Polisi Ini Tolak Tembak Pria Kulit Hitam, Lalu Dipecat Kesatuannya. Kini Dia Dapat Berkah Berlipat
Stephen Mader menerima kompensasi 175.000 dolar AS, atau sekitar Rp 2,3 miliar.
TRIBUNBATAM.ID, WEIRTON - Seorang mantan polisi di Weirton, Amerika Serikat ( AS), dilaporkan baru saja memenangkan gugatan terhadap mantan kesatuannya.
Dilaporkan The Guardian Senin (12/2/2018), Stephen Mader menerima kompensasi 175.000 dolar AS, atau sekitar Rp 2,3 miliar.
Tidak hanya itu, pengadilan juga memutuskan Kepolisian Weirton tidak akan mencegahnya untuk mendapat pekerjaan di kesatuan lain.
"Di akhir hari ini, saya bahagia karena bisa menuntaskan bab terpenting kehidupan saya dalam sebuah tidur yang nyenyak," kelakar Mader.
Semuanya berawal pada Juni 2016. Ketika itu, Mader menerima panggilan darurat 911 bahwa ada pembunuh berkeliaran.
Baca: HEBOH, Tulang Belulang Raksasa Ditemukan di Tambelan. Unggahan Foto Robby Patria pun Ramai
Baca: Lihat Potret Sang Istri, Barack Obama Langsung Bilang Sangat Hot. Bagaimana Dirinya Sendiri?
Mader bersama rekannya kemudian mendatangi RJ Williams, pemuda kulit hitam berusia 23 tahun, yang tengah memegang senjata.
Alih-alih menodongkan senjata, Mader justru melakukan pendekatan personal dengan mengajak Williams berbicara.
"Dia tidak berbahaya atau dalam keadaan marah. Saya juga tidak menganggapnya sebagai ancaman," ucap Mader.
Namun, ketika Mader berusaha untuk membujuk Williams, dua petugas yang lebih senior datang, dan langsung tiba-tiba menembak mati Williams.
Dalam 10 hari kemudian, Kepolisian Weirton mengirim surat pemecatan kepada Mader.
Dia dianggap tidak bijak dalam menangani kasus Williams.
Baca: MENANTU Presiden AS Dilarikan ke RS Pasca-buka Surat Berisi Bubuk Putih. Jebakan Antraks Marak Lagi?
"Realitas menjadi polisi adalah, membuat keputusan lebih baik dari pada tidak sama sekali," demikian isi surat yang diterima Mader.