang Datang
Insiden ini tampaknya menahan hasrat sejumlah umat Kristiani untuk merayakan Natal di Betlehem seperti tahun-tahun lalu.
TRIBUNBATAM.ID- Misa malam Natal di Betlehem, Yerusalem, Minggu (24/12/2017), berlangsung tenang.
Namun, peserta misa tak sebanyak tahun-tahun lalu, demikian pula turis yang ingin menikmati malam Natal di Tanah Suci tiga agama itu.
Langkah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel telah memicu sejumlah protes yang jamak berakhir bentrok dengan tentara Israel di Betlehem, Yerusalem.
Insiden ini tampaknya menahan hasrat sejumlah umat Kristiani untuk merayakan Natal di Betlehem seperti tahun-tahun lalu.
Kebijakan otoritas setempat yang membatasi perayaan demi mencegah kemungkinan yang tak diinginkan.
Ditambah lagi, dengan ramalan hujan akan turun, menambah alasan berkurangnya peserta misa malam Natal dan perayaan.
Meski begitu, ada saja yang tak peduli dengan semua itu.
Claire Dailout, misalnya, tetap datang dari Perancis untuk merayakan Natal di Betlehem.
"Keputusan satu orang (Trump) tidak bisa mempengaruhi semua Tanah Suci," kata Dailout, seperti dikutip AP.
"Yerusalem adalah milik semua orang, Anda tahu, dan akan selalu seperti itu, apapun yang dikatakan Trump,"tambahnya.
Menjelang tengah hari, Minggu, ratusan orang berkumpul di Manger Square di dekat lokasi utama perayaan Natal di Betlehem.
Spanduk-spanduk Natal berdampingan dengan spanduk protes untuk Trump.
Walikota Bethlehem, Anton Salman, mengatakan, perayaan Natal pada tahun ini sengaja dibatasi sebagai protes kepada Trump.
Baca: KO 128:9 Soal Yerusalem, Dubes AS Tebar Ancaman. Bukannya Takut, 2 Negara Ini Justru Menantangnya
Baca: 128 Negara di PBB Menolak Yerusalem Jadi Ibukota Israel tapi Sikap AS Ini Bikin Geleng-Geleng Kepala