SELAMAT HARI KARTINI! Inilah Sepenggal Kisah Sedih Putra Semata Wayangnya yang Nyaris Terlupakan

Dari sosok RA Kartini yang menjadi pahlawan nasional dan figur panutan, terselip kisah sedih terkait anak pertama dan satu-satunya.

Kolase Tribun Jabar
RA Kartini dan sang putra, Soesalit Djojoadhiningrat. 

TRIBUNBATAM.id- Hari ini, Sabtu (21/4/2018), seluruh warga Indonesia merayakan Hari Kartini, sebagai tonggak perjuangan dan emansipasi wanit.

Dari sosok RA Kartini yang menjadi pahlawan nasional dan figur contoh bagi wanita Indonesia, terselip kisah sedih terkait anak pertama dan satu-satunya.

Ia adalah Soesalit Djojoadhiningrat, lahir pada tanggal 13 September 1904.

Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun.

Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Sosok Soesalit seolah 'terlupakan', padahal sumbangsih ibunya terhadap Indonesia harusnya diganjar beribu-ribu pujian.

Sejak kecil, Soesalit harus merasakan kepiluan ditinggal pergi ibu untuk selamanya.

Saat itu, ayah Soesalit adalah Bupati Rembang, Raden Mas Adipati Ario Djojoadiningrat.

Ketika Soesalit berusia delapan tahun, Ario Djojodiningrat menyusul sang istri ke hadapan Sang Pencipta.

Baca: Kumpulan Ucapan Selamat untuk Wanita Istimewa dan Kartini-Kartini Zaman Now

Baca: Kontroversi Kepahlawanan Kartini. Dari Dugaan Rekayasa hingga Perjuangan Emansipasi Wanita

Soesalit yang sudah tak punya ibu dan ayah di usia muda itu kemudian diurus oleh kakak tiri tertuanya Abdulkarnen Djojoadiningrat.

Mulai dari urusan sekolah hingga pekerjaan.

Abdulkarnen nantinya memangku jabatan sebagai Bupati Rembang menggantikan ayahnya.

Soesalit Djojoadhiningrat bersekolah di Europe Lager School (ELS), sekolah elit untuk anak Eropa dan pembesar pribumi.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved