Mahathir Potong Gajinya dan Para Menteri 10 % tapi Dianggap tak Selesaikan Masalah, Hanya Pencitraan
Kebijakan tersebut dipandang sejumlah kalangan tidak akan menyelesaikan masalah keuangan negara karena hanya bersifat simbolis.
TRIBUNBATAM.id- Sejumlah pihak memandang langkah Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad memotong gaji dirinya, wakilnya dan para menteri kabinet sebesar 10 persen akan diikuti sejumlah kebijakan lain.
Pernyataan pemotongan gaji itu dilontarkan Mahatir pada Rabu (23/5/2018).
Namun, kebijakan tersebut dipandang sejumlah kalangan tidak akan menyelesaikan masalah keuangan negara karena hanya bersifat simbolis.
"Mereka tidak akan terus memotong gaji-gaji pekerja-pekerja kerajaan (pemerintah) yang di bawah, serta merta. Saya yakin kerajaan yang ada hari ini akan memotongkan belanja setiap kementerian-kementerian yang mungkin telah melakukan pemborosan membeli makanan yang terlalu banyak atau membuat rapat yang menghabiskan biaya terlalu tinggi,"kata Adli Amirullah, pengamat ekonomi dari IDEAS (Institute for Democracy and Economic Affairs).
Dia menambahkan, jika itu tidak cukup maka ia akan sampai suatu tahap dimana terpaksa memotong gaji-gaji pekerja kerajaan.
Mahathir mengatakan, sejumlah kebijakan penghematan ini untuk mengatasi utang negara sebesar satu triliun ringgit atau Rp3.563 triliun, sekitar 65 persen dari PDB.
Berdasarkan belanja negara pada tahun 2018, IDEAS menyatakan belanja operasi (operating expenditure) Malaysia memang lebih besar jumlahnya daripada pembelanjaan untuk tujuan pembangungan (development expenditure).
Baca: Putri Anwar Ibrahim Nurul Izzah Tolak Jabatan Menteri, Ini Daftar Lengkap Kabinet Mahathir Mohamad
Baca: Begini Mahathir Menyambut Puasa. Beli Sandal Bata Rp 40 Ribu dan Kemeja Beli 1 Gratis 1
Tetapi apakah para pejabat lain akan siap menerima pemangkasan gaji, biaya rapat, makanan dan lain-lain terkait dengan pekerjaaan mereka?
Profesor P. Ramasamy, wakil menteri besar Negara Bagian Penang mengatakan kebijakan yang bersifat simbolis ini janganlah di besar-besarkan, dikait-kaitkan dengan pemotongan gaji pejabat pemerintah di bawahnya.
"Anda jangan besar-besarkan isu pemotongan gaji. Ini bukan issue besar, ini simbolik supaya kita ini jimat (hemat) cermat, itu saja. Pemotongan gaji ini bukannya pemotongan gaji sampai 50 persen, 60 persen, ini 10 persen saja,"kata Ramasamy yang sebelumnya adalah dosen politik Universitas Nasional Malaysia.
"Ini bermakna bahwa Dr Mahathir mengatakan bahwa rakyat Malaysia ini kita perlu hemat, sebab negara ini mengalami keadaan utang yang begitu besar," tambahnya.

Selain mengurangi belanja negara, Mahathir juga menutup sejumlah jabatan yang tumpang-tindih, lewat penyatuan, penutupan atau tetap pada struktur sebelumnya.
Dia juga mengatakan proyek-proyek mahal yang dijalankan oleh pendahulunya, Najib Razak, juga akan dipangkas.
Di antaranya adalah megaproyek pembangunan jalur kereta cepat Kuala Lumpur - Singapura.
Biaya hidup akan terjangkau?