TEROR BOM DI SURABAYA
Setahun Tak Berkunjung, Pelaku Bom Mapolrestabes Surabaya Temui Orangtuanya Sebelum Aksi
Tri Murtono, salah satu terduga pengeboman Mapolestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) pagi dikenal sangat tertutup.
TRIBUNBATAM.id, SURABAYA - Tri Murtono, salah satu terduga pengeboman Mapolestabes Surabaya, Senin (14/5/2018) pagi dikenal sangat tertutup.
Iajarang mengunjungi rumah mertuanya, di Jl. Krukah Selatan XIB Ngagel, Rt 09, Rw 5, Ngagel Rejo, Wonoreo, Surabaya.
Bahkan, alamat asalnya pun tidak ada yang tahu.
Hal itu diungkapkan oleh Ahmat, salah satu keamanan Rt rumah tempat tinggal istri Tri Murtono (50) di Jl. Krukah Selatan XIB.
Baca: Setelah Bom Meledak, Perwira Polisi Ini Langsung Sambar Anak Pelaku Bom: Saya Takut Mobil Terbakar
Baca: Densus 88 Tangkap 13 Terduga Teroris di Surabaya dan Sidoarjo, 4 Tewas Ditembak
Baca: Pelaku Ledakan Bom di Mapolrestabes Surabaya Juga Satu Keluarga. Anak Paling Kecil Selamat
"Pak Tri kurang begitu bersosialisasi dengan tetangga, Mas, ke sini juga jarang. Kalau nggak salah sudah setahun lebih tidak ke sini," ungkapnya, Senin malam (14/5/2018).
Ahmat juga tidak terlalu mengenal alamat asal Tri Murtono, karena sangat tertutup.
"Alamat asal kita juga kurang tahu, tapi dulu pernah denger dari Ponorogo, benar enggaknya saya kurang tau pasti," terangnya.
Begitu juga dengan pekerjaan Tri Murtono, Ahmat juga tidak mendapatkan info terlalu banyak.
"Kurang tau juga kerja apa, tapi katanya dia usaha etalase perabotan rumah tangga," tuturnya.
Sementara tentang istri Tri Murtono, Tri Ernawanti (43), Ahmat sedikit banyak mengenal, karena sudah lama menjadi tetangga.
"Kalo Erna, sedikit banyak saya tahu, Mas. Dia orangnya baik, suka nyapa juga kalo lewat," ungkap Pak Ahmat.
Tetapi, Erna juga jarang mengunjungi rumah ibunya yang ada di Jl. Krukah Selatan.
"Tapi memang Erna dan keluarga juga jarang ke sini sejak pindah rumah. Pindahnya juga kami nggak tahu dimana, soalnya mereka pindah-pindah," terangnya.
Ditambakan, Erna memiliki tiga orang anak, secara berurutan dari yang paling tua ada Df (18), Dr (14), dan Ais (7).
"Df baru kuliah, kalau nggak salah di Unair. Kalau Dr masih SMP, sementara yang paling kecil masih kelas 3 SD," tambahnya.