Historia
Aksi TNI Habisi Makar PRRI/Permesta Bikin Militer Amerika Kalang Kabut. Ini Kisah di Baliknya!
Militer Amerika Serikat kebat-kebit saat TNI menghabisi makar PRRI/Permesta yang terbukti disusupi CIA, dinas mata-mata Amerika Serikat
TRIBUNBATAM.ID-Tahun 1958 hingga 1961 pemerintah Indonesia dipusingkan dengan berbagai urusan mengancam kedaulatan negara baik dari dalam maupun luar negeri.
Belum juga selesai urusan merebut Irian Barat dari tangan 'Kompeni' Belanda, republik juga harus berjibaku menghadapi pemberontakan cukup serius dari Perdjuangan Rakjat Semesta dan Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (Permesta & PRRI).
Cukup serius karena pemberontakan ini berskala besar yang berpusat di pulau Sulawesi dan Sumatera.
Baca: Mengenal Tim Nanggala! Intelijen Tempur Kopassus Yang Sering Gunakan ‘Nama Wanita’ Sebagai Kode
Baca: Mengenal Jenderal Hoegeng, Kapolri Paling Legendaris di Kepolisian. Ini Sepak Terjangnya!

Baca: Jangan Panik! Penyakit Asam Urat Dapat Diatasi Pakai 3 Ramuan Alami! Ini Rahasia Membuatnya!
Baca: Jangan-jangan Ponsel Anda Termasuk? Inilah Daftar 10 Ponsel Terlaris Sepanjang Masa
Lebih mengkhawatirkannya lagi Permesta dan PRRI gerakannya didukung oleh CIA Amerika Serikat melalui operasi terselubung mereka di tanah air.
Pemerintah pusat lantas melihat perlunya tindakan militer untuk menumpas Permesta dan PRRI.
Maka Maret 1958 TNI menggelar operasi militer skala besar untuk menggulung kekuatan Permesta dan PRRI yang memiliki basis kuat di Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
Operasi militer tersebut bernama Operasi Tegas.
Sasaran yang disasar dalam operasi Tegas ini adalah merebut dan menguasai Riau.
Dipilihnya Riau sebagai sasaran operasi karena posisi Riau cukup strategis lantaran berbatasan dengan jalur lalu lintas laut internasional.
Menguasai Riau juga akan menutup kemungkinan pemberontak melarikan diri melalui selat Malaka.
Selain itu di Riau juga ada perusahaan minyak Caltex milik Amerika Serikat.
TNI melibatkan semua unsur baik darat, laut dan udara bahkan Polri ikut disertakan demi menyukseskan operasi militer ini.

Belum juga operasi dilancarkan, Duta Besar AS untuk Indonesia saat itu, Howard Jones bersama beberapa petinggi Caltex bertolak ke Jakarta bertemu Perdana Menteri Juanda.
Howard dan pejabat Caltex bermaksud memberitahu Juanda jikalau banyak warga dan investasi AS berada di Riau.
Ia khawatir jika operasi Tegas dilancarkan maka akan membahayakan jiwa warga AS dan investasi mereka disana.